Setelah sampai di rumah sakit, Jisung pun segera di tangani dokter, luka di kepala nya cukup parah, sehingga dokter harus melakukan beberapa pemeriksaan secara teliti karena di takutkan akan ada trauma ataupun pendarahan di dalam.
"Seungmin kamu nggak apa-apa?" Tanya Bangchan khawatir, pasalnya dari tadi Seungmin hanya terdiam dengan wajah yang sangat pucat.
"Aku takut Jisung kenapa-napa kak."
"Kamu tenang ya, aku yakin Jisung nggak akan kenapa-napa," balas Bangchan yang hanya bisa ditanggapi anggukan lemah dari Seungmin.
Bangchan pun memeluk tubuh kurus tersebut bermaksud untuk menenangkan dan meyakinkan nya bahwa semua akan baik-baik saja, Seungmin yang sejak tadi berusaha untuk tenang pun akhirnya runtuh, tangis nya tak dapat terbendung, terlalu takut menghandapi kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi pada putra nya.
1 jam telah berlalu, seorang dokter dan beberapa perawat akhirnya keluar dari UGD yang menangani Jisung.
"Dengan keluarga pasien?" Tanya sang dokter ketika melihat Bangchan dan Seungmin.
"Iya dok, saya ibunya, anak saya nggak apa-apa kan dok?" Tanya Seungmin dengan raut wajah penuh kekhawatiran.
"Untuk saat ini saya belum terlalu yakin, tapi pasien bisa saja mengalami penurunan daya penglihatan atau bahkan kebutaan akibat benturan di kepalanya tersebut, untuk hasil yang lebih jelas kita harus menunggu sampai pasien sadar," jelas sang dokter.
Seungmin yang mendengar penjelasan sang dokterpun semakin khawatir, bagaimana jika anak nya benar-benar buta? Seungmin tak akan sanggup berhadapan dengan sang anak karena rasa bersalah.
"Tapi itu bisa diobati kan dok?" Tanya Bangchan sedikit ragu.
"Itu tergantung dari seberapa parah kerusakan yang dialami pasien, jika hanya penurunan daya penglihatan itu masih bisa disembuhan dengan terapi, tapi jika itu kebutaan maka cara satu-satu nya adalah operasi donor mata."
.
.
.
"Baik dok terimakasih," jawab Bangchan, sebelum akhirnya sang dokter pergi meninggalkan Bangchan dan Seungmin."Seungmin maafin kakak."
°••••°
Rintik air menghantam bumi dengan deras, suara nya yang riuh seakan mewakili perasaan Felix yang sekarang tengah bersembunyi di sebuah jalan sempit.
Tubuh Felix bergetar hebat, bukan karena dingin nya air hujan akan tetapi karena rasa bersalah dan takut yang ia alami.
Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk kepada Jisung?
Bagaimana jika sang ayah dan kakak membencinya setelah ini?
Bagaimana jika akhirnya ia harus terus hidup dalam pelarian seperti ini?Air asin mengalir di kedua pipi tirusnya, membayangkan hal-hal buruk membuat tubuh Felix lemas, belum lagi kondisi tubuhnya yang belum sehat sepenuhnya, Felix yakin setelah ini ia akan semakin jatuh sakit.
"Felix takut, maafin Felix, Felix nggak bermaksud sakitin Jisung. Maaf... maaf maaf maaf!"
Hujan telah reda, hari pun berganti cerah, dan entah sejak kapan Felix tertidur dalam ketakutannya. Wajah berhias bintang itupun mengernyit menahan sakit tatkala tersadar dari tidur tak lelapnya.
Rasa pening yang teramat sangat membuat Felix hanya bisa bersandar lemas, Felix bisa merasakan suhu tubuhnya yang sangat panas, belum lagi rasa lapar yang mendera perutnya.
Felix rasa jika ia terus begini ia bisa saja mati karena sakit ataupun kelaparan, jadi dengan susah payah Felix keluar dari jalan sempit tersebut, entah kemana ia akan pergi yang pasti Felix tak akan kembali ke rumahnya, ia terlalu takut untuk itu.
°••••°
"Ayah, Jisung kenapa?" Tanya Hyunjin begitu melihat sang ayah di lobby rumah sakit.
Bukan nya menjawab Bangchan justru balik bertanya, "kakak ada liat Felix nggak?"
"Nggak ada, Hyunjin kira Felix ikut ayah."
"Huh! Kak, bunda bilang kemarin kakak sama Felix berantem, kalian bicarain apa aja?"
"Kemarin Felix bilang handphone nya rusak setelah telponan sama bunda Gahyeon, terus Felix mau pinjam handphone Hyunjin buat telpon bunda Gahyeon lagi, tapi Hyunjin larang akhirnya kita berantem, Hyunjin juga nggak sengaja bilang kalau bunda Gahyeon selingkuh," jawab Hyunjin merasa bersalah, "ini sebenarnya kenapa sih yah? Felix nggak kenapa-kenapa kan?"
"Kemarin Felix serang Jisung, Hyunjin. Felix pukul kepala Jisung dengan vas bunga dan sampai sekarang Jisung belum sadar, dokter bilang Jisung bisa aja mengalami penurunan daya penglihatan bahkan kebutaan."
"Ayah ngomong apasih? Felix nggak mungkin ngelakuin hal senekat itu," ucap Hyunjin dengan raut wajah tak percaya nya.
"Ayah juga berharap Felix nggak senekat ini, Hyunjin," jawab Bangchan sendu.
"Terus dimana Jisung sekarang?"
.
.
.
Sesampainya Hyunjin diruang rawat Jisung, Hyunjin dapat melihat keberadaan sang ibu sambung yang tengah duduk dengan raut wajah lelah yang sangat ketara."Bunda...." panggil Hyunjin pelan.
"Iya sayang?" jawab Seungmin lembut, "Hyunjin udah makan?" tanya nya kemudian.
Hyunjin yang mendengar pertanyaan tersebut seketika saja terenyuh, bisa-bisa nya sosok manis ini masih mengkhawatirkan nya.
"Bunda, Hyunjin minta maaf."
"Hyunjin nggak salah apa-apa, jadi nggak usah minta maaf, ini semua udah takdir dari tuhan."
°••••°
Banyak pasang mata yang menatap Felix aneh, namun hal tersebut tak Felix hiraukan hingga akhirnya langkah tertatih nya mampu membawa tubuh ringkih tersebut ke sebuah rumah mewah, dengan ragu Felix menekan bell sembari berharap kehadirannya akan diterima baik oleh sang pemilik rumah.
Tak lama setelahnya pintu rumah mewah tersebut terbuka, menampilkan seorang wanita cantik yang langsung terkejut tatkala melihat keberadaan Felix."Felix," ucap wanita tersebut pelan.
"Bunda... Felix kangen!" Ucap Felix sembari memeluk tubuh tersebut erat penuh kerinduan.
"Ya ampun Felix, badan kamu panas banget sayang," ucap Gahyeon ketika merasakan suhu panas dari tubuh sang anak.
"...."
"Kamu lagi sakit gini, kenapa nekat datang kesini?" Tanya Gahyeon ketika pelukan keduanya sudah terlepas.
"Felix berantem dengan ayah dan kakak bunda, jadi Felix kabur dari rumah. Felix boleh kan tinggal disini bareng bunda?" Pinta Felix memohon.
"Felix, maafin bunda, tapi bunda rasa kamu nggak bisa tinggal disini."
"Kenapa?" Tanya Felix dengan raut wajah senduh nya.
"Karena...suami bunda nggak akan setuju kamu disini."
"Tapi bunda, Felix udah nggak tau lagi harus kemana."Melihat raut sendu sang anak akhirnya membuat Gahyeon iba, "Yaudah Felix masuk dulu, sekarang suami bunda lagi nggak ada di rumah, nanti kalau udah pulang bunda bakal coba bujuk ya."
"Iya bunda, makasih."
.
.
.
"Felix, ini baju lama suami bunda, nggak apa-apa kan kalau kamu ganti pake ini dulu?""Iya bunda nggak apa-apa."
"Nanti setelah selesai ganti baju kamu istirahat aja dulu ya, bunda mau kedapur masakin kamu bubur, nanti bunda anterin kesini."
"Iya bunda, makasih," jawab Felix dengan raut wajah Bahagia nya, ia sangat senang karena akhirnya bisa merasakan perhatian dari sang bunda setelah sekian lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Derai (skz)
Документальная прозаTentang Felix, mentari yang perlahan kehilangan cahayanya, tergantikan oleh derasnya derai hujan. #Straykids #°••••° Start : 21 mei 2023 Finish : ???