In Vitro Fertilization

25

Disclaimer :

Beberapa lagu, Image/ Screenshot, Picture, yang terdapat di dalam cerita fiksi ini di ambil dari banyak sumber

dan penulis menambahkannya dalam cerita fiksi ini semata mata sebagai sarana agar pembaca dapat ikut melihat imajinasi penulis

Hak Cipta sepenuhnya milik pemilik aslinya, tanpa bermaksud merugikan pihak manapun.

.
.
.
.
.
.
.

Happy reading

💜💜💜

Setelah tiga hari berlibur di bali akhirnya mereka kembali ke jakarta untuk kehidupan yang lebih nyata,

Mereka memang tidak melakukan apa pun yang berkaitan dengan malam pertama apalagi sex, tapi pulau Dewata itu telah menyemai perasaan indah di hati mereka masing masing,

keduanya telah menyimpan rasa yang lebih dari kepada seorang lelaki dan seorang perempuan,

melainkan seorang yang penting dimana mereka bisa saling menitipkan rasa, sandaran dan menegakkan tubuh yang lemah, ikatan yang lebih dalam dari kata cinta ...

.

.

.

Damar membawa anak dan istrinya ke apartementnya, karena dia ingin Mina dan Langit yang memilih rumah jika mereka memutuskan membeli rumah, jadi lebih baik untuk tinggal di apartement.

Mina berkali kali berteriak saat masuk ke apartement Damar, bagaimana tidak ...

jika di bandingkan apartementnya sungguh terlihat sangat menyedihkan dari sini,

tapi bukan karena kemewahan yang dia terima, Mina membayangkan bagaimana Damar yang memiliki kemewahan ini bisa turun hingga level terbawah untuk bermain bersama Langitnya.

.

"Daddy pasti jijik ya waktu pertama kali ke apartement ku" gumam Mina melihat kemewahan apartement Damar,

.

"Sedikit ... bukan jijik karena lokasi atau bangunannya, tapi aku pikir rumah itu kotor dan kurang terawat, itu saja ..."

.

"Tapi ya jelas beda dad ...

kalian bayar maintenance aja seharga sewa apartement aku waktu itu, ya jelas ...

rego gowo rupo ...

pokok'e duwet iku namber wan"

.

"Hmmm ... iya, kalo ga ada bayi tabung juga ga akan ada Langit kan ...

Bayi tabung itu mahal ..."

.

"Pake acara ketuker lagi ..."

.

"Di tu kar ... beda Mina !"

.

"Tapi kalo ga di tu kar itu, Langit ga ada lo dad ..."

.

"Hmm ... aku suka caramu memanggilku mom ..."

.

"Udah beresin tuh barang, aku mau main sama Langit, dia udah ugat uget ..."