ASIA 1: Amerta

3.4K 307 78
                                    

Selamat pagi, Detik News; Usai satu Minggu kematian anak tunggal dari bapak Sagawa pemilik Skala Group, kepolisian saat ini masih belum berhasil mengungkap siapa dalang dibalik kematian tragis Arya Wiguna. Lagi-lagi kepolisian cacat dalam pekerjaan mereka. Apakah kasus kali ini akan kembali menjadi kasus tak terpecahkan seperti kasus-kasus sebelumnya? Jika terus begini, siapa yang harus bertanggungjawab?

Berita dari televisi di sudut ruangan itu membangkitkan amarah orang-orang di ruangan kepolisian. Mendengar reporter di sana berbicara se-enaknya tentang mereka, seolah menjadi yang paling tau apa yang terjadi membuat buku-buku jari para letnan mengepal. Umpatan seketika keluar dari bibir.

"Ah, sial."

"Dia pikir polisi main-main aja?"

"Kalau nggak mengiring opini publik, nggak reporter namanya."

"Gila, resign lama-lama semua polisi kalau mereka begitu terus."

"Udah-udah. Lagian bukan kasus kita. Biar itu jadi urusannya Mabes Kepolisian Universal." Kanit Reskrim Polda Bali, Haidar Mark, menengahi kericuhan anggotanya. Pria itu menggeleng kepala pelan, ikut frustasi sebenarnya melihat berita yang sama akhir-akhir ini. Dan kepolisian di kritik habis-habisan.

Meskipun bukan unit mereka yang menangani kasus yang terjadi di Jakarta itu, tapi dia selaku Kepala Unit yang memimpin anggota Buser (anggota polisi yang membantu kanit) turut kesal tentunya. Karena bukan hanya nama Kepolisian Universal saja yang tercoreng, tapi seluruh Kepolisian di Indonesia.

"Balik kerja semuanya. Juna, matiin tv!"

Sementara yang disuruh menuruti perintah, Haidar menoleh ke satu meja yang di isi oleh perempuan satu-satunya diantara mereka semua. Pria itu menemukan anggotanya itu menatap datar dan lurus ke televisi bahkan sampai saluran di sana mati.

"Angel?"

Di detik kedua barulah perempuan itu menoleh. Alisnya terlihat naik.

"Iya, Ndan?"

Haidar membuat gerakan mata ke televisi sekilas. "Tertarik sama kasusnya?"

Angel menggeleng pelan. "Enggak."

Kanit itu mengangguk kalem. "Kalau tertarik saya izinkan. Silahkan bantu Om kamu di sana mecahin kasusnya. Untuk keponakan yang berhasil mecahin puluhan kasus kejahatan di Bali ini, bukannya Om kamu jelas butuh bantuan seseorang yang ahli kaya kamu?"

Yang di tanya terlihat diam sesaat, menatapnya lekat tampak menimbang-nimbang. "Nggak, komandan. Saya udah betah di Bali."

Haidar spontan terkekeh kecil. Dia menghargai keputusan Angel. "Yaudah kalau gitu. Nanti misalnya berubah pikiran, bilang aja."

"Oke."

Begitu percakapan itu berakhir, Haidar kembali mengurus kerjaannya. Angel pun sama. Namun sepertinya fokus Angel masih teralihkan karena berita tadi. Dia melirik televisi yang sudah mati, kemudian beralih membuka laci mejanya. Ada berkas setebal 5 cm. Angel segera mengambilnya.

Rekap kejahatan the secret person.

Judul cover sesaat mendentumkan detak jantung Angel. Tangannya tanpa sadar terkepal. Dia tatap berkas itu lama-lama, sama sekali tidak niat membuka.

"Dia meninggal, Ngel."

"Gleo ninggalin kita."

Anjing.

Angel buru-buru memasukkan berkas itu ke tempat semula. Sekilas kejadian yang menghancurkan hidupnya waktu itu terlintas di benak. Angel bangkit dari kursi, dia butuh udara segar.

___

Ombaknya tenang. Udaranya bebas polusi.

Dikenal oleh wisatawan mancanegara dengan nama secret beach, pantai Pandawa Kutuh menjadi pantai tercantik dan terindah di Bali dengan pasir putihnya. Terletak di Desa Kutuh Kabupaten Badung.

Sejak kepindahannya ke Bali- atau kabur ke Bali, pantai ini menjadi tempat favorit bagi Angel untuk menenangkan diri. Tempat paling oke untuk mengosongkan pikiran yang ribut.

Mungkin karena pantai itu indah. Mungkin juga karena pantai itu tenang. Atau mungkin berisik khas deburan ombak ke tepi pantai yang seakan menghibur diri. Mungkin karena itu Angel suka ke pantai.

Bentangan laut luas itu tidak memiliki ujung, bahkan terlihat menyatu dengan langit. Birunya terlampau cantik untuk ditatap berjam-jam lamanya tanpa bosan.

"Indah banget, ya?"

Angel tidak ingin repot-repot memutuskan kontak mata dengan melewati pemandangan matahari terbenam di sana ketika seseorang datang dan duduk di sebelahnya. Sudah puluhan tahun mereka bersama, suaranya jelas terekam di benak Angel.

Si perempuan memberi anggukan pelan.

"Indah banget sampai yang ganteng kayak suami lo gini nggak dilirik?"

Nadanya nyolot membuat sudut bibir Angel tertarik sedikit.

"Brisik, Dev."

Selanjutnya ada helaan nafas berat dari yang laki-laki. "Kalah indah ternyata gue sama sunset."

Angel diam sebentar sebelum menjawab. "Cemburu kok sama sunset."

"Sejak ke Bali saingan gue itu pantai sama sunset."

Angel tertawa akhirnya, dia menoleh menatap lelaki tampan yang sudah menjadi ayah dari anak-anaknya. "Kenapa, Dev, gitu banget?"

"Aku nemu uban tadi, Ngel."

Topik Devan tiba-tiba berganti, alis Angel naik sebelah.

"Terus?"

"Aku cabut lah, untung satu. Loh masak umur masih 40 udah ubanan? Harusnya belum iya, kan?"

Angel lagi-lagi tertawa. "Tua udah kamu, tuh. Udah anak tiga."

"Loh emang anak banyak ngaruh mempercepat tumbuh uban?"

"Umur kamu."

"Umur? Otw jadi sugar Daddy, apa ya, aku?"

"Devan.."

"Kenapa sayangku? Udah nggak sedih lagi, kan?"

Yang satu itu menerbitkan senyum manis Angel. Dia melingkarkan tangannya melilit pinggang Devan. Kepalanya ia letak menempel di dada bidang Devan. Memeluk erat lelaki yang telah menjadi pasangan hidupnya.

"Makasih, ya?"

"For what?"

"Udah ngehibur aku."

"Of course, sayang."

Karena Angel tau, Devan yang baru saja melemparkan pertanyaan konyol tadi hanya agar Angel tidak lagi memikirkan masalahnya. Setidaknya, tidak untuk larut terlalu lama dalam kesedihan.

Sore itu diantara langit jingga, bersama deburan ombak dan hangatnya pelukan.

Dua pasangan saling mengeratkan pelukan, yang satu ini tidak boleh siapapun usik.

Hubungan mereka harus abadi.

___
to be continue

ders, baca ulang ceritanya oke. aku mesti memperbaiki alur biar bisa lancar nulisnya. Ntar aku up satu-satu lagi, semoga kalian berkenan baca ulang dari bab ini. karena kalau nanti kalian tunggu baca waktu up bab 11 (bab seharusnya) jadi bingung. karena di awal bab ini aku ganti alur.

so sekarang AS3 judulnya ASIA. Biar pembaca baru juga ga kebingungan dan tertanya-tanya harus baca AS1 dan AS2 nggak? ENGGAK SAYANGKU!

Baca cerita ASIA nggak harus kamu pembaca cerita AS. Karena di sini aku bikin versi barunya. Bisa dibilang ini cerita lanjutan After AS, tapi bisa dibaca terpisah kok. Duh susah jelasinnya, tapi kalian mengerti kannnn😭

udah deh, bay-bay!

yang mau punya novel Angel's Secret bisa buruan check out di shopee momentous.publisher❤️

ASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang