26.

78 7 1
                                    

sesampainya di kamar..
Kevin langsung merebahkan tubuhnya..

Kevin menghela nafas panjang, rasanya hari ini dia begitu lelah setelah menyelesaikan semua hukuman dari pengurus kemanan, baru beberapa hari di pesantren ini, tapi dirinya sudah mendapat masalah dengan pengurus keamanan.

"Yang sabar ya Vin, Refan emang seperti itu orangnya," ucap Fatih menenangkan Senyum tipis kevin tersemat saat Fatih duduk disampingnya.

Kemudian ia melirik Zayan yang juga ikut duduk disamping Fatih, mereka duduk kasur Fatih sedangkan Kevin tiduran di kasurnya

"Muka kamu luka-luka kayak gini, apa nggak sakit Vin?" Tanya Fatih Dan Kevin menggeleng

"udah biasa" jawabnya seraya memijat pangkal hidungnya

"Udah biasa? Kamu dulu sering dipukulin? Sama siapa?"

"Gue sering ikut tawuran saat masih sekolah diluar, gue sering berantem disekolah..." Kevin berhenti sebentar tangannya masih memijat pangkal hidungnya, kepalanya terasa pening, apalagi saat mengingat dirinya saat berada di sekolahnya yang dulu.

"Asal kalian tau Gue itu berandalan, gue bukan anak baik-baik seperti kalian, gue sering pulang malam dalam keadaan babak belur seperti ini. Hingga bokap Gue muak sama kelakuan gue, dan dia... ngebuang gue kesini," lanjutnya

"Astagfirullah Vin, mana ada orang tua buang anaknya kepesantren Vin. Kamu salah paham mungkin Vin, mungkin saja Ayah kamu pengen kamu berubah lebih baik, sebelum kamu terjerumus ke pergaulan yang lebih bebas lagi dan gak bisa digapai lagi sama Ayah kamu," jelas Fatih

"Iya Vin, yang dikatakan Fatih itu ada benarnya, jangan berfikir negatif tentang ayah kamu. Semua orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya," zayan menambahkan Kevin diam tak membantah, apalagi kepalanya saat ini berdenyut, terasa sakit.

Kevin memejamkan matanya berusaha menetralisir rasa sakitnya.

"Tadi aku dengar dari Abdi ndalem, katanya gus El pingsan saat dipanggil ke ndalem sama pak kyai " ucap Zayan Netra Zayan tak hentinya memperhatikan gerak gerik kevin yang tak wajar, takut temannya ini sedang menahan sakit. Mendengar pernyataan zayan, Kevin terkejut.

Sedangkan Fatih menatapnya serius.

"Kamu sakit Vin?" Tanya Fatih tanpa memperdulikan Kevin yang masih terkejut dengan kabar yang dibawa zayan,

Zayan khawatir dengan keadaan kevin yang terlihat pucat dengan luka lebam diwajahnya.

Kevin menggeleng

"gue nggak apa-apa kok,"

"Tapi kamu pucat Vin," ucap Fatih

"Gue nggak apa-apa, lebih baik kita masuk kamar aja yuk, disini dingin, yang ada Gue nanti benar-benar sakit," ucap Kevin

Kevin memilih mengistirahatkan tubuhnya hari ini, entah sejak semalam tubuhnya terasa tak enak, kepalanya terasa pusing, rasa nyeri di ulu hatinya begitu terasa sakit, benarnya ini bukan pertama kalinya rasa sakit ini terasa, bahkan dulu saat masih dirumah.

rasa sakit di bagian uluh hatinya sering kambuh, ia tak tau sebenarnya apa yang terjadi pada tubuhnya. Pikiran Kevin melayang jauh ke masa lalu, dimana saat itu dirinya masih sangat kecil. Saat kecil sang Ibu yang selalu merawatnya saat sakit, bahkan saat itu Sang Ayah juga berada disampingnya.

"Ma.. Kevin kangen sama Mama..," lirihnya pelan..

"Ceklek." Suara pintu kamar terbuka bersamaan dengan masuknya El,

"Assalamualaikum," salam EL"Waalaikumsalam,

Kevin bangun dari posisi tidurnya, kemudian duduk bersila, Kepalanya semakin terasa sakit saat ia duduk, ia memijat pangkal hidungnya berharap rasa sakit itu hilang.

GUS EL DAN GUS ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang