Twelve

133 27 3
                                    

Viviane terbangun karena suara alarm William yang terus menyala sejak 10 menit yang lalu. Ia mengerang kesal sambil meraih ponsel William yang terletak di nakas . Setelah alarm mati, gadis itu beralih untuk meraih ponselnya.

15 panggilan tak terjawab dan 20+ pesan baru.

Ia sontak terbangun. Tangannya memukul-mukul lengan William untuk membangunkannya.

Viviane membuka satu persatu pesan masuk dari yang terbawah.

Theo.

"Viv. No matter what news will come out today, don't panic, okay? I'll handle it. Trust me."

"Viv the news came out (send link)."

"Viv belum bangun?"

"Bales chat saya kalau sudah baca beritanya ya."

Viviane membuka link yang diberikan Theo. Link tersebut mengarahkannya ke sebuah artikel yang ditulis salah satu media cetak yang cukup terkenal di Indonesia.

"Janette Hadisurya umumkan rencana pernikahan anak tunggal—sekaligus pewaris bisnis Hadisurya—Theo Hadisurya bersama sang kekasih."

Begitu headline yang tertulis. Gadis itu terus menggulir layar ponselnya. Ia membaca kata demi kata yang ditulis oleh reporter tersebut. Ada rasa sedikit tenang karena orang-orang ini belum mengetahui siapa sosoknya, bahkan namanya juga mereka tidak tahu karena Theo memang tidak menyebutkan nama Viviane samasekali tadi malam.

Selesai membaca artikel tersebut, ia segera membalas pesan Theo.

"Yo, gue udah baca. Tunggu sebentar ya, I need time to proceed this. Gue telepon kalo gue udah siap."

Setelah mengirimkan pesannya, ia kembali mengecek pesan lain yang masuk ke kotak pesannya.

8 pesan dan 6 panggilan tak terjawab dari adiknya—Emily.

Viviane langsung menghubungi adik satu-satunya karena ia yakin pasti adiknya ikut panik.

"Kak!"

"Dek, sorry gue baru bangun."

"Have you seen the news?"

"Of course. I saw it coming too."

"Beritanya bener kak? Mama sama papa panik banget loh."

"That's not true. Ceritanya panjang banget Em. Intinya sih, I need you to calm Mom and Dad, tell them I will handle this. I'm not married to him. Not marry anyone from Hadisurya. I just happened to help him as his plus one last night but his mom was messing around with the news."

"Oh My God. Terus gimana sekarang kak? Semua orang udah keburu tahunya gitu. Apa perlu gue minta tolong Mahesa buat urus lawyer?"

"No need to dek, but thanks for the offer. Theo bilang dia yang bakal urus semuanya dan klarifikasi."

"Sekarang lo dimana kak?"

"Di apart."

"Sendiri? Gue kesana ya? Pasti banyak orang yang ngusik lo sekarang."

Viviane mengalihkan pandangannya pada laki-laki di sampingnya yang masih tertidur pulas. Sebuah senyum mengembang pada bibirnya.

"Gak usah Em. Gue sama William kok."

"William? That photographer?"

"Yes."

"You were with him all night long???? Oh My God kak. What is this? You need to explain a lot to me."

What Happened in RomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang