fall?

36 11 1
                                    

Sebenarnya Larissa suka. Mengerti maksudnya, 'kan? Caranya bicara, kebaikan, dan kepekaannya. Ini pertama kalinya gadis bersurai hitam itu merasakan kupu-kupu di perut.

"Do you believe in me?" Tak ada angin tak ada badai, Larissa tiba-tiba saja bertanya.

"More than I believe in myself."

Ara jujur. Dikelilingi banyak orang membuat Ara kesulitan memilih, mana yang tulus dan mana yang modus. Namun, gadis cantik itu percaya satu hal, Larissa tulus berteman dengannya.

"What if I tell you that I'm in love?"

Tapi untuk masalah hati, Arabella tidak akan percaya. "Bet it's your another puppy love."

"Mungkin juga, sih."

Setelah pertemuan dua minggu yang lalu, Larissa tak pernah lagi berbicara dengan Altair. Benar kata Ara, ini pasti salah satu cinta monyet yang sering dirasakannya. Lagipula ia tidak tau makna cinta yang sebenarnya.

Usai mata kuliah terakhir, keduanya sepakat untuk menyantap mi ayam terkenal yang tak jauh dari kampus. Duduk berhadapan, membahas banyak hal sambil menunggu makanan kesukaan, Larissa tak akan lupa bersyukur untuk hari ini.

Seorang bocah memotong percakapan sepasang sahabat itu, Ara yang tak tegaan bersedia menghentikan obrolan demi mendengarkan suara bocah itu.

"Kamu udah makan?" tanya Larissa setelah lagu usai dinyanyikan.

"Belum," jawab bocah tadi ragu-ragu.

"I only have five thousand, kamu punya berapa, Ra?"

"I'll pay for the food and the drink is on you." Ara bangkit dari kursi dan memesan satu porsi bakso dan es kelapa tambahan.

Sementara Larissa mengarahkan bocah penyanyi itu untuk duduk di sampingnya. "Tunggu makanannya, ya!" katanya yang dibalas anggukan patuh.

Karena dipesan duluan, makanan milik Larissa dan Ara juga sampai lebih dulu, tapi keduanya tak menyentuh sendok. Tidak sampai bocah itu juga mendapatkan makanannya hingga mereka bertiga bisa makan bersamaan.

Dan tak ada yang menyadari bahwa seseorang telah memerhatikan dalam diam, lalu tersenyum hangat.

✧*。

"Hari baru cogan baru." Begitu kata Larissa setiap pagi.

"Cogan matamu! Rapat, noh ntar malem!"

Larissa menepuk kening, malam ini ia akan pulang larut, lagi.

"Kamu lupa, 'kan?" Ara mengeluarkan buku catatannya sambil tersenyum remeh. "Yang punya agenda siapa, yang ingetin siapa."

Tidak seperti Ara, Larissa itu tak bisa diam, agendanya banyak hingga kadang terlupa. Hingga tahu-tahu, waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

"Harusnya masih banyak ojol, kenapa malam ini sepi, sih?" Gadis berlesung pipi itu menurunkan bahunya lesu.

"Mau bareng, nggak?"

Larissa menoleh dan mendapati seorang laki-laki tegap berdiri di sampingnya, tengah memakai baju yang sama dengan yang Larissa pakai.

"Anta? Enggak, deh. Aku pesen ojol aja. Thanks, ya."

Mananta -salah satu mahasiswa berprestasi- hanya mengangguk kemudian pergi menuju parkiran. Tak lama kemudian suara motor terdengar, menandakan cowok itu telah pergi.

Sementara Larissa menaikkan alisnya, sedikit menyesal karena menolak tawaran dari orang seperti Anta. Bukannya tidak percaya, gadis bersurai panjang itu hanya tak enak, mereka tidak terlalu akrab. Larissa tahu kok siapa yang baru saja berbicara dengannya tadi, satu fakultas juga sepertinya tahu.

Aydin Fairuz Mananta, mahasiswa sastra Inggris asal Jakarta. Wajahnya sudah sering tampil di akun instagram dengan ucapan selamat, sederet prestasi non akademik membuat Anta semakin digilai banyak orang, termasuk Larissa. Keduanya pernah berbincang beberapa kali, laki-laki itu sungguh tanpa celah.

Sementara mengagumi Anta, tahu-tahu seorang pria berjaket hijau terang telah berada di depannya. Larissa mengembuskan napas lega sambil menerima helm. "Sesuai titik, ya, Mas."

Motor melaju, meninggalkan Altair yang tak jauh dari sana. Niat hati ingin menawarkan tumpangan, malah keduluan sama abang ojek.

Sementara Larissa mengerutkan kening, malam-malam begini ada yang menunggu sesorang di depan pagar kampus. Laki-laki itu menunduk sambil memainkan ponsel. Larissa semakin bingung, pasalnya orang yang tadi ia kira sudah pulang ternyata masih nangkring di gerbang sebelah timur.

"Anta?"

Orbiting SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang