SA : 04

386 54 5
                                    

Hampir satu minggu berlalu, Wonwoo baru menyadari jika Jennie selalu menghindar darinya. Ia berfikir, mungkin mood Jennie sedang kurang bagus karena kedatangan tamu. Namun, saat tanggalnya sudah berakhir pun, Jennie masih berusaha menghindarinya.

Wonwoo memutuskan untuk menanyakan apa penyebab sikap Jennie padanya itu dengan mendatangi apartemen Jennie pagi-pagi sekali. Gadis itu biasanya akan keluar apartemen untuk sekedar menikmati angin di pagi hari.

Namun pagi ini, Jennie tak melakukan hal itu. Sudah hampir dua jam sejak Wonwoo menunggunya di depan pintu apartemen, Jennie sama sekali tak menunjukkan keberadaannya sedikitpun.

Wonwoo berulang kali menelpon gadis itu, tetapi ponselnya tak dapat dihubungi. Saat Wonwoo akan menekan bel, Jennie tiba-tiba membuka pintu dan tampak terkejut melihatnya.

Jennie menghela nafas kasar. Dengan berat hati, ia bertanya, "Kenapa?"

"Gue mau ngomong, berdua." balas Wonwoo, dengan penekanan pada akhir kalimat. "Gue—,"

"Lo ngapain pergi ke apartemen Joy malam itu?"

Alih-alih menanggapi permintaan Wonwoo, Jennie langsung menanyakan hal apa yang telah menghantui pikirannya selama hampir satu minggu itu.

"Nyuruh dia hati-hati." balas Wonwoo setelah lama terdiam. Seolah itu adalah jawaban paling aman yang dapat ia katakan.

Jennie mengernyit bingung, "Tentang?"

"Lo tau berita tentang mayat di dalam karung? TKP-nya ada di Twins Caffe, tempat Joy sering beli kopi di sana. Gue nyuruh dia buat jaga-jaga, karena bisa aja dia jadi tersangka... atau malah sebaliknya."

Jennie terdiam sejenak, mencoba mencerna setiap perkataan sang kekasih, "Joy bilang sesuatu?"

Tanpa ragu, Wonwoo mengangguk, "Dia pernah liat wajah pelakunya."

"Terus, kenapa dia ga lapor polisi?"

"Itu masalahnya. Dia nolak buat jadi saksi."

"Kenapa?" tanya Jennie benar-benar tak habis pikir.

Wonwoo menggelengkan kepalanya, "Rowoon mutusin bikin surat panggilan buat Joy malam itu juga, tapi kita gagal. Maaf, gue bener-bener minta maaf."

Jennie menatap Wonwoo tak percaya. Ia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya pada pria yang bernotabene sebagai kekasihnya itu.

"Can you tell me more about what happened that night?"




°°°°°




"I can't talk to her anymore, karena Sungjae tiba-tiba dateng."

"Tengah malem banget?"

Wonwoo hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Ia membawa Jennie melewati garis polisi, untuk masuk ke dalam apartemen Joy.

"Ngapain dia ke apartemen Joy malem-malem?"

Wonwoo menggeleng sembari mengedikkan bahu. "Gue udah cek CCTV. Sungjae keluar sebelum Joy tewas. Artinya, ada kemungkinan dia bukan pelakunya."

"Terus, ada orang lain yang masuk ke apartemen Joy sehabis lo sama Youngjae?" tanya Jennie kelewat penasaran. Gadis itu terus menyerang kekasihnya dengan ribuan pertanyaan di benaknya.

Wonwoo nampak menghela nafas panjang, ia membalas, "Rekaman CCTV di semua area apartemen dari jam 1 sampai 5 pagi hilang. Gue sama Rowoon lagi nyuruh orang buat ngebalikin rekamannya."

Jennie hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian, ia berkeliling mencari petunjuk yang mungkin ditinggalkan oleh Joy, sementara Wonwoo tampak sibuk berdiskusi dengan rekan-rekannya.

[✓] Secret AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang