Chapter 17 : Vienna Blood Waltz

185 76 271
                                    


Vienna, September 1683


Sam merasa gundah sekali. Pikirannya kacau, risau, dan segala rasa apapun tak mengenakkan itu menyerangnya bertubi-tubi. Makin parah ketika kotanya sudah kacau. Kotanya tak mungkin bisa bertahan lebih lama lagi. Ia ingin pulang saja rasanya, tetapi pulang ke rumah berarti ia tak melakukan apapun untuk memperbaiki kotanya. Ia stress tapi pasti semua orang juga sedang mengalaminya.

"Tanganku rasanya kebas dan mati rasa. Sakit sekali. Lebih sakit daripada pertama kali aku belajar memanah." Felix keluhkan tangannya yang memar pun dengan jarinya yang sedikit sobek karena memanah, meskipun ia sudah memakai pengaman jari.

"Aku lelah mendengar suara berisik dari luar benteng. Apa menurutmu usaha kita selama satu bulan ada hasilnya?" Han bertanya pada semua orang yang sedang bertugas di atas dinding pertahanan benteng.

Steven tertawa hambar, "Semua orang merasa lelah. Entah kalian merasa atau tidak, bagaimana pun juga kita sejak awal kalah jumlah. Aku malah merasa jumlah pasukan musuh di luar sana makin banyak saja."

Steven, Han, juga Felix ketiganya sedang beristirahat sebentar. Makan siang pun mana sempat, mereka hanya duduk sebentar untuk meminum dan kembali bergabung dengan Sam serta yang lainnya memanah musuh dari jarak jauh.

Iya, sejak sebulan lalu ketika Raja mereka datang dan memberi kabar bahwa bala bantuan akan datang, semua prajurit di Bastion dengan semangat dan suka hati segera membalas serangan musuh yang mencoba merobohkan dinding pertahanan.

"Kita kalah jumlah, karenanya tak memungkinkan bagi kita untuk turun dan terjun ke luar, tak mungkin bagi kita menyerang mereka secara langsung. Sementara waktu hingga bala bantuan datang, kita balas serangan dari jarak jauh. Siapkan diri kalian untuk memanah dan melemparkan bola meriam." Begitulah kiranya titah dari atasan tertinggi kala itu, sebulan yang lalu. Tetapi, sebulan lamanya menunggu bala bantuan yang Raja katakan nyatanya hinga sekarang tak datang sama sekali. Ataukah mungkin tak akan datang sama sekali? mengingat mungkin Liga Suci mungkin tak berani ikut campur masalah peperangan lebih dalam untuk menghindari konflik? 

"Hingga tahun depan, apa mungkin kita masih bisa bertahan?" Sam benci pertanyaan itu, seolah sang penanya sedang pesimis. Sam tahu rasanya menunggu tanpa kejelasan di waktu yang genting seperti ini, tetapi pesimis tidak akan membuat semuanya berubah menjadi lebih baik. Justru malah merusak. Kepercayaan diri hilang bahkan usaha pun tidak akan terasa nyata.

"Jika kau ingin cepat pulang dan menikmati liburan natal nanti dengan keluarga, selesaikan pekerjaanmu. Jika kau lelah membidik, lemparkan panahmu secara asal. Aku rasa itu tidak ada salahnya selama mengarah kearah musuh." Sam tak hanya berucap semata, ia malah langsung mempraktekkannya. Melesatkan anak panahnya secara asal dengan penuh emosi dan cepat. Dia juga kesal karena di matanya, musuh di luar sana seperti tidak berkurang sama sekali.

"Kau benar Sam, bahkan melemparkan anak panah tanpa fokus saja bisa mengenai musuh." Felix menimpali

"Tetapi, memanah yang aku inginkan tidak seperti ini." Meski begitu, setelah mengatakannya Felix mengikuti apa yang Sam lakukan.

Tak ada percakapan lagi, semuanya nampak fokus dengan kegiatan masing-masing. Tetapi lantas tak sepi begitu saja. Suara lesatan anak panah pun dengan tembakan meriam menjadi lebih ramai daripada sebelumnya.

Sam menghela napas, ia turunkan panahnya, renggangkan tangan sebentar sambil melihat Felix yang sedang serius membidik seseorang padahal tempo waktu bukankah Felix mengikutinya memanah dengan asal dan emosi?

"Kau sedang mengincar siapa? Semua pasukan di luar sana sama saja." Sam terlampau penasaran dan coba bertanya di tengah keseriusan Felix

"Sam.., lihat laki-laki muda disana. Baju zirah berwarna putih. Dia berbeda. Aku ingin membunuhnya." Ungkap Felix membuat Sam melihat lelaki mencolok di antara banyaknya orang di luar sana yang dimaksud Felix setelah mencarinya.

To (See You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang