ASIA 7: Menebak dalam gelap

1.1K 115 7
                                        

Disclaimer: cerita ini hanya untuk mengedukasi. cerita ini tidak berdasarkan kejadian nyata. cerita ini tidak menyinggung unit manapun. dan cerita ini asli hasil imajinasi penulis.

.
.
.

Arya Wiguna merupakan korban pembunuhan yang terjadi di sekolah tempat dia belajar. Ia seorang putra tunggal keluarga Sagawa yang terkenal dengan sifat angkuh. Memiliki latar belakang dari keluarga konglomerat tentunya membuat Arya Wiguna semena-mena melakukan apapun yang ia mau. Bahkan tidak segan-segan melakukan tindak pidana berfikir uang bisa menyelesaikan segalanya.

Lebih buruk lagi kelakuannya didukung oleh keluarga.

Devan mengetahuinya baru-baru ini setelah mencaritahu apa saja tingkah Arya Wiguna selama bersekolah di Cendrawasih High School. Faktanya Arya Wiguna banyak terlibat kekerasan dan memanipulasi keadaan sehingga terkesan korbannyalah yang bersalah. Berkat kekuasaan keluarganya, Arya Wiguna akan bebas begitu saja dari perbuatannya sendiri.

Menampilkan laporannya, Devan menayangkan dua foto berbeda. Masing-masing dari korban Arya Wiguna dan kasus 20 Tahun silam.

"Tali di sana di ikat dengan cara yang berbeda. Pada kasus yang baru ini terjadi, tali diikat dengan cara khusus." Letnan Kolonel menjeda sesaat penjelasaannya. Menunjukkan jenis tali yang dia maksud. "Ini modeling tali temali yang hanya diajarkan dalam latihan militer. Yang mengikat Arya Wiguna adalah seseorang dari anggota militer."

Satu ruangan lagi-lagi terkesiap. Devan beralih ke foto sebelumnya. "Mengetahui cara mengikat tali pada korban, membuat kita bisa lebih dekat pada investigasi." Ia mengangguk yakin. "Ini tidak mungkin perbuatan orang awam."

Lelaki itu melanjutkan. "Sementara pada kasus 20 Tahun silam, tali yang mengikat korban terkesan asal-asalan. Itu menandakan bahwa pelaku bukan bagian dari anggota militer. Pelakunya adalah warga sipil. Jadi..."

"Ini pelaku yang berbeda dengan 20 Tahun silam." Inspektur Sera spontan menyambung ucapan Devan. Ditempatnya Devan maupun Angel mengangguk.

Kali ini Angel kembali berbicara, dia menatap pada Julio, menyanggah kesimpulan yang terlalu buru-buru dari Julio tadi.

"Untuk sekarang kita belum bisa menyimpulkan bahwa kasus ini ada hubungannya dengan kasus 20 Tahun silam. Terlalu cepat buat kita mengatakan bahwa pelaku pembunuhan Arya Wiguna dikendalikan oleh pelaku 20 Tahun silam yang sebenarnya." Angel berucap tegas. "Jika ingin kasus ini selesai, kepolisian tidak boleh terfokus dengan masalalu. Itu cuman akan menghalangi investigasi. Kepolisian harus rasional."

Lagi-lagi satu ruangan terdiam, dalam senyap mereka menyetujui apa yang Angel katakan.

"Oke. Sekarang apa yang akan kalian lakukan?" Orang dari kejaksaan bertanya. Jaksa Dirga tatap serius Devan dan Angel.

"Kita akan mempersempit identifikasi pelaku. Mengetahui pelakunya adalah orang terdekat korban, kita akan mencari siapa saja yang keluarganya memiliki riwayat sebagai anggota militer. Dengan begitu kita bisa segera menangkap pelaku."

"Baiklah." Ada anggukan bangga dari Julio. Kemudian disusul oleh petinggi lainnya. "Kami menghandalkan kerja keras kalian."

Jaksa Dirga tersenyum. Ia tidak sabar. "Saya menantikan pelimpahan berkas dari kalian ke kejaksaan."

_____

Meratakan selembar kertas di meja dihadapan komandan, Sajid memberikan data yang sebelumnya diminta oleh Angel.

"Ini daftar nama-nama orang yang terlibat perseteruan dengan korban," ungkap Sajid yang diberikan anggukan oleh Angel.

"Oke." Devan yang posisinya tidak jauh dari meja Angel mendorong kursinya mendekat, melihat daftar nama itu.

ASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang