Entah ada kebetulan apa hari ini karena menurut Viviane ini lucu.
Baru kemarin ia bertemu dengan Kamga—yang katanya—si model dari Studio X, hari ini, tiba-tiba saja Sera meminta bantuannya untuk menggantikan dirinya visit ke Studio X.
"Viv, anak gue demam nih. Panasnya tinggi banget. Kata Emily lo masih cuti ya hari ini? Boleh minta tolong gantiin gue bentar gak kesana? Ambil baju yang kemarin dipake client gue, ketinggalan. Hari ini harus dicuci soalnya. Please?"
"Seriously?"
"Ambil baju doang, abis itu lo pulang kok."
"Oke ambil baju doang ya."
"Sama sekalian drop laundry deh hehe. Besok yang ambil gue."
"Ish!"
"Minta tolong banget Viv. Bakerman deh 2 hari."
"Yaelah Ser. Gak usah pake sogokan juga, gue bukan anak kecil. Santai aja oke? Cepet sembuh buat anak gue. Nanti gue kirim sesuatu ya buat dia."
"Gak usah repot-repot say. Anyway, makasih sebelumnya ya. Taxi gue udah dateng nih, gue jalan dulu. Bye Viv! Hati-hati dijalan!"
Setelah sambungan terputus, Viviane segera bersiap-siap untuk pergi ke Studio X. Cukup sering kesana, gadis itu sampai hafal dengan jadwal disana. Studio X kalau sudah jam 9 keatas itu mulai ramai. Para model dan staf akan memenuhi setiap sudut studio. Maka dari itu ia sengaja datang lebih pagi, supaya tidak perlu bertegur sapa pura-pura ramah dengan orang-orang disana.
Jam 8 lewat 15 tepat, Viviane sudah sampai di Studio X.
Gadis itu sengaja hanya memakai kaos dan celana jeans model boyfriend jeans dan sebuah cardigan crop berwarna pink yang menutupi kaosnya. Gadis itu tidak berniat kemana-mana setelah dari sana. Niatnya adalah langsung kembali ke kosan begitu urusannya selesai.
Niatnya.
Sayangnya, rencananya terancam batal.
Begitu Viviane membuka pintu studio, matanya langsung bertemu dengan sosok Kamga. Laki-laki itu tengah duduk di sofa dekat meja resepsionis menggunakan pakaian casualnya.
"Hai Viv! We meet again!" sapanya dengan sumringah.
Viviane tersenyum canggung. Kebetulan macam apa ini? Apakah Studio X benar jadi "rumah" keduanya?
"Halo Kamga. Sendirian?"
Ia mengangguk, "Iya. Alvin masih dijalan. Malu-maluin banget ya? Masa artisnya sampe duluan daripada managernya."
"Lagian lo pagi banget jam segini udah stand by. Jangan-jangan lo belum mandi?"
Kamga mengendus lengan kanan dan kirinya bergantian, "Masih wangi." cengirnya.
"Ew!"
Ia tertawa melihat ekspresi Viviane. Saat tertawa, Kamga jadi terlihat tampan berkali-kali lipat. Gigi gingsulnya yang menjadi bagian paling menarik.
"Ngapain pagi-pagi kesini Viv?"
"Ambil baju. Kemaren temen gue abis temenin client foto disini, bajunya ketinggalan."
"Temen lo?"
"Iya, Sera."
"Oh Sera? Tumben banget dia gak bisa ambil sendiri."
"Lo kenal Sera? Anaknya sakit, katanya."
Kamga mengangguk-angguk, "World is small, isn't it? Cepet sembuh little guy Rakha."

KAMU SEDANG MEMBACA
What Happened in Rome
Romantizm"Pokoknya, jangan pernah terlalu membenci sesuatu karena what goes around, comes around." - Viviane. Credit picture goes to its owner.