Jungkook Part
Wajahnya kabur. Fitur hidung, mata, dan telinga terpencar layaknya mozaik yang berantakan. Siluet postur tubuhnya masih bisa diraba dengan insting visualnya. Wajah? Ia tak dapat melihat rupa wajahnya dengan jelas. Mungkin inilah sebabnya ia tak tertarik pada rupanya atau lebih jelas: ia berhenti tertarik bagaimana rupanya sendiri.
Jungkook menarik gorden hingga menutupi pantulan bayangannya di kaca.
"Jungkook.."
Gadis itu belum pergi, pikir Jungkook.
Tanpa disadari Lisa, suara berisik gadis itu telah melonggarkan Jungkook dari jerat halusinasi yang kerap didengarnya.
Lisa Part
Lisa menyandarkan dahinya pada daun pintu. Sesekali ia menguap. Novel yang terbuka halamannya ada di pangkuan kaki Lisa yang sedang duduk bersila. Kapan Jungkook keluar dari kamarnya? Lisa menepuk paha dengan tangan kanannya karena aliran setrum yang ia rasakan.
DUH!
Lisa tersungkur. Kepalanya lebih dulu mendarat di lantai. Rasa ngantuk dan kram di kakinya terdistorsi oleh kedutan perih yang ia rasakan. Matanya yang menghadap bawah menangkap sepasang kaki berbalut kulit tipis pucat kekurangan daging yang muncul tiba-tiba tanpa aba-aba.
Lisa mendongkakan kepalanya sembari memegang dahinya.
"Bilang-bilang kalau kau akan buka pintu. Dahiku benjol nih!"
Warna muka Jungkook tampak lebih pucat. Alih-alih menunjukan rasa ibanya, Lisa berkata seakan tak terjadi apa-apa.
"Kau sudah bangun."
Jungkook menatapnya lurus.
Lisa mengatupkan jemari tangan kanannya sendiri agar tidak gegabah memeriksa keadaan pemuda ini.
"Baguslah. Boleh aku masuk dan membacakan cerita untukmu?" Nekat! Lisa tak pernah seberani ini menanyakan atau masuk dalam teritorial privasi Jungkook. Ia masih berdiri menunggu respon Jungkook dan tidak akan melangkah jauh kalau Jungkook tak ingin.
Melihat Jungkook yang berantakan dan kekurangan tenaga Lisa berpikir kalau pemuda ini tak ada bedanya dengan daun kering yang terputus dari pohonnya.
Jungkook maju lalu kepalanya tersungkur begitu juga dengan tubuhnya. Lisa reflek maju menahan tubuh Jungkook yang ringan. Dagu pemuda itu tersandar di bahu Lisa. Lisa merasa kesunyian merebak dari tubuh ringkuh Jungkook. Lagi-lagi serangan iba itu datang.
Jungkook kenapa aku merasa ingin menangis melihatmu begini?
"Jungkook..."
Lisa tak buru-buru menjauhkan Jungkook. Jungkook tampaknya masih setengah tertidur.
"Aku lapar..." Jungkook meracau.
****
Lisa menelungkupkan kedua tangan Jungkook dan meletakan gelas berisi jus buah bit pada rengkuhan kedua tangan Jungkook.
"Aku tidak lapar."
Lisa tak buru-buru menjawab. Kini ia sadar, racauan Jungkook tadi muncul dari alarm bawah sadar dimana tubuhnya mengirimkan sinyal akan kebutuhan biologis, sedangkan yang baru saja adalah benak Jungkook yang menolak asupan dalam tubuhnya.
Lisa tetap menunggu. Ia mengambil sedotan dan meletakan dalam gelas. "Aku akan di sini agar kau tidak sendiri. Asalkan kau habiskan jusnya."
"Aku suka sendirian." Tolak Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINDING UNKNOWN LOVE(Sisi Gelap Jungkook dan Lisa)
FanficApa jadinya, jika pemuda yang mulai mengalami sindrome cortard dan menganggap dirinya sudah mati harus menghabiskan hari-harinya dengan gadis pengidap demononomania yang phobia terhadap hal mistik? Jungkook selalu merasa, ia tersimpan dalam dunia...