Episode 10

1.2K 143 1
                                    

—🍩—

[Name] menutup pintu kamar putra kembarnya dengan perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Name] menutup pintu kamar putra kembarnya dengan perlahan. Kedua anak itu telah tidur sejak tadi dibawa oleh katakuri. Helaan nafas terdengar pelan dari mulutnya sebelum berbalik untuk menatap sang suami.

"Jadi, katakuri-san. Apa ada yang mau kau sampaikan pada istrimu ini?" Wanita itu tersenyum pelan menatap suaminya. Sedikitnya ada banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan, termasuk dengan keputusan sang mama yang tiba-tiba berubah.

"Katakuri-san?"

"Tidak ada, ayo tidur." Katakuri berbalik begitu saja dan mulai berjalan menjauh pergi ke kamarnya. Dirinya tidak berniat menjawab pertanyaan apapun dari istrinya. Melihat apa yang dilakukan suaminya, tentu saja membuat mata [Name] mendelik kesal.

"Hoi katakuri, tunggu!" Tubuhnya bergerak mengikuti sang suami dibelakang sambil terus-terusan memanggilnya. Katakuri seolah tidak mendengar suara [Name] dan hanya sibuk berjalan cepat ke kamarnya.

"Hoi anata, jangan mengabaikanku!"

Wajah [Name] terlihat menekuk semakin kusut. Mereka berdua masuk ke kamar dengan bersamaan, setelah [Name] menutup pintunya tangannya bergerak menahan tangan katakuri dan membuatnya berbalik menghadapnya.

"Jangan abaikan aku!"

Sentakan itu berhasil membuat katakuri terdiam sesaat. Matanya memandang istrinya dengan tajam, ah dia memang selalu punya mata yang tajam. Helaan nafas kasar terdengar dari mulut [Name], wanita itu menatap sang suami dengan sinis sebelum berkerut heran.

"Anata, wajahmu memerah?"

"Tidak."

Raut wajah [Name] berubah menjadi semakin bingung. Tangannya tersentak oleh katakuri dan beralih ditinggalkan kembali. Mengabaikan rasa penasarannya yang lain, dirinya kembali bergerak dan berbaring di kasur yang sama dengan katakuri. Wajahnya tersenyum cerah dengan rasa penasarannya yang semakin bertambah.

"Hei hei, ayo katakan kenapa keputusan mama bisa tiba-tiba berubah?"

Katakuri tidak menjawab apapun, dirinya hanya sibuk berbaring dengan kegiatan menutup matanya. Sama sekali tidak mau menjawab pertanyaan [Name]. Sementara wanita itu semakin dibuat penasaran dan bertindak lebih agresif. Tangan [Name] mulai bergerak dan memeluk lengan katakuri sambil tersenyum.

"Nee anata, kau pasti mengatakan sesuatu yang menarik pada mama kan? Apa itu ayo beritahu aku..."

"Tidak ada apapun"

"PASTI ADA!" Wajah [Name] berubah kesal sambil menatap katakuri dengan marah. Hal ini membuat katakuri menyipitkan matanya terkejut serta sedikit bingung. Senyuman pelan kembali terlihat di wajah [Name], bersamaan dengan helaan nafasnya dirinya kembali menatap katakuri dengan lembut.

"Maaf aku terlalu memaksa, kita bicarakan ini lain kali. Terima kasih sudah membelaku di depan mama, anata..."

"Hmm..Selamat malam." Katakuri hanya membalas singkat dengan mengangguk pelan sebelum tangannya bergerak menyingkirkan tangan [Name] yang memeluknya. Tubuh katakuri bergerak untuk berbaring kembali kemudian berbalik membelakangi [Name] setelah mengucapkan selamat malam.

[Husband] Katakuri x Reader ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang