Jantung Dewa rasanya seperti melonjat keluar dari rongga dada saat tubuhnya di dorong dan terjun ke bawah. Untung saja Aryan sigap meraih tangannya hingga kini lelaki itu tampak berusaha keras memegang tangannya agar ia tak jatuh ke bawah.
Dewa ... hampir saja bernasib sama seperti Anan jika tidak ada Aryan yang punya respon gesit.
Tapi meski begitu, jantungnya tetap berdetak cepat. Posisinya masih belum aman. Tak ada jaminan jika seorang Aryan akan menyelamatkan seseorang yang kemaren baru saja mencelakai adiknya.
___
"Apa-apaan lo?!" Aryan menatap penuh emosi pada gadis yang baru saja mendorong Dewa.
Tatapan matanya yang tajam, yang penuh dendam itu adalah hal pertama yang ia lihat dari gadis disebelahnya ini.
"Ngapain lo banyak mikir buat dorong bajingan yang udah nyelakai adek lo, ha?" Gadis itu nyolot ke Aryan.
Satu alis Aryan, naik tajam. Dia menatap heran gadis berpenampilan preman ini.
"Bukan urusan lo!" sentak Aryan Akhirnya. Dia melihat ke bawah, tangannya semakin mengeratkan pegangannya pada Dewa.
"Dasar bego!"
"Apa lo bilang?" Aryan tak terima.
"Nih bajingan aja waktu ngedorong adek lo sama sekali ga banyak mikir. Tapi sekarang lo malah mau nolongin dia?"
Belum sempat Aryan mau menarik Dewa untuk naik kembali ke atas, lengan Aryan dipukul secara brutal oleh gadis gila yang tiba-tiba ikut campur urusan mereka.
"Lepas bego!"
Wajah Aryan memerah. Dia saat ini menahan emosi bukan main pada gadis tidak waras disebelahnya ini.
"WOI FAZA?! GILA YA LO?"
Dewa dibawah sana tiba-tiba menjeritkan nama gadis itu? Sepertinya iya. Dia menatap marah pada Faza.
Yang bernama Faza itu terkekeh sinis. Dia menengok ke bawah. Lalu mentertawakan Dewa.
Tak ada balasan yang Faza berikan selain tawaan yang mengejek. Entah dendam apa yang ia punya pada Dewa, Aryan jelas tak peduli.
Tangan Aryan semakin tak berdaya menahan Dewa dibawah sana lebih lama lagi. Cowo itu tanpa pikir panjang segera saja menarik Dewa kembali ke atas. Dan ya, selain helaan nafas lega dari pada penonton, bonusnya Aryan mendapatkan umpatan kata bego dari gadis bernama Faza itu.
___
"Fazana Amira Nazwa. Nona preman yang cantik, sarkas, dan berjiwa tukang bully." Novia mengambil nafas sesaat. "Bukan tukang bully beneran yaa." kekehnya.
Usai kejadian di kelas tadi, kantin menjadi pilihan terbaik untuk menenangkan diri. Ditemani segelas es teh, semangkok bakso panas-panas, dan cerocosan Novia.
Aryan duduk tenang menikmati makanannya. Menjadi satu-satunya yang paling ganteng di meja ini, Aryan seorang diri cowo diantara Alicia, Kezia, dan Novia.
"Faza itu rival banget sama Dewa. Nggak ada yang tau pasti apa masalah ke duanya. Yang orang-orang tau, Faza sama Dewa satu sekolah mulu dari jaman TK. Mungkin udah muak kali ya ketemu terus, jadi pertengkaran keduanya karena emang eneg satu sama lain."
Kezia mengangguk membenarkan ucapan sahabatnya itu. Dia juga sepemikiran sama Novia.
Aryan memilih acuh, mengabaikan cerita-cerita Novia. Tapi tidak dengan Alicia.
"Kalau tentang Dewa?" Alicia bertanya penasaran. "Lo tau banyak tentang dia?"
__
"Kalau tentang Dewa? Lo tau banyak tentang dia?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ASIA
Mistério / SuspenseElbiana Angelista adalah mantan ketua dari geng Angel's yang sekarang seorang detektif. Dia mengejar pembunuh yang membunuh sahabatnya Gleo. Melalui kasus yang terjadi saat ini, Angel memburu kebenaran di balik kejahatan di masalalu karena semuanya...