Jaehyun dibawa ke IGD rumah sakit terdekat untuk segera ditangani kondisinya. Tak henti hentinya darah keluar dari tubuh Jaehyun, membuat si kembar semakin panik. Terlebih Jaemin yang masih terus menangisi keadaan kakak tersayang nya.
Sampai di depan sebuah pintu kaca, si kembar ditahan masuk oleh petugas rumah sakit ini "maaf tapi kalian dilarang masuk!" Mendengar itu, si kembar mau tak mau harus menurut dan menunggu. Mereka kalut dalam pikiran masing-masing. Jeno berdiri dengan punggungnya disandarkan didinding dekat pintu kaca, dan Jaemin duduk di kursi besi sambil menutupi wajah tangisnya.
Jeno terus berusaha untuk bersikap tenang agar keadaan tidak semakin rumit. Sudah 2 jam berlangsung, dokter yang menangani kakak si kembar tak kunjung keluar. Mereka kembali resah. Namun, di samping mereka menunggu, muncul siluet seorang wanita paruh baya dengan busananya yang nampak elegan.
Wanita itu datang dengan kacamata hitam bertengger di hidungnya untuk menutupi mata bengkaknya. Wanita itu adalah Boa, ibu dari ketiga anak Jung. Boa mendekati kedua putranya dan berhenti dihadapan mereka. Kacamata hitamnya dilepas, sehingga mata bengkak itu dilihat jelas oleh si kembar.
Jeno dan Jaemin mendekati ibunya, berdiri dihadapan Boa. Tanpa aba aba, Boa melayangkan tamparan keras di pipi si kembar. Mereka bergeming sama sekali. Tamparan Boa tidak seberapa jika dibandingkan dengan pukulan ayahnya.
Boa kembali menitikkan air matanya, menatap penuh kekecewaan kedua putra kembarnya. "Ibu benar benar tidak habis pikir! Betapa bejatnya kalian kepada kakak kalian!"
Si kembar tak menjawab. Merapatkan mulut mereka dengan kepala yang menunduk kebawah.
"Ibu benar-benar kecewa pada kalian! Ibu tidak pernah mendidik kalian untuk menjadi dua manusia bejat yang dengan gilanya menyetubuhi kakaknya sendiri! Bahkan sampai dia hamil?!! Ada apa dengan kalian?! Apa yang telah kalian pikirkan, bisa bisa menjadi seperti ini?!!"
"Kami mencintai Jaehyun!" Jaemin menjawab, sambil memberanikan diri menatap ibunya. Boa semakin tak habis pikir begitu mendengar jawaban itu keluar dari mulut anaknya.
"Cintai kakak kalian sewajarnya!! Ini bukan cinta! Ini obsesi-"
"Kami tahu!!" Hendak Boa meneruskan kata katanya, tetapi Jeno sudah mendahului nya. "Kami tahu bahwa kami terobsesi dengan Jaehyun! Kami sudah mencoba untuk mengalihkan perasaan ini, tapi... Semakin kami mencoba untuk menghilangkan nya, semakin bertumbuh besar" Jeno menjelaskan.
Tubuh Boa lunglai seketika. Hampir ia terjatuh, tapi dengan sigapnya si kembar menahannya. Mereka membawa tubuh ibunya untuk duduk di kursi. Boa semakin lemas, ia merasa jiwanya dipaksa keluar dari dalam tubuhnya.
Hening sesaat menyertai mereka. Lalu Boa kembali mengeluarkan suaranya. "Kalian, sebaiknya pergi meninggalkan Jaehyun!" Mendengar itu, si kembar tercekat atas ucapan ibunya. "Kami tidak akan pergi kemanapun!!" Seru Jeno.
"Kalau begitu, kau ingin kakak kalian mendapatkan penderitaan lebih dari ini??!!"
Si kembar langsung bungkam.
"Pergi dan menjauh lah. Ganti marga kalian, dan tinggallah yang sejauh-jauhnya!!" Ucap Boa, mengakhiri perdebatan ini. Lalu ia membuka dompetnya, menyerahkan satu kartu kredit nya. "Pakailah ini untuk bertahan hidup!"
Si kembar menerima benda pipih itu.
"Kartu itu murni milik ibu, tidak ada sangkut pautnya dengan ayah kalian!" Boa sebenarnya tidak tega mengusir kedua putra kembarnya, tapi keadaan membuatnya tidak memiliki pilihan lain selain ini.
"Kami akan pergi. Tapi sebelum itu, biarkan kami mengetahui kondisi Jaehyun. Kami ingin mendengar langsung bagaimana keadaannya, keadaan janinnya" kata Jaemin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hyung (End)✔️
Fiksi Penggemar"Kak Jahyun hanya milik kami!!!" "Dan tak ada yang bisa memiliki kak Jaehyun selain kita!!!"