Happy reading 💚💚
"Anda belum boleh berdiri, Tuan." Jung Soo yang memasuki ruangan tempat Taeyong dirawat di ruangan ekslusif di pulau dewata itu mengernyitkan keningnya dengan cemas, "Jangan memaksakan diri dulu."
Taeyong menghela napas panjang, "Kapan aku diperbolehkan keluar dari sini?" Ini terlalu lama, dia harus merenggut Jennie kembali. Perempuan itu tidak boleh terlalu lama di dekat Hanbin. Taeyong takut segala informasi yang dilimpahkan Hanbin kepada Jennie akan membuat perempuan itu semakin jauh darinya. Kadang kala dia merasa cemas dan gusar luar biasa karena Jennie bahkan tidak bisa mengingatnya, suaminya sendiri.
"Anda harus sehat dulu, Tuan Taeyong, ingat semua rencana ini membutuhkan kesehatan anda. Apalah artinya anda berhasil nanti kalau anda sakit." Jung Soo ada benarnya juga. Taeyong menghela napas panjang, "Apakah kau sudah memberi instruksi kepada Dahyun?"
Jung Soo menganggukkan kepalanya,"Saat ini nona Jennie masih berada di rumah sakit. Anda tahu insiden dengan Jisoo melukai kepalanya, membuatnya tidak sadarkan diri. Segera setelah Jennie sadar, Dahyun akan bertindak."
Taeyong mengernyitkan keningnya, menyesal karena Jennie harus menghadapi kengerian itu karena kelakuan Jisoo yang tidak diduga. Seharusnya Taeyong bisa menduganya dari awal, tatapan memuja Jisoo kepadanya hampir seperti obsesi terpendam, dan obsesi yang tak terlampiaskan bisa meledak ketika sudah mencapai titik puncaknya, membuat Jisoo melakukan hal-hal yang tak terbayangkan. Taeyong tidak mau bersikap kejam, tetapi dia tidak bisa menahan rasa leganya karena sekarang Jisoo sudah tidak ada lagi untuk mengganggu Jennie.
"Oke. Kabari aku lagi nanti." Gumam Taeyong, setengah mengusir Jung Soo dari kamarnya. Pelayan tua itu tentu saja sudah mengerti isyarat tuannya, dia setengah membungkukkan badannya dan pamit mengundurkan diri, keluar dari ruangan.
Lama kelamaan, Taeyong merasakan nyeri di dadanya, dia melangkah dan kemudian duduk di atas ranjang, benaknya berkelana membayangkan bagaimana Dahyun mungkin harus memaksa Jennie atau bahkan menculiknya untuk Taeyong. Jennie masih belum mengingatnya, lelaki itu bahkan menembaknya untuk menyelamatkan Hanbin.
Perasaan cemburu membakarnya mengingat Jennie hampir saja membuka hatinya untuk Hanbin. Tetapi untunglah dia bisa menahan diri dan mencoba memaklumi semuanya, mengingat Jennie kehilangan ingatannya dan seluruh kenangannya tentang Taeyong.Tetapi bukankah jika cinta itu ada, maka akan selalu ada meskipun ingatan mereka hilang? Taeyong telah memegang harapan itu sekian lama, terus menerus percaya bahwa meskipun Jennie tidak bisa mengingatnya, isterinya itu akan bisa mencintainya lagi. Taeyong bertekad akan membawa Jennie ke italia, ke rumah mereka tempat mereka menghabiskan masa bulan madu yang indah, sayangnya urusan surat-surat penting menahannya di negara ini, membuat semuanya tertunda sehingga Hanbin bisa merenggut Jennie kembali.
Hanbin. Mata Taeyong meredup dengan marah, seharusnya Hanbin tahu bahwa Jennie adalah isterinya, dia yakin bahwa atasan Hanbin pasti sudah memberitahukan informasi itu kepadanya. Lelaki itu harusnya sadar bahwa tidak ada lagi harapan baginya untuk memiliki Jennie. Jennie masih isterinya yang sah, terikat resmi, miliknya seutuhnya. Dia terkenang akan masa-masa bahagia itu, masa dimana hanya ada dia dan Jennie dan cinta yang luar biasa besar di antara mereka.
***
[ Satu bulan setelah pernikahan ]
"Indah sekali." Jennie berseru bahagia melihat pemandangan didepannya, kemudian dia menoleh ke belakang ke arah Taeyong yang berdiri dibelakangnya dengan senyum lembutnya. Satu bulan dalam pernikahan mereka gunakan untuk menjelajah kota Lucca yang begitu indah, penuh dengan peninggalan bersejarah abad pertengahan. Sebenarnya bisa dikatakan Jennie yang menjelajah sementara Taeyong yang menemani. Tidak habis terima kasih Jennie atas kesabaran Taeyong menemaninya, meskipun Jennie tahu, Taeyong mungkin sudah bosan dengan seluruh tempat wisata di kota ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DATING WITH THE DARK || JENYONG
Fanfiction[WARNING 21+ MATURE CONTENT] Jennie mempunyai trauma masa lalu, kecelakaan yang dialaminya yang menewaskan ayahnya membuatnya selalu dibayangi oleh ketakutan dan teror. Tetapi dengan bantuan psikiaternya dia berhasil melewati rasa trauma itu dan mel...