Author note: Sebelumnya maaf atas segala penggunaan bahasa yang kiranya kurang berkenan. Dan cerita ini tidak menyinggung unit manapun.
.
.
.
.Melansir dari Bloomberg, keluarga bapak Sagara menjadi keluarga terkaya ke-8 di Asia asal Indonesia dengan total kekayaan mencapai US$ 39,4 Milliar. Bapak Antonio Sagara memiliki perusahaan properti, yakni Skala Properties Group. Menjadi salah satu perusahaan pengembang real estate terbesar di Hong Kong.
Melihat latar belakang keluarga bapak Sagara tentunya tidak heran mengapa kasus kematian tragis putranya Arya Wiguna dikawal oleh masyarakat untuk dapat segera di pecahkan. Berbeda dari kasus sebelumnya yang melibatkan masyarakat biasa, kasus kali ini sangat ramai di perbincangkan. Bahkan membuat petinggi-petinggi negara ikut turun tangan.
Markas Besar Kepolisian Universal kini tengah membuka ruang diskusi dengan beberapa petinggi yang melibatkan para polisi jenderal, beberapa orang kejaksaan, orang ahli dari depertemen Badan Forensik Nasional, dan tim penyelidik yang dibentuk khusus memecahkan kasus.
Setelah membahas detail kasusnya, Sersan Sajid— salah satu anggota tim penyelidik khusus yang dimintai Julio untuk menjelaskan secara garis besar kasus kali ini kepada semua orang di ruangan, kembali duduk. Mempersilahkan presentasi diambil alih oleh Jenderal Polisi Universal, Julio Maher.
Julio tampak mengganti slide terkait kasus kematian tragis dari Arya Wiguna putra bapak Sagara ke kasus 20 tahun silam.
"Kurang lebih dua puluh tahun yang lalu, tepatnya pada bulan Desember 2021, terjadi kericuhan yang sama. Ada kematian tragis dari korban Lucas Wijaya dan Bima Prasetyo. Berkaca pada kasus tersebut, jika kita berikan perbandingan, modus operandi hampir sama dengan kejadian pembunuhan Arya Wiguna. Korban sama-sama di gantung seperti bagaimana Tuhan disalibkan."
Jenderal itu beralih slide ppt, menampilkan foto bagaimana mengenaskannya Arya Wiguna, siswa Rajawali High school, digantung di tiang yang ada di rooftop sekolahnya.
"Kita mendapati metode yang sama pada kedua kasus ini. Korban di gantung dengan tangan yang terentang, seolah memberikan tanda salib. Dari itu, kita mencocok logikan dengan pesan pelaku yang tertulis di dinding ruko."
Kali ini Julio menampilkan sebuah foto bertuliskan dengan tinta merah, darah.
'Silahkan temukan dan eksekusi mati aku jika benar ini adalah negara hukum yang penuh dengan keadilan. Jangan salah tangkap, cilup baa'
Selanjutnya hening, Julio memperhatikan reaksi orang-orang di ruangan. Ada syok yang mendominasi dengan kerutan di dahi sampai beberapa detik ke depan kerutan itu hilang dan digantikan anggukan pelan.
"Kata kuncinya ada di keadilan." Pranowo, Komisaris Jenderal Polisi, Wakil Kepala Polisi Universal berkomentar lebih dulu. "Keadilan. Tuhan. Dan ya... Tuhan itu Maha adil."
"Pelakunya membuat keadilan sendiri karena kurang cakapnya hukum di negara kita." Satu-satunya yang memiliki pangkat rendah di ruangan itu menyeletuk. Sajid mengangkat bahu ringan.
"Oke, jadi maksud Jenderal ini pelaku yang sama dengan kasus 20 tahun yang lalu?" Seseorang dari kejaksaan angkat bicara. Jaksa Dirga tatap serius pada Julio.
Yang ditatap tidak menggeleng maupun mengangguk.
Jaksa Dirga kembali bersuara. "Jikalau memang ini pelaku yang sama, bukankah pelaku di kasus 20 tahun yang lalu sudah di tangkap? Bahkan hakim telah menjatuhi hukuman seumur hidup dan kini pelaku juga telah ada di lapas untuk bertanggungjawab atas perbuatannya. Atau.."
Julio di tempat mengukir senyum tipis.
"..Ada seseorang yang meniru kejahatan 20 tahun silam?"
"Dan atau, kita salah menangkap pelaku 20 tahun silam," sambung Julio menjawab bersamaan dengan video klip rekaman interogasi pelaku waktu itu diputar di layar.

KAMU SEDANG MEMBACA
ASIA
Mystère / ThrillerElbiana Angelista adalah mantan ketua dari geng Angel's yang sekarang seorang detektif. Dia mengejar pembunuh yang membunuh sahabatnya Gleo. Melalui kasus yang terjadi saat ini, Angel memburu kebenaran di balik kejahatan di masalalu karena semuanya...