Bab 11 🔞

2.8K 52 1
                                    

Desa Zahuan, desa yang masih asri. Jauh dari pusat kota namun desa itu begitu banyak melahirkan banyak kesatria dan prajurit hebat yang berani mengorbankan diri mereka untuk kerajaan Zeeriya.

Desa ini juga menjadi tempat Erlan dan Zein berasal. Benar-benar melahirkan penerus kerajaan yang luar biasa. Tidak seperti para bangsawan yang hanya menjilat.

Alfa sungguh kagum. Dan di desa ini Alfa mencium bau harum yang begitu mencadukan baginya. Pertanda banyak cairan putih kental berkualitas tinggi yang akan segera ia rasakan.

"Baginda Raja, ada apa hingga mendatangi rumah sederhana ini?" Rinjani membuka suara saat kini Raja mereka tengah mendatangi rumahnya.

"Begini saya ingin sekadar memberi ucapan selamat karena salah satu kesatria hebat di kerajaan sudah menikah." Alfa menyeruput secangkir teh hijau yang dihidangkan untuknya.

"Ah seperti itu baiklah Baginda tunggu sebentar saya akan memanggil Zein. Dia masih berada di dalam kamar Baginda pasti paham apa yang semalam terjadi" Alfa mengangguk, tentu saja dia sangat paham. Sebenernya dia kecewa, tapi tak mengapa. 
*****
"Ada apa Raja hingga ke rumah saya? Apa ada hal mendesak yang perlu dibantu?" Zein menyuarakan suaranya yang masih serak, karena semalaman mendesah bersama istrinya.

Alfa membawa Zein ke sebuah sungai yang berada di belakang rumah Zein. Sebelumnya Alfa sudah berbicara kepada ibu Zein.

Zein merasakan firasat buruk. Tapi tidak tau firasat apa itu. Yang jelas ia merasakan akan terjadi hal yang tidak menyenangkan.

"Bantu saya mandi dulu Zein, dari kemarin saya belum mandi. Membuat tubuhku gerah dan begitu lengket rasanya."

"Baiklah Raja"

"Jangan panggil Raja panggil saja Alfa kita berdua disini tidak mengapa!" Alfa mulai melepas kancing pada baju kebesarannya.

Zein ikut membantu.

Setelah semua kancing sudah terlepas, Alfa menyingkapkannya lalu menyerahkan pada Zein. Zein sigap menerimanya. Lau diletakkan baju kebesaran itu pada rumput-rumput besar yang menjadi pemisah rumahnya dan sungai.

Zein merasakan iri pada hatinya. Kaisar nya, Rajanya ini begitu gagah bahkan ia yang merasa paling gagah di desa Zahuan merasa langsung tersingkir jauh dari pria yang menjadi pemimpin Zeeriya ini.

"Tidak usah begitu kamu bisa juga merasakan tubuh saya jika mau. Tidak usah iri Zein"

Zein mengorek telinganya. Hah apa yang dibilang Rajanya? Ia tak paham.

"Hahaha lucu sekali kamu." Alfa tertawa lepas. Zein yang melihatnya terkesima.

Alfa melepas celananya, membuat penis yang besar nampak. Zein kembali iri.

Tapi mengingat istrinya juga kemarin malam sudah sangat menikmati kejantanannya, Zein segera menepis rasa iri itu, lagian Rajanya itu masih lajang, tak ayal pasti sebentar lagi para menteri kerajaan pasti akan segera menyuruhnya mencari pasangan untuk melahirkan penerus tahta.

"Saya mau mandi. Kau usap bagian belakang tubuhku Zein"

"Baik Ra- Alfa" Zein ikut menelanjangkan tubuhnya, ia juga akan ikut mandi.

Alfa yang tadi sempat mengintip penis Zein meneguk ludah.

Zein mulai menggosok punggung Alfa, Alfa menahan untuk tidak mendesah.

"Tubuhmu begitu indah Alfa. Saya begitu kagum"

Alfa tersenyum miring.

"Ingin mencoba merasakan nya"

"Hah"

"Begini" Alfa mengarahkan kedua tangan Zein untuk meremas kedua dada bidangnya. Zein hanya menurut.

"Mhh" Alfa mendesah kecil.

"Begitu kenyal" Zein mencoba meremas dadanya sendiri, namun dadanya tidak sekenyal milik Raja nya.

"Sekarang coba bersihin lubang anus saya Zein di sana begitu gatal" Zein yang polos menurutinya saja, membuat Alfa semakin tak sabar.

Zein membuka pipi pantat itu, membuat kerutan itu berkedut-kedut. Tangannya malah di masukkan langsung ke dalamnya.

Alfa melenguh saat seluruh tangan Zein dimasukkan ke dalam lubang anusnya.

"Arhhh"

"Kenapa Raja eh Alfa?" Ingin Alfa memukul pria yang kini menampilkan raut wajah polos. Padahal pria itu semalam pasti sudah menikmati malam pertamanya. Tapi lihatlah pria itu dengan tampang polos bertanya setelah memasukkan telapak tangannya hingga kelima jari itu masuk ke dalam anusnya.

"Ahh itu kenapa kamu masukkan telapak tanganmu shh"

Zein mengernyitkan kening,"Katanya lubang anus kamu gatal. Jadi Saya mencoba nyari sesuatu kali aja ada hewan kecil yang tak sengaja masuk ke dalamnya."

Alfa mengangguk,"Baiklah sekarang keluarkan tangan kamu Zein, coba masukkan penis yang semalam kamu gunakan untuk membuat istrimu mendesah."

"Ini" Zein mengeluarkan tangannya, lalu tangannya memegang penisnya yang layu.

Alfa mengangguk. Ternyata Zein begitu polos baguslah ia tak akan menggunakan hipnotis lagian menikmati secara langsung terlihat jauh lebih nikmat.

"Baiklah Alfa."

Jleb

"Terus kamu goyang kayak pas kamu tadi malam menggoyang istrimu Zein."

Zein menurut. Alfa mendesah.

Plok plok plok

Zein menggerakkan pinggulnya. Ia merasakan nikmat seperti saat memakan istrinya tadi malam. Tapi ini jauh lebih sempit.

Jadilah Raja dan Ksatria itu melakukan adegan yang seharusnya dilakukan pasangan pasutri di sungai dan berada di dalam air yang cukup keruh dan deras alirnya. Sehingga menyamarkan suara desahan dan bunyi bercinta mereka.

Itulah firasat buruk Zein, ia di perkosa tanpa sadar karena tak mengetahui apa itu percintaan sesama jenis.

Kesatria Bertopeng [Free] [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang