Chapter 01 : Rumour

1.2K 179 740
                                    

Vienna, June 1683

Suasana menjelang siang pada hari ini sangat menenangkan. Tiupan angin sepoi-sepoi membuat dedaunan di luar sana bergoyang. Beberapa berjatuhan mengingat bahwa musim gugur masih berlaku. Begitu juga dengan bunga-bunga di pekarangan rumah entah yang memang sengaja ditanam dan dirawat sepenuh hati maupun yang liar berdansa kesana-kemari. Kupu-kupu yang mengitari di atasnya juga kicauan burung yang saling bersahutan membuat suasana semakin nyaman dan terkesan dreamy. Pun dengan suasana hati Samuel di dalam rumahnya yang hangat. Ia sangat senang. Teramat senang sekali di hari liburnya kali ini.

"Sam, bukankah sebaiknya kau menyiapkan diri untuk berperang?" Si pemilik nama yang merasa terpanggil, lantas angkat satu alisnya dan mengalihkan atensinya pada orang yang duduk tak jauh darinya.

Sam banting kasar adonan kue yang ia buat, tentu saja ia kesal mendengar kalimat itu ketika ia sedang menginginkan hari libur tanpa gangguan apalagi kata "perang" itu yang membuatnya suntuk.

Heii.., dia ingin sehari saja tak ada bahasan perang dan sebagainya. Ya memang Sam adalah salah satu dari orang yang memutuskan untuk menjadi bagian terdepan ketika perang. Dia seorang prajurit.

"Perang apalagi?" tanyanya tampak sedikit kesal. Si lawan bicara hanya terkekeh merasa lucu melihat ekspresi kesal Sam. Sudah lama sekali ia tak melihat ekspresi itu. Dahi mengkerut, alis sedikit menukik, bibir mengkerucut lucu. Kapan ya, terakhir kali ia melihatnya? Yang jelas sudah lama sekali. Mungkin ketika Sam masih remaja

"Hah.., rasanya baru kemarin aku meminta izin cuti pulang agar bisa berkumpul dengan kalian." Sambung Sam, tapi kali ini dengan nada yang sudah tenang. Mungkin ia tadi terkejut, makanya Sam tanggapi dengan nada yang kesal dan tampak marah.

"Ah.., iya aku mengerti. Aku sangat senang kau akhirnya kembali pulang. Kami juga sangat merindukanmu. Rasanya sangat sepi tidak ada kau selama ini." Sam tersenyum tipis mendengarnya sambil menatap lawan bicaranya. Tak bisa dipungkiri, ia juga rindu. Sangat.

"Kudengar di kastil kemarin, Raja tampak tak tenang dan bercerita pada permaisurinya bahwa Ottoman mengajak berperang." Sam awalnya tidak terkejut dengan itu, ia pernah berperang dan pulang dengan banyak luka, bahkan ia pernah hampir sekarat dan membuat ibunya menangis selama seminggu.

Tapi hampir setengah menit kemudian, barulah ia terkejut.

"Kau menguping? Itu pelanggaran!" seru Sam heboh. Alih-alih memikirkan lawan perangnya nanti, Sam ternyata lebih menghebohkan hal lain. Si lawan bicaranya sedari tadi ganti mendengus kesal.

"Aku tidak menguping, aku mendengar karena aku bertugas menyiapkan makan malam mereka semalam jika kau lupa!" Sam hanya menganggukkan kepalanya dan setelahnya ia diam, kembali fokus mengolah adonan kue yang ia buat.

Hari ini memang ia berniat untuk membuat kue bersama kakaknya, menghabiskan waktu dengan keluarga sebelum ia kembali sibuk dengan kegiatan militernya.

Hari ini memang ia berniat untuk membuat kue bersama kakaknya, menghabiskan waktu dengan keluarga sebelum ia kembali sibuk dengan kegiatan militernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
To (See You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang