"Hei hei dengar!. Aku mendapat kabar dari orang-orang tentang desa yang paling dekat dari sini. Kata mereka,para pasukan Kekaisaran Lenka sudah memasuki desa sejak semalam,tapi anehnya para penduduknya sudah tidak ada dan rumah-rumah mereka juga kosong. Kemana mereka pergi?",tanya seorang anak laki-laki bertubuh mungil dengan rambut berwarna coklat. Dia sedang berkumpul dengan teman-teman sebayanya ."Mungkin mereka sudah kabur dan bersembunyi",ucap salah seorang anak perempuan berkuncir 2 di sebelahnya.
"Tapi itu terasa sangat aneh. Aku baru pertama kali mendengar ada penduduk desa yang semuanya lolos dari kerusuhan seperti itu. Bahkan desa kita dahulu saja bisa dihancurkan & banyak memakan korban jiwa",ucap anak lain berkepala plontos yang sedang duduk diatas dahan pohon yang cukup kokoh menopang tubuhnya.
Seorang anak perempuan dengan rambut berwarna coklat diantara mereka tampak hanya diam saja dengan kepala tertunduk. Wajahnya tampak sedih & murung. Anak-anak lain saling menepuk lengan mereka agar berhenti membahas hal itu.
"Ma-maaf ya Caerish,kami tak bermaksud membuatmu sedih",ucap gadis kecil yang berkuncir 2.
"Tidak apa-apa Erin Aku hanya sedang lapar saja. Bagaimana kalau kita makan?",tanyanya mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Ah iya. Aku juga sudah lapar. Tapi kita harus menunggu sampai para Bibi galak itu selesai memasak dulu baru kita bisa makan",ucap si anak laki-laki rambut coklat.
"Pasti masih lama. Huftt",ucap mereka sambil menghela nafas bersamaan.
"Apanya yang masih lama?",tanya seseorang dari belakang si gadis berkuncir 2 bernama Erin.
"Aaaa!!",teriak Erin karena terkejut.
"Erin!",teriak Caerish & teman-temannya.
"Hah!. Siapa kamu?!. Kenapa kamu bisa disini?!. Teman-teman,menjauh darinya. Dia mencurigakan!",teriak si anak plontos yang langsung turun dari pohon.
Mereka menatap sosok perempuan berambut pirang di depan mereka dengan tatapan was-was.
"Aku?",tanya gadis itu sambil menunjuk kearah wajahnya.
Para anak-anak itu mengangguk.
"Aku?....siapa aku?. Memangnya kalian tidak tahu siapa aku?",tanya gadis itu balik.
"Tentu saja tidak. Apa kau sudah tidak waras?!",tanya si laki-laki berambut cokelat dengan wajah kesal.
Caerish memperhatikan gadis itu baik-baik.
"Apa kakak tidak tau siapa nama kakak?",tanyanya dengan sopan.
Gadis itu menggeleng cepat.
"Aku keluar dari goa yang tidak jauh dari sini dan mencari makanan karena perutku keroncongan. Tapi aku tak tau aku dimana,aku pun tak tau siapa namaku. Aneh",jawab gadis itu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena bingung.
"Sepertinya dia orang gila. Sebaiknya kita pergi diam-diam dan lari",bisik si kepala plontos pada teman-temannya.
"Hans,jangan berkata seperti itu",ucap Caerish pelan.
"Aku dengar loh. Kalian jangan pergi. Katakan padaku dimana aku bisa mendapatkan makanan. Aku janji tidak akan menyakiti kalian. Lihat,aku bahkan tak membawa senjata apapun",ucapnya sambil merentangkan kedua tangannya dan berputar.
"Sebaiknya kita tidak meninggalkannya sendirian dulu. Lihat,bajunya tampak lusuh & compang-camping. Mungkin saja dia kehilangan ingatannya karena terbentur sesuatu. Aku pernah mendengar hal semacam itu dari kakek tabib",ucap Caerish mencoba meyakinkan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tyrant's Favorite Ugly Villain
خيال (فانتازيا)Terbangun menjadi penjahat di sebuah novel yang baru saja dibacanya membuat Lizy bertekad untuk merubah hidupnya menjadi penuh kedamaian & menghindari semua tokoh dalam cerita tersebut sebisa mungkin. Terlahir sebagai putri bangsawan membuatnya hidu...