Sudah hampir setengah jam Viviane tidak beranjak dari kasurnya. Pasalnya saat bangun tidur tadi, ia berusaha mengingat kejadian semalam. Apalagi setelah ia mendapat telepon dari sang adik yang infokan bahwa ia harus segera menemui Edgar untuk minta maaf.
"Lo semalem mabuk diantar sama Kak Edgar tuh. Dia teman kerjanya Mahesa. Lo beliin apa kek buat dia terus minta maaf. Oiya, dia nginep di hotel yang sama kayak lo. Kamar 2310 lantai 23."
Gadis itu langsung membersihkan wajahnya dengan cepat. Ia menarik sweater pink nya dan mengikat rambutnya dengan cepat. Ia berjalan buru-buru ke arah lift seperti sedang dikejar seseorang. Jujur, ia takut kalau berpapasan dengan Edgar. Ia belum siap.
Sampai di luar hotel, gadis itu berjalan menuju sebuah cafe yang menjual pastry untuk sarapan. Ia berhenti pada sebuah kedai kopi mungil namun memiliki interior yang sangat bagus di dalamnya. Harum butter yang bercampur dengan kopi menjadi penyambut ketika gadis itu membuka pintu kedai. Ah, dia jadi tidak sabar.
"Buongiorno signorina. Posso conoscere il suo ordine?"
(Good morning miss. May I know your order?)
"One butter Croissant and a cup of cappuccino please."
"Croissant? Do you mean Cornetto?"
Viviane bingung. Ia tidak paham dengan istilah-istilah Italia.
"Yes it is."
Entah suara siapa yang tiba-tiba muncul di belakang. Ia menemukan seorang pria menggunakan kemeja biru berjalan ke arahnya. Pria tersebut berada di belakang tengah mengantri tepat setelahnya.
"Is there anything else?"
"One Prosciutto e Uova and one Iced Americano please."
"Right away!"
"Thank you."
Pria itu memberikan kartu kreditnya kepada sang penjual. Setelah transaksi selesai, Viviane masih bingung dengan semua yang terjadi di depannya.
"Do you mind if we sit together? Seems like it's kinda full here."
Viviane langsung mengangguk. Ia mengikuti laki-laki yang membantunya tersebut. Ia membawa nampan yang berisi semua pesanan mereka berdua.
"One Cornetto for you, and a cup of cappuccino."
Ia meletakan pesanan sang gadis di depannya. Viviane mengamati laki-laki yang berada duduk di depannya dengan seksama. Ia makan dengan lahap. Yang mengherankan, apakah lambungnya aman jika sarapan dengan Iced americano?
"Thank you."
"No biggie. It happens every time to a tourist."
"Happened what?" Vivian bertanya karena penasaran
"Where do you from?"
"Hmm..Jakarta, Indonesia."
Laki-laki itu tersedak makanan yang tengah dikunyahnya. Ia buru-buru minum lalu menepuk dadanya dengan pelan menggunakan tangannya.
"Ternyata orang Indonesia."
Mata Viviane terbuka lebar begitu mendengar sang lawan bicara berbicara menggunakan bahasa yang ia mengerti.
Thank God!
"Saya juga orang Indonesia."
Lalu keduanya tertawa.
"Oh ya, nama saya Theo. I came from Jakarta too."
"I'm Viviane. Viv, for short."
"Nice to meet you Viv. So are you on a vacation?"
"Not really. Adek gue kemarin nikah. Kebetulan baru balik ke Indo nya besok."
Theo mengangguk paham.
"How about you?" Viv bertanya balik.
"Kerja, tapi cuman 5 bulan sih. Bussiness trip."
"Wow, you're a business man? That's cool!"
"Thank you. Anyway, for your information, di Italia namanya bukan Croissant, tapi Cornetto. Tadi penjualnya nanya ke kamu, yang kamu maksud itu Cornetto kan?"
"Omg I did not know about that. Thanks for helping!"
"Gapapa. Like I said, it happens every time for tourists."
Viv tersenyum sebelum akhirnya melanjutkan santapan paginya.
"Ngomong-ngomong, what did you eat?"
"Oh this? Namanya Prosciutto e Uova. Ini makanan sarapan khas Italia isinya irisan tipis daging prosciutto terus luarnya telur dadar."
"Kayaknya enak. I will buy one for take away."
"As you should."
Theo tersenyum.
Viviane dengan segera menghabiskan makanannya berhubung waktu sudah menunjukan jam 10 pagi. Sudah terlalu siang untuk sarapan. Ia harus segera mengantarkan makanan permintaan maafnya untuk Edgar.
"Theo, it is really a pleasure to meet you but I'm sorry I need to go. I'm in a hurry."
Baru saja Viviane ingin melangkah, namun tangannya ditahan oleh Theo.
"I don't why but I have this huge feeling that we will meet again someday. Maybe di Jakarta? Kalau ketemu, kita saling sapa ya Viv."
Viviane tersenyum sambil mengacungkan jempolnya sebelum akhirnya ia berjalan keluar cafe.
🍂🍂🍂
Theo—man of the day.
🍂🍂🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happened in Rome
Romance"Pokoknya, jangan pernah terlalu membenci sesuatu karena what goes around, comes around." - Viviane. Credit picture goes to its owner.