20.

76 7 1
                                    

Lalu ustad arsen pun masuk ke ndalem...

Pratama melangkahkan kakinya untuk pulang, namun pergelangan tangannya dicekal oleh Kevin.

"Ay-yah.. jangan tinggalin Kevin disini, Kevin janji akan berubah," ucap Kevin menggeluarkan air matanya

"Jangan nangis, Ayah gak suka, janji kamu harus baik-baik disini, Ayah pulang."ucap Pratama seraya melepaskan cekalan tangan kevin lalu beranjak meninggalkan kevin di sini, dipesantren yang menurutnya adalah sebuah penjara.

"Ayah jahat, Ayah jahat ninggalin Kevin sendirian" batin Kevin saat melihat mobil sang Ayah melaju meninggalkannya disini sendirian.

"Gus Al Gus?" Ustad Arsen. Al pun tersenyum, dia sudah faham apa yang harus dia lakukan karena sebelum di kesini dia sudah lebih dulu dipanggil oleh Abah yai. Kyai Rahman telah menjelaskan perihal anak laki-laki didepannya ini.

"Hapus air mata kamu, saya akan mengantar kamu ke kamarmu, kamu pasti capek kan?," Ucap Alfaizan seraya memberikan sebuah sapu tangan pada Kevin, namun Kevin menepisnya kasar.

Alfaizan menghela nafas pelan, "baiklah kalau kamu gak mau juga gak apa-apa, mungkin kamu capek ingin segera beristirahat, Ayo.. saya antar ke kamar,"

"Gak usah sok baik," sengak Kevin

"Saya gak pernah merasa sok baik, karna saya memang jauh dari kata baik," tegas Alfaizan

Kevin berjalan mengikuti langkah Alfaizan sesekali ia melihat lingkungan disekitar pesantren, suasana dipesantren memang terasa begitu damai, namun tetap saja lingkungan ini tak sesuai dengan Kevin yang suka membuat onar dengan kenakalannya.

"Ini harus berapa lama lagi sih nyampenya? Apa gak ada lift gitu.. gue capek banget harus naik tangga kayak gini, mana dari tadi gak nyampek-nyampek," Ucap Kevin kesal karna sedari tadi tak sampai juga ke kamarnya.

"Jangan mengeluh terus, disini kamu harus terbiasa hidup seperti ini, disini gak ada lift," ucap Alfaizan

"Ah terserahlah Lo nyebelin banget," ucap Kevin Kini mereka berdua berada dilantai dua, sorot mata Kevin berlarian melihat seluruh bagian pesantren. Tempatnya terlihat begitu strategis.

"Pokoknya Gue harus tau tempat-tempat dipesantren ini terlebih dahulu, jadi gue bisa kabur dengan mudah," batin Kevin.

" Jangan coba-coba buat kabur dari pesantren " ucap Alfaizan

Lalu Alfaizan mengetuk pintu kamar yang bertuliskan Al-Huda yang tak lain adalah nama kamar tersebut, karna memang setiap kamar disini diberi nama yang diambil dari beberapa nama Asmaul Husnah agar memudahkan pengurus saat mencari santri yang dituju.

"Assalamualaikum,"ucap Alfaizan

"Waalaikumsalam, Gus Al?" Jawab santri tersebut saat membuka pintu kamarnya.

"Fatih, saya membawa anak baru yang akan ditempatkan dikamar kamu, namanya Kevin, saya harap kalian bisa bantu Kevin jadi santri yang baik," ucap Al

"Oh iya Gus, silahkan masuk," ucap santri yang bernama Fatih tersebut mempersilahkan masuk Al dan Kevinpun masuk, sorot matanya mengitari ruangan yang disebut kamar tersebut

"ini kamarnya?" Tanya kevin saat melihat Kamarnya uang begitu kecil tak sebesar kamarnya dirumah, bahkan diruabgan sekecil ini dia harus tidur besama 3 orang teman lainnya

"Kecil banget sih,"ucap Kevin pelan kemudian keluar dari kamar tersebut dengan muka masam

"Kevin.." panggil Al

"Apaan sih?" Sengak Kevin

"Kamu ingin berubahkan?, Dan kamu gak ingin kan bikin Ayah kamu kecewa lagi?," tanya Al

GUS EL DAN GUS ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang