Dua - Slippery road

2.6K 332 144
                                    

.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

--××°°××--

.


Seperti jalanan licin sehabis hujan karena kemarau panjang. Naruto hilang kendali. Bahkan rem pertahanan itu tidak bisa menghentikan pikiran liarnya. Yang ada dia justru meluncur. Memangkas jarak dan bersiap menuju kehancurannya sendiri.

Naruto gelisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Naruto gelisah. Lampu sudah dimatikan, dia sudah berbaring namun matanya masih nyalang. Antara kesal sekaligus sesuatu yang lain. Sesuatu yang berkedut di batangnya. Panas yang menyerang tubuhnya meski ruangan sudah didinginkan, dan ia sudah bertelanjang dada.

Naruto duduk. Matanya terpekur menatap karpet di bawah kakinya. Pikirannya kalut akibat bayangan tubuh Hinata yang tampak rapuh sekaligus menggoda dengan lekuk tubuh sempurna. Senyumnya yang malu-malu. Sikap manjanya. Dan suara halusnya yang kadang canggung menyuarakan nama Naruto.

Hasratnya kian membara, kedua orang tuanya mendadak ahli dalam mengomporinya. Bahkan mereka tanpa sadar menyiramkan bensin pada kobaran gairah Naruto.

"Hinata bukan anak kandungku." Kushina berkata lirih. Suaranya bahkan terngiang sampai sekarang, bahkan setelah pembicaraan itu berlalu.


...

..

.


Malam itu, setelah Hinata pamit kembali ke kamarnya di lantai dua, kedua orang tuanya mengajak bicara serius di ruang kerja.

Ruangan kerja ayahnya mendadak seperti tungku. Naruto kepanasan akan fakta itu.

"Syarat kami rujuk adalah Minato menganggap Hinata seperti anak sendiri. Karena itu adikmu masihlah menjadi Hyuuga. Pewaris dari Hiashi, mantan suami yang bahkan mati setelah menandatangani akta nikah."

ME ETHERNA [M] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang