Chapter 08 : After Met You

244 72 140
                                    

Graz, June 1683

Pada akhirnya pertemuan tak sengaja membuat keduanya saling mengenal dalam waktu singkat menjadi memori paling indah dan berharga. Sam sendiri tak mengira bahwa dirinya benar telah menaruh hati hingga jatuhkan hati pada gadis yang baru saja pertama kali ia temui kala ia sedang menjalankan misinya. Ia tidak tahu kenapa bisa jatuh cinta.

Jatuh cinta pada pandangan pertama bukanlah sebuah masalah bukan? Nyatanya dongeng seperti kisah cinta dalam satu malam, terjadi padanya. Tetapi, ia juga tidak punya alasan mengapa ia jatuh cinta. Semuanya seolah mengalir begitu saja.

"...... Menciptakan sebuah kepalsuan saja menurutku itu tidak baik. Apapun bentuk kepalsuan itu."

Senyum getir selalu tercipta di bibir ketika Sam mengingat perkataan Atheera. Apa yang akan terjadi jika gadis pujaan hatinya itu tahu, bahwa Elias nyatanya tidaklah ada. Hanya ada Samuel yang kala itu dengan terpaksa tak bisa menyebut identitas asli. Barang sekalipun ia tak akan pernah bisa menggunakan nama aslinya di luar, apalagi menggunakan nama baptisnya.

"Hei..., kenapa kau akhir-akhir ini terlihat murung Sam? Seperti tak punya semangat hidup. Ayolah..., kau harus semangat. Nanti malam kita pergi ke tempat yang baru lagi." Han menginterupsi Sam yang seperti melamun sedari tadi. Memang benar, tatapan matanya begitu kosong.

Apakah ini sedikit berlebihan? Tapi jika bukan karena kehadiran Atheera yang menghiburnya, siapa lagi? Han? Lelaki itu memang suka melucu tapi tak sekalipun berniat melucu di depan Sam. Mungkin karena Han belum bisa terlalu mengakrabkan diri dengan Sam, padahal Sam sudah mencoba

"Apakah kau tidak mau menghiburku?"

"Ayolah Sam...., aku terlalu sungkan denganmu. Jadi rasanya akan canggung."

"Sudah kubilang, aku temanmu dan kita seumuran. Jadi jangan pedulikan jabatan. Aku mohon...., aku merasa sedih" Han garuk kepalanya. Dia bingung harus bagaimana. Dia sendiri juga tidak bisa memaksakan diri. Sungguh, dia tak bisa tidak berbicara serius dengan Sam. Dia tidak terbiasa

"Bagaimana ya Sam, sebenarnya aku bukan tidak mau menghibur. Tapi aku memang tidak bisa. Kalau boleh jujur, aku menganggapmu rival ku. Tapi tenang saja, itu dulu. Sekarang aku masih berusaha melupakannya."

"Apa?" tentu Sam terkejut. Han menganggapnya musuh? Lantas, ia lanjutkan kalimatnya karena terlampau penasaran, "Kenapa begitu?"

"Dulu cita-citaku memang masuk ke dalam Bastion. Aku memang berhasil menjadi trainee tapi kau dengan mudahnya mendahului diriku dan mendapat jabatan yang lebih tinggi, padahal aku merasa, harusnya aku yang mendapat posisi itu. Aku merasa aku lebih bekerja keras dan lebih dulu masuk daripada dirimu." Han mengungkapkannya dengan kejujuran tapi ia sama sekali tak berani menatap ke arah Sam.

"Aku minta maaf jika saat itu kau merasa tidak adil dan tersakiti. Aku tidak bermaksud membela diriku, tapi saat itu aku merasa kemampuan memanahku memang cukup bagus daripada yang lain dan paling menonjol sehingga membuat Jenderal memilihku. Aku sudah belajar memanah sejak usiaku lima tahun Han." Han menganggukkan kepalanya mengerti. Dia sedikit terkejut mengetahui fakta bahwa Sam bahkan sudah berjuang sejak kecil. Pantas saja dia dapat masuk dan mendapati posisi dengan mudahnya

"Kau sendiri juga hebat Han. Nilai akademikmu bahkan jauh di atas rata-rata"

"Kau mengetahuinya?" Sam hanya menganggukkan kepalanya sembari nyamankan posisi punggungnya.

"Sebenarnya kau tidak perlu meminta maaf tentang pengakuanku yang merasa sakit hati. Karena aku tidak tahu tentang alasan Jenderal yang sebenarnya."

"Tidak apa, aku hanya merasa perlu meminta maaf saja telah membuat orang sakit hati. Wajar jika kau merasa sakit hati saat itu."

To (See You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang