Gadis yang memiliki tinggi 160 cm itu baru terperangkap dalam hiruk-pikuk pikiran yang tak kunjung selesai. sambil menatap layar laptop yang telah bekerja tanpa henti selama hampir satu jam.Keseharian Hafsa terasa sedikit monoton; kuliah, singgah di Alfamart untuk membeli dan memakan camilan, nongkrong di perpustakaan mencari sinyal wifi, mengajar les untuk mencukupi kebutuhan finansial, dan di kosnya hanya menatap layar laptop tanpa henti, seolah hidupnya terikat pada teknologi.
Meski terlihat sangat monoton, sejatinya di balik rutinitasnya tersembunyi proyek novel ke-10 yang sedang ia kerjakan.
"GILA GUE UDAH KAYAK MANUSIA PURBA YANG NGGA BISA MIKIR CUMAN GEGARA KEHABISAN IDE!"
"Gila sih ini," Hafsa menggerutu frustasi, terjebak dalam keadaan yang membuatnya merasa tertekan.
"Gue tiba-tiba kenapa galau ya?" ucap Hafsa.
"PENGEN BALIKAN YA TUHAN, KENAPA TAKDIR UNTUK BERSAMA DENGANNYA HANYA SEBENTAR ..."
"Please, pengen gigit orang rasanya argh ..."
Hafsa tiba-tiba mendapatkan serangan kegalauan disaat harus fokus pada naskah yang mendekati deadline dari sang penerbit.
Walau saat Hafsa berada dalam keadaan galau, ia mendapatkan dampak positif yaitu inspirasi muncul untuk meneruskan naskah novelnya. Namun, ironisnya, dampak negatifnya lebih besar seperti kemalasan untuk beraktivitas dan gejolak emosi yang mengacaukan segala aktivitasnya.
Di lain sisi ada seseorang yang dikenal sebagai pemuda yang penuh gengsi, melangkah dengan keyakinan dan gaya yang khas.
Meskipun gengsinya menghalanginya untuk mengejar kembali hubungan yang terputus, ia masih yakin di balik hati paling terdalamnya masih ada keberanian. Dan dalam keheningan malam, satu-satunya teman setia yang mendengarkan curhatan hatinya adalah Oyen, sang kucing yang selalu setia menemani.
"Oyen, lo tau nggak, tadi pas liat dia lagi, hati gue campur aduk banget," bisik Loka kepada Oyen yang sedang bersantai di pangkuannya.
"Meow..." Oyen merespon seakan memahami isi hati pemiliknya.
Menurut Loka, curhat dengan si oyen adalah cara terbaik agar rahasianya tak terbongkar. Karena, mana bisa kucing cerita dengan manusia, yang ia keluarkan suaranya pasti cuman "meow, meow, meow"
Namun, pertanyaannya tetap menggelayut apakah gengsi bisa menutup pintu yang mungkin membawa kembali kebahagiaan?
Alina 🦁
8-11-2023
TBCCuap-cuap author
Cerita ini konfliknya akan lebih kompleks dan banyak dari sekian banyak cerita yang aku buat.
Udah ya guys, stay tune, semoga cepet update dan tamatnya ngga sampai setahun ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ambivalen (END)
Teen Fiction[⚠️NO COPAS!!] [HARAP FOLLOW SEBELUM BACA] Ketika Hafsa dan Loka bertemu lagi, perasaan yang tertinggal kembali memanas. Dari pertengkaran di parkiran kampus hingga kenangan manis masa lalu, mereka berdua harus menghadapi kenyataan bahwa perasaan la...