Hallo
.
.
.
Happy Reading yaa Jangan lupa vote sama komen.Pagi pun tiba Nada pun bersiap-siap untuk pulang kerumah bersama yang lainnya karna Nara sudah diperbolehkan untuk pulang dan rawat jalan saja karna Nara tidak suka berlama-lama dirumah sakit, Arez pun membantu Nada menyiapkan barang mereka untuk dibawa ke mobil terlebih dahulu, " Ada lagi gak?" Tanya Arez. Nada pun menjawab ucapan Arez, "Udah gak ada bawa aja dulu ke mobil sisa nya ntar aja sekalian," ujar Nada.
Arez pun mengangguk dan membawa beberapa barang turun dan diletakkan kedalam mobil, Nara yang tengah asik duduk manis serta sembari menonton televisi progam kesukaannya ya itu Upin dan Ipin, ia pun duduk sembari memakan makanan nya. Nada melihat sang kembaran yang tengah santai pun berkata, "Makan Ra jangan nonton terus ntar sakit mata lo, jangan makanan nya cuma lo diemin anj," ucap Nada sembari mengambil mangkuk makanan dan menyuapi Nara.
"Nggak bakal kelar dia kalo gak disuapin pas sakit gini," ucap Sagara.
"Asal dia bahagia engga papa," ucap Dion.
"Dia bahagia kita tertekan sama tingkahnya," ucap Juan sembari menggelengkan kepalanya.
"Sabar aja ya," ucap Langit ia pun berjalan kearah Bankar Nara dan duduk di sisi Bankar Nara. "Makan yang banyak Dek biar cepet sembuh biar nanti jalan sama Abang beli boneka," ucap Langit kepada Nara sembari mengusap surai rambut Nara.
"Hu'um iyyaa Abang," sahut Nara sembari mengunyah makanan nya.
"Makan yang bener jangan sambil ngomong nanti keselek," ujar Arez yang sudah kembali ke ruang rawat. Nara pun menengok ke arah Arez dan menggelengkan kepalanya dengan acuh, "Ngeyel banget kalo di kasih tau," ucap Arez sembari berjalan kearah sofa di ruang rawat.
"Nyenyenye," ucap Nara dengan tengil nya.
"Cape gua anj beneran punya Adek modelan begini," ujar Arez sembari memijat pangkal hidung nya.
"Gimana juga dia Adek sekaligus kembaran kamu Rez," ucap Jason.
"Nada gak gitu, cuma Nara aja yang bikin frustasi," ujar Arez kepada sang Papa.
"Mau pulang sekarang sayang?" Tanya Karina sang Mama kepada anak bungsu nya.
"Selesai dia makan aja," sahut Dion sembari memasukan handphone kedalam sakunya.
"Ayoo Maaa, Dede udah kenyang mam nnaa," sahut Nara sembari tersenyum lebar.
"Dikit lagi Ra," ucap Nada sang kembaran.
"Buat Kaka aja Dede ngga mau lagi," sahut Nara.
"Lo yang sakit gue yang lo suruh habisin makanan lo," sahut Nada dengan kesal kepada kembaran nya.
"Dari pada dibuang kan sayang mending Kakak yang makan," ucap Nara.
"Kalo emang sayang abisin Ra, gue gak mau lo yang sakit gue yang repot habisin makanan lo," ucap Nada.
"Nyenyenye terserah kakak," ucap Nara dengan sambil meledek sang kembaran
Karina pun terkekeh kecil melihat perkelahian kecil yang terjadi oleh kedua anak nya itu, Dion pun menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua Adek perempuannya itu, Arez pun berjalan ke arah Bankar dan mengandeng tangan kedua kembarannya dan menggiring mereka keluar dari ruangan rawat menuju parkiran rumah sakit dan pergi kembali kerumah mereka, Nara dan Nada menaiki mobil Dion bersama dengan Langit dan Arez, sementara Jason dan sang Istri satu mobil dengan Sagara dan Juan, mobil mereka pun berjalan beriringan dengan kecepatan sedang. Langit duduk disebelah kursi kemudi, Nara,Nada, dan Arez di kursi belakang, Nara pun asik menikmati perjalanan dan melihat indahnya jalanan dari balik jendela mobil, sementara Nada tengah sibuk memainkan handphone nya, Arez pun menatap kedua kembarannya yang tengah asik dengan kesibukan mereka masing-masing.
"Sibuk sendiri, gini banget punya kembaran," batin Arez.
Dion pun melirik kearah kaca dan melihat kedua Adek perempuannya tengah asik dengan dunia nya sendiri, Langit pun menoleh kebelakang dan berkata kepada Nada dan Nara, ''Heh kalian ini ngapain ngelamun," ucap Langit. Nada pun menjawab ucapan Langit, ''Kaget gue anjirt gue lagi liatin grup sekolahan, Nara tuh yang ngelamun bengong gitu" ujar Nada.
''Enak aja mana ada aku ngelamun," bantah Nara kepada Nada.
Nada pun berdengus kesal mendengar ucapan sang kembaran nya ia ingin menjawab lagi namun ia memilih diam karena ia tau bagaimana bawel nya Nara jika berdebat, "Terserah lo Ra suka hati lo," ucap Nada dengan sedikit kesal.
Nara pun tersenyum lebar mendengar ucapan sang Kakak nya yang mengalah dari dirinya, "Hehe sayang Kakak!" Ucap Nara sembari memberikan senyum manis nya.
"Gue gak sayang lo," ucap Nada dengan kesal karna Nara selalu membujuknya dengan kata-kata itu.
Bulir-bulir air mata pun siap turun dari pelupuk mata Nara setelah mendengar ucapan sang kembarannya, mata dan hidung nya memerah air mata pun berhasil jatuh ia pun menangis layaknya bayi, "Hiks... Hikss... Kakak ndaa sayang Dede hiks," ucap Nara sembari menangis senggukkan, Nada yang melihat kembaran nya mulai menangis pun kelimpungan untuk menenangkannya.
Arez yang tadinya sedang tertidur pun terbangun karna mendengar suara tangisan sang kembaran, "Kenapa hm?" Tanya Arez kepada Nara dengan suara berat khas orang baru bangun tidur.
"Sensitif banget punya Adek," batin Nada.
"K-kakak N-ada n-ndaa sayang Dede hiks..." Ucap Nara mengadu kepada Arez sang kembaran.
Arez pun melirik kearah Nada dan ia pun berkata "Jangan gitu lagi, Adek lo sensitif, nangis susah nenangin nya,'' ujar Arez kepada Nada.
Dion dan Langit pun tertawa kecil dan Dion pun membantu menenangkan sang Adek kecilnya agar berhenti menangis, "Udah jangan nangis lagi ya bayi, Kakak mu cuma bercanda sayang," ucap Dion kepada Nara.
Nara pun masih tetap menangis, "Mama.. hiks kakak ndaa sayang Dede," ucap Nara. Nada pun meletakkan handphone kedalam tas dan melihat ke arah Nara yang tengah menangis ia pun mengusap air mata sang kembaran nya dan ia pun berkata, "Iya iya gue sayang lo, udah gausah nangis lagi lo cengeng kayak bayi," ucap Nada kepada Nara.
"Jangan gitu lagi lo," ucap Arez kepada Nada.
"Hmz," sahut Nada dengan malas menjawab ucapan Arez.
Nara yang mendengar ucapan sang kembaran tadi pun akhirnya diam dan kembali tersenyum, "Sayang kakak," ucap Nara sembari tersenyum. Nada pun menjawab ucapan Nara, "Iya gue juga," ucap Nada.
Tak terasa akhirnya mereka pun sampai dirumah mereka, Nara pun dengan cepat turun dari mobil dan mendatangi sang Mama dan Papa, Karina pun terkejut dengan Nara yang tiba-tiba berlari kearah nya dan sang suami, Jason yang melihat sang anak bungsu berlari pun menggelengkan kepalanya,
"Jangan lari sayang kamu masih sakit," ucap Jason kepada Nara."Loh anak Mama kenapa sayang? Kayak abis nangis, kamu kenapa sayang?" Tanya Karina kepada Nara.
"Nangis tadi kata Nada dia gak sayang sama Nara, Nara kan sensitif gak bisa apa dikit nangis," ucap Arez.
"Astaga kalian berdua ini," ucap Karina kepada Nada dan Nara.
Nara pun hanya diam dan berjalan memeluk sang Papa, "Papaa," ucap Nara sembari memeluk Papanya.
"Iya anak bontot jangan nangis lagi, cepet sembuh kamu harus banyak makan ya biar nanti kita jalan beli ice cream," ucap Jason sembari memeluk erat sang putri kecil.
''Manja," ucap Arez.
''Kenapa? Iri lo?" Tanya Nada kepada Arez.
"Kaga," sahut Arez.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triplets
AcciónKisah tiga kembaran yaitu seorang anak laki-laki dan dua gadis kembar yang memiliki sifat bertolak belakang antara satu sama lain nya. "Nad, jalan yuk," ucap Nara. "Gak males," sahut Nada. "Dih jalan doang males," ucap Nara. "Jangan sampe gelas gue...