CHAPTER 7

2 0 0
                                    

-15 Agustus 2022

Sekarang merupakan jam pelajaran Biologi, di depan kelas Bu Sussy sedang menjelaskan materi bab 3. Seperti biasa, pelajaran Biologi sangat membosankan. Raya mulai tertidur di meja nya, sedangkan Bu Sussy telah selesai menjelaskan materi nya.

"Anak-anak, sekarang silahkan kumpulkan PR yang telah kalian kerjakan di buku tulis, halaman 77-79." pinta Bu Sussy kepada para murid. Vika mengumpulkan buku tulis nya, dan kembali ke tempat duduk nya. Ia mulai membangunkan Raya. "Ray, bangun. Kumpulan PR nya." ucap Vika sembari menggoyangkan lengan Raya.

Raya yang tertidur pun akhirnya bangun, dalam keadaan setengah sadar itu ia bertanya kepada Vika. "Vi, kok pada maju ke meja Bu Sussy sih? Ngapain?" tanya Raya. "Kumpulin PR, sana kumpulin PR Lo!" balas Vika.

"HAH? PR?" tanya Raya dengan panik. "Loh? Lo gak tau ada PR?" tanya Vika. "Semua buku sudah dikumpulkan kepada Ibu, namun atas nama Zanitha Rayanata buku nya belum dikumpulkan." ucap Bu Sussy dengan mata yang menatap ke arah Raya.

"Ah, itu Bu. PR sana ketinggalan di rumah, maaf ya Bu. Semalam lupa saya masukin ke-" ucapan Raya terhenti. "Saya tidak menerima alasan apapun Zanitha Rayanata. Silahkan keluar dari kelas sampai pelajaran saya berakhir." ungkap Bu Sussy yang mulai mengambil langkah ke depan kelas untuk menjelaskan materi bab 4.

______________________________


Setelah kurang lebih 2 jam Raya berdiri di depan kelas, akhirnya bel berbunyi. Pertanda bahwa waktu istirahat diberikan. Raya segera melangkah masuk ke kelas, melawan arah dengan para murid yang keluar kelas menuju ke arah kantin. Raya merajut langkah pelan ke arah bangku nya dengan Vika.

Bel istirahat berbunyi sejak 3 menit lalu, Raya sendiri di kelas nya lantaran semua teman kelas nya pergi jajan. Ia sedang duduk di bangku paling belakang sambil memakan bekal nya. Hari ini Raya membawa bekal nugget, tidak. Bukan hanya hari ini, setiap hari Raya membawa bekal nugget.

Sebenarnya nugget bukan makanan kesukaan Raya, namun Ibu nya selalu memasak nugget untuk dijadikan bekal Raya. Ia tidak masalah dengan hal itu, namun jika setiap hari. Terasa cukup membosankan jika hanya memakan nugget. Raya mulai berpikir, bagaimana jika nanti pulang ia meminta uang jajan kepada Ibu nya?

Di kelas ini, hanya Raya yang tidak membawa uang jajan. Ia juga ingin membeli jajan di kantin bersama teman-teman nya. Raya sudah kelas 12 SMA, mengapa ia masih tidak diperbolehkan untuk membawa uang jajan? Hal yang sangat menjengkelkan bagi Raya!

Raya mengalihkan pandangan ke arah pintu kelas nya, disana tampak ketiga teman nya berjalan menuju ke arah nya sambil bersenda gurau. Mereka bertiga pun duduk di meja Vika dan Raya. "Oh ya, bentar lagi PTS. Mau belajar bareng gak?" tanya Rea kepada teman-teman nya sambil memakan jajanan yang ia beli.

"Boleh tuh!" jawab Vika sambil membuka tutup botol air minum mineral yang ia beli di kantin. "Ayo! Di rumah siapa nih? Rumah gw aja yuk?" tawar Tata kepada teman-teman nya. "Eh maaf ya, kayanya gw gak bisa deh." ucap Raya secara tiba-tiba.

"Kenapa? Mama Lo ga izinin lagi?" tanya Vika sambil menatap ke arah mata Raya. "Iya." balas Raya. "Kenapa Lo tau gak diizinin? Kan Lo belum izin Ray." ungkap Rea. "Iya tuh!" celetuk Tata. "Gw udah hapal sama sifat Mama gw! Mau izin kayak gimana pun Mama gw gak bakal izinin!" tukas Raya dengan emosi lantaran tidak ada seorang pun yang mengerti keadaan nya. Ibu nya sangat protektif, Raya tidak berani melanggar ucapan Ibu nya.

"Udah deh jangan berantem, jadi kita mau belajar bareng? Di rumah siapa?" tanya Vika. "Rumah gw aja." jawab Tata sambil membereskan kotak bekal nya. "Yaudah, jam 10 aja ya hari Kamis pulsek" usul Rea. "Okay." balas Vika. Sedangkan Raya hanya menyimak pembicaraan ketiga teman nya itu. Ia merasa di abaikan.

UTILIZATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang