Ciuman Kasar

4.3K 266 10
                                    

Beberapa hari kemudian....

Aku mulai terbiasa dengan kehidupan baruku sebagai Alexa Reventrien. Kebencian yang melekat pada orang-orang tak bisa kuhilangkan semudah aku mencuci baju. Dalam hening dan dingin rumah besar ini aku hanya ingin hidup dengan damai. Meski setiap hari aku mendengar cacian dan gosip yang dibicarakan para pelayan,setidaknya mereka belum berani memukulku.

Siang ini aku diminta kepala keluarga Reventrien alias ayahku,Duke Benedict Reventrien,untuk makan siang bersama di meja makan.

Dalam ingatan yang kudapat. Saat Alexa berusia 4 tahun,Alexa pernah mengacaukan acara makan bersama keluarga hingga membuat Miranda terluka karena tak sengaja membuat sebuah pisau menyerempet lengan dan putih Miranda hingga berdarah. Sebenarnya hanya luka kecil,namun semua orang tampak marah dan menyuruh Alexa keluar dari ruang makan dan dia kemudian dibawa beberapa pelayan untuk dikurung di ruangan gelap dan pengap seperti gudang selama berhari-hari tanpa makan minum yang cukup.

Setelah demam tinggi dan mimisan,Alexa akhirnya diperbolehkan kembali ke kamarnya. Namun sejak saat itu,dia tidak pernah lagi mau makan bersama keluarganya.

Yah kenangan yang buruk untuk seorang penjahat seperti Alexa. Mungkin itu sebabnya dia enggan berbelas kasihan pada orang lain dan terjerumus kedalam kejahatan.

"Nona Alexa sudah tiba",ucap seorang prajurit yang berjaga di depan pintu ruang makan sambil membuka pintu.

Aku melangkah masuk dan memilih duduk di kursi paling ujung,jauh dari jangkauan Miranda,Ben,Arnold,dan Benedict.

"Ayo semuanya,makan",ucap Benedict pada anak-anaknya.

Semuanya,termasuk aku,juga mulai menyantap hidangan dengan tenang. Entah hanya perasaanku saja atau apa. Pisau untuk memotong steak yang kupakai terasa tumpul dan tak bisa memotong daging di piringku barang sedikit. Karena tak ingin membuat keributan,aku memilih untuk memakan sup yang ada di dekatku. Sup yang hanya berisi 3 potongan wortel dan 1 potongan kentang dengan banyak kuah seperti air kobokan.

Yah mungkin ini perlakuan dari para pelayan untuk seorang Alexa yang jahat. Sudahlah.

Aku menyelesaikan makanku dan meneguk air putih. Aku melihat buah-buahan segar di dekat mereka,namun sangat jauh dariku. Rasa lapar membuatku ingin sekali berdiri dan mengambilnya,namun rasa malu dan sungkan menguasaiku sampai akhirnya aku hanya bisa meliriknya sebentar dan mengelap bibirku dengan serbet.

"Kau makan cepat sekali. Apa kau begitu kelaparan sampai tidak memperlihatkan tata kramamu?",cela Ben dengan senyum menghina.

Miranda tampak menatap Ben dan menggeleng. Seolah meminta Ben untuk berhenti.

"Saya makan cepat karena memang sudah terasa kenyang Tuan Muda Duke. Maaf atas ketidak sopanan saya yang mengganggu penglihatan anda. Saya akan undur diri jika tidak ada lagi yang ingin dibicarakan",ucapku dengan suara rendah dan sesopan mungkin.

"Tunggu Alexa",ucap Benedict alias ayahku yang sekarang sambil meletakkan gelasnya.

Aku duduk dengan tenang dan mendengarkan.

"Aku mendapat sebuah surat dari kekaisaran. Entah apa yang kau perbuat di pesta waktu itu sampai membuat Kaisar memberikan surat. Kau tahu kan jika kau dalam masalah berkaitan dengan Kaisar aku dan semua orang di keluarga ini tak bisa membantumu?",ucap Ayahku dengan ekspresi tidak senang. Pelayannya menghampiriku dan meletakkan sebuah surat berstempel lambang naga emas di depanku.

Aku menatap semua orang di ruangan tersebut. Dari wajah mereka semua tersirat ucapan.

'Salah sendiri banyak tingkah. Benar-benar merepotkan. Entah kenapa pembawa sial ini terlahir di keluarga ini'

The Tyrant's Favorite Ugly VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang