CHAP 9

2 0 0
                                    

—20 Agustus 2022

Tibalah pada hari Senin, dimana para murid kelas XII MIPA 2 akan melaksanakan tugas keterampilan menari. Raya telah sampai di sekolah terlebih dahulu, ia membawa sebuah totebag berisi 4 kain ulos yang akan digunakan sebagai properti tari mereka.

Satu persatu teman nya mulai berdatangan seperti Vika, Tata, dan Rea. Vika duduk di sebelah nya, dan memulai pembicaraan "gimana Ray? Udah hapal kan tarian nya?" tanya Vika. "iya, udah kok. Oh ya ini kain ulos nya ya." ucap Raya. "Oke." balas Vika.

Jam pelajaran pertama merupakan pelajaran Pak Agam, ia mulai mengajar dan membawakan materi untuk minggu ini. Setelah jam pelajaran Pak Agam berakhir, seperti biasa keempat serangkai tersebut selalu menuju kantin dan kembali ke kelas untuk makan bersama.

16 menit telah berlalu sejak jam istirahat, kini Raya telah duduk di bangku nya bersama Vika. Pak Agung duduk di meja guru, dan mulai menerangkan tentang pengambilan nilai. Mengenai busana yang dikenakan, properti, serta tingkat kesulitan tarian.

Pak Agung tidak menunjukkan kelompok mana pun untuk memulai tarian pertama, melainkan ia bertanya kepada murid-murid nya. "baik, siapa yang akan memulai pertama?" tanya Pak Agung. Selang 2 menit tidak ada yang mengangkat tangan nya.

Tiba-tiba Gio mengangkat tangan nya. "Saya pak!" ucap Gio dengan lantang. "Baik, silahkan ke depan dengan teman mu." ujar Pak Agung mempersilahkan Gio dan teman nya untuk menampilkan tarian mereka.

Kelompok pertama, yaitu Gio, Daniel, Edgar, dan Michael. Mereka menampilkan tarian Manuk Dadali, dengan menggunakan properti selendang. Pak Agung terus memperhatikan mereka dan sesekali menulis sesuatu di buku penilaian.

Selanjutnya kelompok Sera, Anggi, Jovi, dan Janu. Mereka membawakan tarian Saman. Mereka tidak menggunakan properti, namun tarian yang dibawakan kompak dan teratur.

Satu kelompok lagi adalah giliran kelompok Raya, mereka berempat segera memakai kain ulos di bagian dada. Dibantu dengan peniti, sehingga kain ulos itu tidak akan terjatuh saat mereka bergerak.

Sekarang merupakan giliran kelompok Raya, mereka maju ke depan kelas dan mulai mengatur formasi. Sebelumnya Vika telah memberikan musik instrumen kepada Devi untuk disambungkan ke speaker. Musik mulai terdengar, mereka berempat membawakan tarian dengan lancar dan kompak. Setelah selesai, dilanjutkan dengan kelompok lain nya.

Kini jam menunjukkan 12 siang, mereka melanjutkan pelajaran dengan Pak Heru. Terhitung sudah 13 menit sejak bel pergantian jam pelajaran berbunyi, masih tidak ada tanda-tanda Pak Heru akan memasuki kelas mereka.

Daniel selaku ketua kelas berinisiatif untuk menuju ruang guru dan mencari Pak Heru. Sementara murid-murid lainnya tetap diam di kelas dan mengobrol sembari menunggu kedatangan Pak Heru.

'cklek'

Pintu kelas terbuka, semua murid diam dan menoleh ke arah suara tersebut. Ternyata itu adalah Daniel. "Oh Daniel! Gw kira Pak Heru!" ucap Sera dan kembali melanjutkan obrolan nya yang sempat tertunda dengan Anggi.

"Pak Heru mana, Dan?" tanya Haidar kepada Daniel, seluruh kelas menjadi hening dan mendengarkan informasi dari Daniel. "Pak Heru sakit, jamkos. Berhubung pelajaran Pak Heru terakhir, yang mau pulang bisa duluan." ucap Daniel dan segera kembali ke tempat duduk nya.

Semua murid bersorak gembira, ada yang bergegas merapikan alat tulis dan keluar kelas. Ada juga yang tetap di posisinya untuk bermain game, atau sekedar melanjutkan obrolan dengan teman nya. Tak jauh berbeda dengan Vika, Tata dan Rea, mereka tetap di bangku mereka dan mengobrol. Sementara Raya memilih untuk pulang duluan.

______________________________

Tiba di rumah, Raya segera menuju kamar dan meletakkan tas ransel berwarna pink milik nya. Ia mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Setelah membersihkan diri, ia kembali membuka tas nya dan mengambil kotak pensil, tak lupa juga ia mengambil buku khusus untuk les.

UTILIZATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang