Happy Reading!
Karena perseteruan mengenai Hunter yang terkuat, akhirnya diadakan pertandingan berkelompok antara Hunter Korea dan Jepang. Ini bisa dijadikan untuk ajang unjuk kekuatan dan saling mengetahui kekuatan dari masing-masing negara.
Korea tersudut karena 2 Hunter mereka berhasil di keluarkan oleh Jepang. Cha Haein yang ingin membantu Baek Yoonho dihadang oleh Kumamoto. Cha Haein melancarkan serangan cepat. Namun sepertinya itu membuat Kumamoto marah dan mengamuk.
Saat serangan Kumamoto berjarak sekitar 5 cm dari Cha Haein. Tiba-tiba waktu seakan berhenti sejenak. Muncul pusaran angin kecil yang meledak secara tiba-tiba di tengah aula. Ledakan itu membuat seluruh orang di aula terpental.
Pusaran angin semakin kencang. Semuanya berusaha bertahan, namun kesadaran mereka seperti tersedot perlahan. Tidak sampai satu menit semua orang memasuki alam bawah sadar mereka.
Sebelum kehilangan kesadaran sepenuhnya. Jinwoo melihat seseorang dengan topeng setengah wajah berjalan ke arahnya.
"Hihihi ...,"
"Ternyata kau yang ini lebih lemah dari perkiraan ku. Tidak menyenangkan."
"Siapa?" gumam Jinwoo yang akhirnya masuk kedalam alam bawah sadarnya.
Kembali ke saat ini.
Mendengar penjelasan Jinwoo. Alara menghela nafasnya. Dia menatap tajam Uriel yang cengengesan.
"Ya maaf, aku bosan tahu, bertahun-tahun kami mencari kau yang sulit sekali di lacak. Ternyata malah ada di dunia lain," gerutu Uriel.
"Minta maaf pada mereka Uriel," perintah Alara.
Uriel dengan ogah-ogahan meminta maaf pada kumpulan manusia yang tidak lebih kuat dari ujung kukunya itu. Mukanya terlihat menyebalkan di mata para Hunter. Tapi saat Alara melihatnya, dia langsung berpura-pura terlihat menyesal.
Jinwoo dan yang lain merasakan hal yang sama, jengkel. Alara menyadari itu. Dia menghela nafasnya, lagi. Menatap adiknya yang paling nakal itu.
"Uriel, pulanglah ke rum—"
Trang!
Blar!
Ucapannya terpotong karena dia di serang seseorang dengan Dagger yang dilapisi petir yang menciptakan ledakan saat beradu dengan polearm nya. Ledakan yang tercipta sangat kuat, mampu mendorong para Hunter beberapa meter.
Sedangkan Uriel tidak bergeming sama sekali. Anak itu menatap menarik pemandangan di depannya.
"Si gila pertarungan datang," ujar Uriel.
Alara menatap datar orang yang menyerangnya. Anak ini benar-benar sepaket dengan Uriel. Sama-sama nakal, jahil, tapi yang ini lebih senang bertarung daripada menjahili.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate : Aplistia
FantasyDia akan pergi... "Kumohon...." Jinwoo dengan menahan pahit di hatinya, harus merelakan kekasihnya yang pergi sementara dengan waktu yang tidak bisa di tentukan. Juga kematian yang mengikat takdir kekasihnya. "Tolong kembalilah dengan selamat ...."...