Bab 4

1.7K 53 0
                                    

Waktu silih berganti. Pagi terus berganti menjadi malam, dan malam terus berganti menjadi pagi kembali. Matahari terus terbit dan terbenam. Roda kehidupan terus meroda berputar tiada henti.

Sudah lima tahun semenjak kejadian kesatria bertopeng itu, kerajaan Zeeriya menjadi lebih kondusif.

Para rakyat yang bercerai kembali rujuk. Dan para wanita begitu bahagia karena kembali di manja oleh para suami mereka.

Semenjak itu Zuon selalu disanjung dengan baik, mereka mendukungnya terus menjadi Raja hingga maut. Tapi Zuon mana mau? Putranya yang akan menggantikannya tidak lama lagi.

Zuon sedang membaca surat dari putranya. Bibirnya tersungging, wajahnya mulai mengeriput tapi aura kuat nya justru bertambah seiring usianya yang menua.

Untuk Ayah tercinta.

Sudah berapa lama anak Ayah ini berpisah dengan Ayahnya sendiri bahkan tidak pernah bertemu sekalipun semenjak anak Ayah ibu berada di istana Kakek Nenek. Kabar Alfa baik di sini kabar Ayah gimana? Alfa tau Ayah bekerja keras di sana, padahal harusnya Alfa yang ada di posisi itu.

Alfa tau Ayah capek pengin istrirahat, ketemu ibunda juga kan?. Maka dari itu Alfa memutuskan untuk pulang ke kerajaan Zeeriya lagian Alfa sudah menyelesaikan pendidikan Alfa. Alfa juga mendapatkan gelar 'murid skill of all'. Alfa sudah siap menjadi Raja yang hebat, Yah menggantikan Ayah yang sudah tua hehe.

Tunggu Alfa pulang, Yah. Ketika surat ini Ayah sudah membacanya maka Alfa sedang berada di perjalanan menuju istana Ayah.

Tertanda
Anak Ayah tersayang, Alfa

Zuon menitikkan air mata membacanya, ia teringat mendiang istrinya. Pasti jika istrinya masih hidup ia akan bangga kepada anaknya yang telah menyandang gelar paling bergengsi di kerajaan ayah istrinya itu.

"ERLAN!!" Erlan menghadap Zuon mengucapkan salam.

"Siapkan penyambutan yang meriah, putra mahkota akan kembali hari ini juga." Zuon mengusap air matanya. Erlan yang melihat itu begitu sumringah, akhirnya anak Rajanya kembali. Mungkin setelah ini segera Zuon akan memberikan tahtanya pada sang anak.

Erlan paham rasanya berjauhan dengan darah dagingnya sendiri, tetapi ia paham dengan alasan Zuon menjauhkan putranya darinya hingga sekarang putra Zuon pasti sudah berumur 28 tahun seumuran dengan anaknya.

Erlan pamit dan memanggil kepala pelayan untuk membuat hidangan penyambutan dan lain-lain. Para prajurit pun sudah siap sedia menyambut di bagian pintu depan, mereka berjejer rapih dengan pakaian kebanggaan mereka.

Kesatria Bertopeng [Free] [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang