•━•━•━•Tubuh Chenle memantul di atas kasur. Dia baru saja pulang dari tokonya. Helaan napas keluar sebentar, setelah itu dia mengambil ponselnya dan membalas pesan Taeyong dan Mark yang belum sempat dia balas sebelumnya.
Keduanya mengirim pesan tentang rencana nanti malam, Taeyong dengan ajakan ke Club dan Mark yang mengajaknya ikut melihat balapan malam ini.
Tapi, Chenle sedikit malas untuk hari ini. Jadi, dia menolak ajakan keduanya sekaligus memberikan alasan yang tepat.
Tidak butuh waktu lama, Taeyong dan Mark membalas pesannya. Chenle melempar ponselnya ke sisi kasur yang lain. Kemudian, dia memilih memejamkan matanya dan pergi ke dunia mimpi.
Ketika membuka matanya, Chenle berada di tempat yang gelap tapi terlihat tidak asing. Dia tidak tahu dia berada di mana, tapi perasaannya bilang jika tempat itu bukanlah sesuatu yang asing.
Dia duduk di atas kursi, tapi tidak bisa bergerak sama sekali. Chenle menoleh ke sana kemari, badannya pun bergerak di atas kursi seperti sedang berusaha melepaskan sesuatu yang mengikatnya di kursi itu, tapi tidak ada tali.
Kepalanya kemudian terangkat ketika melihat ada tiga buah pintu yang muncul entah darimana. Pintu itu terbuka dengan suara yang keras hingga membuat Chenle terkejut.
Chenle sontak membuka mata, setelah itu dia menatap sekitarnya yang merupakan kamarnya sendiri.
"Aku bermimpi apa, sih?" Tanya Chenle sambil mengusap wajah dengan tangan kanannya. Dia sedikit merinding kedinginan.
Kepalanya menoleh ke arah jendela yang terbuka, Chenle beranjak dari kasur dan mendekati jendela. Ternyata diluar sudah malam, tapi Chenle lupa menutup jendela karena tertidur.
Dahinya mengernyit ketika melihat sebuah apel berada di lantai kamarnya.
Seingat Chenle, dia tidak membawa buah apel dari tokonya atau menyimpan makanan jenis apapun di kamarnya.
Lalu? Apel itu darimana?
Chenle mengambil apel itu dan mendapati sebuah notes yang sama persis seperti dia baca di tokonya. Dia membuka notes itu disertai tatapan kebingungan.
Notes nya kosong.
Tapi, Chenle amat yakin jika si pengirim apel ini adalah Kun. Dia menggigit ujung bibirnya sambil meremas lagi notes itu.
Chenle membuang apel juga notes itu di tempat sampah. Setelah itu, Chenle menutup jendela kamarnya dan menguncinya.
Dia menyalakan lampu kamarnya, dan melangkah keluar kamarnya. Rumah sedang kosong, hanya tersisa dirinya karena Mark dan teman-temannya sudah pasti sedang berkumpul di base camp mereka hingga menjelang subuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗙𝗲𝗶𝗴𝗻 [ MARKLE | YONGLE | KUNLE ]
Fanfiction[ SINOPSIS BERUBAH] Chenle hanya bisa memijat pelipisnya. Siapapun tolong dia. Dia kira tiga orang itu tidak memiliki perasaan yang disebut sebagai cinta. Chenle hampir muntah mendengar pernyataan cinta dari tiga orang sekaligus yang dia kira orang...