Seven

116 25 2
                                    

Viviane's POV.

I love how universe's work unexpectedly in a good way for me.

Gue masih inget minggu lalu William sempat ngomong kayak gitu saat ia lagi cerita tentang pengalamannya bertemu Franky, kamera pertamanya.

Dan hari ini, gue mulai setuju dengan kata-kata William.

Yes, I indeed love how's universe works on me.

Seminggu terakhir gue ngerasa gue selalu dipermudah dalam banyak hal. Minggu kemarin gue lagi hectic banget sama kerjaan, sampai lupa makan. Surprisingly, siang-siang ada yang nganter paket makanan atas nama gue. Turns out it was from Kamga.

"Selamat makan siang, Viv. Semoga lo suka sama udang asam manis yang gue pesen khusus dari resto langganan gue. :)"

lengkap dengan additional notes yang cukup membuat perut gue tergelitik.

"Note: jangan bilang Willy kalau gue kirim ini ke lo ya. Kali ini gue gak mau keduluan."

Yup.

Sudah 3 hari belakangan ini William juga sering kirim makanan ke kantor. Buat gue, of course. Hal ini ternyata didengar Kamga dan dia sempet ngambek sama Willy karena katanya, "Lo mah curang. Start diem-diem. Saingan yang sehat lah Will."

Entah apa maksudnya, gue bingung.

Balik lagi ke pembahasan tentang universe's works, baru banget semalam gue ketemu sama Edgar. Dia bilang dapat kontak gue lewat Mahesa dan atas izin Emily juga, katanya.

Gue sebenernya gak paham kenapa dia harus minta izin ke Emily daripada ke gue nya langsung? But nevermind. Gue juga gak ngerasa diganggu sama dia.

Edgar bilang mau ajak gue ketemu. Cuman mau ketemu aja, sambil tukar cerita. Well, gue gak expect kalau Edgar bakal bawa gue ke restaurant fancy and it's almost like a candle like dinner. Thank God, pakaian kerja gue hari ini sedikit formal jadi gue gak malu-malu banget makan disana.

Speaking of it, ada satu hal yang gue sadarin setelah dinner bareng Edgar dan William.

Edgar itu tipe laki-laki berkelas. Well, bukannya William nggak loh ya. Edgar itu berkelas dalam artian, kalau sama dia, gue kayak lagi tinggal di kerajaan.

He will treat you as best as he can. I'm the princess tonight, pokoknya.

Makan di restoran mahal, ngobrol di cafe, belanja tuxedo dan dress fits, and etc. While William, he will likely take me to warung tenda pinggiran, nyobain foto-foto di pedestrian Jakarta, minum kopi buatannya di studio, dan beli analog kamera di pasar pagi Jatinegara.

Two different treats, but I enjoyed my time with them.

I love how universe's work unexpectedly in a good way for me.

William benar. Gue sangat setuju dengan ungkapan ini. Gue harus lebih banyak bersyukur setelah ini karena banyak banget nikmat yang Tuhan kasih buat gue akhir-akhir ini.

"Viv, ada kiriman bunga lagi hari ini."

"Lagi?"

"Iya. Gue taro sini ya. Anjir yang kemarin aja masih ada nih."

Itu temen kantor gue, namanya Yana. Barusan dia anter paket bunga yang ia terima dari kurir di bawah. Ngomong-ngomong, udah 3 hari ini gue selalu dapat kiriman bunga. Gak tau dari siapa, suwer. Gue nanya Edgar, Kamga, bahkan sampai William. Mereka jawab itu bukan dari mereka.

What Happened in RomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang