Prolog
Hantu itu kembali. Untuk menjemputnya.
Suara derak. Napas yang memompa mengisap udara yang bisa dihirup. Perasaan lengket yang menempel di sekujur tubuhnya. Tulang seakan rontok. Ada bau hangus dan kehilangan.
Hantu itu berdiri di depan wajahnya. Mengelus dengan ujung jarinya yang tembus pandang. Pelan-pelan. Mulutnya terbuka lebar lalu lubang hitam keluar dari mulutnya yang menganga, menghisap semua rasa takutnya.
Hantu itu tak hanya mengisap. Ia juga memeluk dan menelanya dalam kegelapan. Bisikannya y dengan suara anak kecil ada di mana-mana. "Mama.. Papa..."
Lalu ledakan itu dan dengungan di telinga. Urutan yang sama. Hantu yang sama.
Jungkook membuka mata. Ia terkecoh. Susah payah ia menahan diri agar tak terbius dalam rasa ngantuk. Hantu itu berhasil masuk ke dalam mimpi dan menterornya dengan memori lama yang ingin dihapusnya.
Dupa telah habis. Jungkook kembali terjaga di kamarnya.
Lisa Part
Lisa membantu Bibi Yoo Mi memetik sayur di belakang rumah. "Paman memang hebat dan rajin," kata Lisa. Ia takjub melihat sayuran dan buah-buah yang segar ini apalagi semua ini adalah hasil kerja keras paman.
"Apa itu di sana?"
Yoo Mi yang sedang membungkuk memetik kol muda meluruskan punggungnya.
"Itu..."
Lisa tak perlu jawaban. Matanya masih jelas menangkap objek itu. Ku.bu.ran. Paranoidnya kembali!
"Orang tua Tuan Jungkook."
Yoo Mi menyentuh kedua wajah Lisa. "Kau baik-baik saja?"
Lisa menggelengkan kepalanya. Ia merasa sesak napas. Yoo Mi mengelus kedua telapak tangan Lisa. "Hitung dari angka lima. Setiap kali selesai berhitung hembuskan napas. Lima. Empat. Tiga. Dua. Satu..."
Lisa duduk terkulai di atas tanah.
"Sejak kapan kau mengalami fase ini?"
Lisa masih mengatur napasnya pelan-pelan. Ia kembali mengalami serangan panik. Napasnya naik turun tergesa-gesa. Keringat dingin terasa di punggungnya.
"Nona Lisa..." Yoo Mi tampak kuatir karena usahanya tidak menenangkan Lisa.
"Jangan takut..."
Bagaimana tidak takut? Ada kuburan di belakang rumah!!! Teriak Lisa dalam hati.
"Setiap orang punya ketakutan."
Kata-kata barusan tidak cukup menghentikan paniknya.
"Kedua orang tua Jungkook meninggal saat ia berumur 10 tahun. Ia terus merasa bersalah. Semuanya terasa sulit sampai memasuki usia remaja gejala itu datang setelah beberapa kali percobaan bunuh diri. Ia merasa sangat membenci dirinya sendiri dan harusnya ialah yag mati. Ia telah membunuh jiwanya sendiri supaya bisa bertahan hidup... Jangan takut pada nisan yang sudah terkubur waktu dan tidak bisa apa-apa. Takutlah kalau kau kehilangan dirimu sendiri. Sadarlah..."
Serangan itu hilang. Serangan panik ini benar-benar hilang. Lisa terkejut.
Mata Bibi Yoo Mi tampak berair. "Aku tak tahan melihat orang di sekitarku terluka."
Lisa meneteskan air mata. Ia tak tahu pasti, air mata itu untuk menangisi kisah sedih pemuda itu atau dirinya sendiri yang ringkuh.
Bibi Yoo Mi memeluknya.
Jungkook Part
"Apa kau barusan melihat hantu?"
Lisa masuk ke dalam dapur dengan Bibi Yoo Mi yang memeluknya. Keduanya tak menjawab. Perhatian bibi yang biasa terpusat padanya sudah teralihkan pada gadis itu. Jungkook tak suka.
"Aku mau tidur," kata gadis itu terdengar pelan.
Wajahnya pucat.
******
"hahahaha. Drakula telah kembali!"
Jungkook menghela napas. Paman menurunkan kaca matanya. "Apa tidak terdengar seram?"
"Membosankan," kata Jungkook. Ia menoleh pada pintunya yang tertutup.
"Nona Lisa sedang tidak enak badan."
Jungkook melihat ke mejanya. Tidak ada jus darah itu lagi. Bibi Yoo Mi sudah tidak peduli padanya.
"Aku akan membuatkannya."
"Memangnya Paman tau resep membuatnya? Itu darah asli. Darah..."
Paman tampak kehilangan fokus. "Da..rah..." ejanya.
"Uhf..." Jungkook sudah tidak mood mendengarkan cerita lagi. Ia meminta paman untuk mendorong kursi rodanya ke arah meja yang ada peralatan musik klasik. Ia meminta paman untuk menyetel lagi favoritnya: Die in peace.
Lisa Part
Lsia tutun dari kursi dan menoleh dengan cepat. Pemuda yang duduk di kursi roda melirik ke pintu kamar Lisa.
"Apa itu?"
"Bawang merah."
"Bukan itu."
"Oh. Itu pengusir mimpi buruk."
"Jauhkan itu!" Sembari melirik dreamcatcher.
"Kenapa?" tanya Lisa. Ini sebagai upayanya agar merasa aman dari serangan paniknya. "Kenapa kau begitu membenciku?"
"Aku tidak tertarik pada mahluk fana sepertimu apalagi membencimu. Aku hanya...." Pemuda itu terengah-engah.
"Tak ingin mimpi burukku direnggut oleh benda sialan itu," lanjutnya.
Jungkook Part
Jungkook memejamkan matanya. Hantu itu tidak kembali. Kenapa hantu itu tak membawa orang yang begitu dirindukannya?
Jungkook frustasi dalam diamnya.
Ia ingin menangkap hantu mama dan papanya. Meski dalam mimpi pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINDING UNKNOWN LOVE(Sisi Gelap Jungkook dan Lisa)
FanficApa jadinya, jika pemuda yang mulai mengalami sindrome cortard dan menganggap dirinya sudah mati harus menghabiskan hari-harinya dengan gadis pengidap demononomania yang phobia terhadap hal mistik? Jungkook selalu merasa, ia tersimpan dalam dunia...