Happy Reading!
Panik.
Mereka benar-benar panik sekarang. Hanya satu yang bisa mereka lakukan yaitu menghancurkan Barrier. Keluar dari Dungeon ini adalah pilihan terbaik saat ini.
Tapi mereka tidak bisa mengabaikan keadaan Dungeon setelah keluar. Mereka harus segera melapor pada Guild Master dan Asosiasi Hunter agar Dungeon segera di tutup.
"Eonnie, kita harus cepat!"
"Aku tahu!"
"Tapi ini tidak gampang dihancurkan!"
Gelombang sihir disini terlalu berat bahkan untuk Hunter yang tidak bisa merasakan sihir. Bagi Alara ini tidak seberapa, yang dia khawatirkan adalah keselamatan orang-orang.
Tingkatan Dungeon ini seharusnya adalah rank S. Boss Dungeon ini benar-benar memiliki kecerdasan yang tinggi.
"Khukk!!"
"Akkh!!"
"Curse Magic?!"
Para Mage tumbang karena Curse Magic. Gawat. Alara harus segera membantu mereka. Tapi tangannya di tahan oleh Jinwoo.
"Ara, jangan lakukan apa yang ada di pikiranmu," bisik Jinwoo.
Alara hanya bisa diam. Jika Jinwoo sudah bilang seperti itu artinya dia sudah punya rencana.
"Kita terlambat," ucap Alara.
"Mereka sudah datang."
Hal itu menghancurkan harapan mereka untuk keluar. Attack Force mereka baru saja melawan lebih dari 20 High Orc. Kali ini mereka tidak bisa melawan.
"Aku pikir.... Mereka lebih dari 50 High Orc?"
Salah satu monster itu maju berhadapan dengan Kihoon.
"Kihoon Hyung!!"
"Jangan. Jika kita melawan, kita akan langsung mati."
"Khrerak tuu sheenah weegroo ahraknakah!"
Monster itu mengucapkan sesuatu yang tentu saja tidak dimengerti Kihoon tapi dimengerti oleh Alara dan Jinwoo.
Monster itu terus mengulang kata-katanya hingga tiba-tiba kepalanya seperti dimiringkan dengan paksa.
"Manusia ...."
High Orc itu berbicara dengan bahasa manusia. Sepertinya itu berkat sihir. Spekulasi mereka, dia mungkin hanya boneka yang dikendalikan.
"Manusia ...."
"Aku ... Kargalgan ...."
"Aku berharap ... bertemu dengan ... kalian ... manusia ...," ucap High Orc dengan terbata-bata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate : Aplistia
FantasyDia akan pergi... "Kumohon...." Jinwoo dengan menahan pahit di hatinya, harus merelakan kekasihnya yang pergi sementara dengan waktu yang tidak bisa di tentukan. Juga kematian yang mengikat takdir kekasihnya. "Tolong kembalilah dengan selamat ...."...