Tragedi!

2.4K 186 9
                                    

"Nona,segeralah pergi dari sini. Pasukan Kekaisaran Lenka akan segera tiba dalam beberapa hari. Anda harus segera pulang ke villa. Aku sudah menyiapkan penjagaan ketat disana. Sepertinya para pasukan Lenka tak beristirahat sama sekali & terus memacu kuda mereka",ucap Rafael yang baru selesai mengkoordinasi bawahannya & membagikan bantuan pada para penduduk desa.

Alexa membagikan selimut dan bahan makanan untuk penduduk desa selama 4 hari berturut-turut. Wajahnya tampak pucat karena demam sejak hari ke-2 pembagian,namun dia nekat untuk terus membagikan hal-hal itu karena tak tega memikirkan nasib para penduduk selama kerusuhan.

"Sebentar lagi selesai Rafael. Sedikit lagi",ucap Alexa mencoba meyakinkan Rafael dengan senyum yang dipaksakan.

"Nona sedang demam. Saya tak bisa membiarkan kondisi anda semakin memburuk",ucap Rafael seraya mengambil selimut di tangan Alexa.

"Rafael..",Alexa menatap Rafael penuh harap.

"Saya yang akan membagikannya. Nona segeralah pulang. Anda harus makan, minum obat,& istirahat. Tubuh anda lemah Nona,kumohon mengertilah",sahut Rafael cepat.

"Tapi kau pasti lebih lelah dariku karena tidak istirahat berhari-hari karena mengurus ini itu juga",ucap Alexa.

"Saya sering mengalami hal yang lebih buruk & melelahkan daripada ini Nona. Percayalah",ucap Rafael.

Rafael mengusap pipi Alexa yang panas karena demam.

"Sejak dulu,saya sudah kehilangan segalanya. Saya tak bisa kehilangan anda juga Nona",ucapnya dengan mata yang menatap Alexa sendu.

"Ba-baiklah. Jangan sedih begitu Rafael. Aku akan pulang & melakukan apa yang kau katakan. Lekaslah pulang kalau sudah selesai ya. Aku akan menunggumu",ucap Alexa sambil tersenyum.

"Baiklah Nona. Hati-hati dijalan. Martin & Yoseph akan mengantarmu pulang",

Martin & Yoseph berdiri di belakang Alexa dan membungkuk hormat. Alexa mengangguk & berjalan menjauh dari antrian penduduk bersama Martin & Yoseph. Alexa menaiki kuda berwarna putih,sedangkan Martin & Yoseph menaiki kuda berwarna coklat. Mereka ber-3 mengendarai kuda dengan cepat menuju villa Alexa. Rafael menatap punggung Alexa yang mulai menjauh dengan tatapan sendu. Entah kenapa rasanya ada yang mengganjal di lubuk hatinya.

Seperti ada sesuatu yang lepas darinya.

______________________

Villa masih cukup jauh dariku. Hutan yang kulalui di malam hari tampak lebih dingin & hening dari biasanya. Entah kenapa rasanya bulu kudukku berdiri seiring derap langkah kudaku yang cepat. Kepalaku sedikit pusing karena demam yang sudah kuderita selama 3 hari. Namun aku yakin masih bisa bertahan.

Di kehidupanku sebelumnya,aku bahkan demam 1 Minggu penuh sambil bekerja paruh waktu,seharusnya aku juga bisa bertahan sekarang.

"Martin,Yoseph?",aku memanggil 2 orang itu karena kudengar derap langkah kuda mereka terdengar semakin jauh.

Aku menoleh ke belakang dan...

SLATTT !!!

Sebuah anak panah melesat kearahku. Spontan aku menundukkan kepalaku. Kali ini aku beruntung karena tak terkena anak panah,tapi darimana asal anak panah itu?.

Di belakangku,Martin & Yoseph bergulat dengan maut karena belasan prajurit berbaju zirah mengejar mereka sambil melesatkan belasan anak panah.

"Pergilah Nona. Kami akan menahan mereka!",teriak salah satu dari mereka berdua.

Aku tak tau yang mana yang bicara karena aku fokus menatap ke depan. Kedua tanganku yang memegang kekang kuda gemetaran hebat. Angin malam menerpaku,namun keringat dingin justru keluar dari dahiku.

The Tyrant's Favorite Ugly VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang