12. Kecewa

70 6 2
                                    

"Mas!" Panggil Gahyeon kaget.

"Kurang ajar kamu!!!" Teriaknya marah, sembari bangkit dengan susah payah.

Sementara Felix hanya bisa terdiam sembari memperhatikan pergerakan dari ayah sambungnya tersebut.

"Bunda, cari tempat berlindung!" Perintah Felix sebelum akhirnya jatuh tersungkur akibat pukulan mentah yang dilayangkan sang ayah sambung.

Tanpa peringatan apapun sang ayah sambung terus saja menyerang Felix, beberapa pukulan berhasil Felix hindari, namun tetap saja kondisi tubuh Felix yang kurang sehat membuat dirinya dengan mudah dikalahkan, Felix pun tergeletak tak berdaya dengan kondisi tubuh penuh luka dan lebam.

"Bu-bunda," panggil Felix ketika melihat sang ayah sambung yang berjalan mendekati sang bunda, sementara Gahyeon hanya bisa bergetar ketakutan.

"M-mas jangan, aku minta maaf."

"Udah terlambat untuk minta maaf, sekarang giliran kamu!" Ucap nya sembari menjambak kuat rambut sang istri.

"Agh! Sakit mas, ampun!" Felix yang melihat Gahyeon kesakitan pun dengan susah payah merangkak mendekati kaki sang ayah sambung lalu mengigit kaki tersebut sekuat yang ia bisa hingga jambakan pada rambut sang bunda terlepas.

"Aghh! Mati kau sialan!" Pekik sang ayah sambung sembari menendang kuat kepala Felix berulang kali.

Darah mengucur deras, Felix pun tak sadarkan diri, Gahyeon yang melihat hal tersebut pun dengan seketika panik sementara sang suami berjalan pergi entah kemana.

"Felix!"
.
.
.
"Akhhh!" Lenguh Felix pelan, Gahyeon yang mendengar hal tersebut dengan segera menghampiri sang anak.

"Felix!"

"Bun...da."

"Iya sayang ini bunda, kamu mau sesuatu?" Tanya Gahyeon yang hanya bisa Felix jawab dengan gelengan pelan.

"Keadaan bunda gimana? Bunda baik-baik aja kan?" Tanya Felix susah payah.

"Iya, bunda nggak apa-apa sayang. Bunda minta maaf ya, bunda nggak tau kalau akhirnya bakal kayak gini, bunda bener-bener minta maaf Felix," tangis Gahyeon penuh penyesalan.

"Nggak usah minta maaf, ini bukan salah bunda," ucap Felix sembari berusaha menahan sakit yang ia rasa, ia tak ingin bundanya khawatir.

"Tapi tetep aja, karna suami bunda kamu jadi gini."

"Bunda nggak usah khawatir Felix nggak apa-apa kok," ucap Felix sembari menggenggam tangan halus Gahyeon bermaksud menenangkan.

"Kalau gitu bunda bisa minta tolong nggak?" tanya Gahyeon setelah terdiam beberapa saat.

"Minta tolong? Minta tolong apa bunda?"

"Bunda minta tolong buat kamu rahasiain kejadian ini dari ayah dan kakak kamu, bunda nggak mau suami bunda masuk penjara Felix. Kamu nggak mau bunda sedih kan sayang?"

"Tapi bun-"

"Tolong Felix, kamu sayang bunda kan? Kalau kamu sayang sama bunda, kamu harus rahasian hal ini, demi bunda."

Melihat raut wajah penuh harap dari sang bunda membuat Felix luluh, "tapi suami bunda itu udah siksa bunda, gimana kalau nanti dia siksa bunda lagi?"

"Kamu nggak usah khawatir sayang, dia kasar itu karna bunda yang salah, kedepannya bunda bakal pastiin dia akan baik ke bunda. Jadi Felix mau kan rahasian hal ini?"

"I-iya bunda."

"Bagus, kalau gitu bunda bakal telpon ayah kamu dulu sebentar."

"Bunda tunggu," panggil Felix pelan.

"Iya sayang kenapa?"

"Kalau laki-laki itu sakitin bunda lagi, jangan ragu buat temuin Felix, Felix bakal lindungin bunda."

"Iya sayang, makasih banyak ya," ucap Gahyeon sebelum pergi meninggalkan Felix yang menatapnya senduh.

Sudah hampir 1 jam berlalu namun Gahyeon tak kunjung kembali dari acara menelpon sebentarnya, Felix khawatir tentu saja, Felix takut sang bunda kenapa-kenapa, akan tetapi tubuh Felix terlalu lemah jika harus pergi mencari keberadaan sang bunda hinga Felix hanya bisa pasrah menunggu kembalinya sang bunda.

Tak lama setelahnya pintu ruang rawat Felix terbuka dengan segera Felix menoleh karena mengira yang datang adalah Gahyeon, namun salah, yang datang justru Bangchan bersama Hyunjin.

"Ayah..." ucap Felix dengan suara lirih.

"Gimana, udah puas bikin onar?" Tanya Bangchan dengan tatapan dinginnya.

Felix tentu saja takut, baru kali ini ia melihat tatapan sedingin itu dari Bangchan.

"Kenapa? Kok diem? Saya tanya sama kamu udah puas bikin onarnya?"

Felix yang mendengar pertanyaan dari sang ayah hanya bisa terdiam, tak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Setelah bikin Jisung buta sekarang apa? Berantem sama orang sampai babak belur?"

Tunggu-tunggu, Felix nggak salah dengarkan?

"Maksud ayah apa? Jisung buta?"

Mendengar pertanyaan polos dari sang anak membuat Bangchan terkekeh pelan, "kamu nggak tau apa kesalahan kamu? Kalau gitu biar saya kasih tau, gara-gara kamu ada seseorang yang harus kehilangan kemampuan melihatnya Felix, nggak cuman itu, kamu juga berhasil hancurin perasahaan seorang ibu yang udah ngebesarin anak nya dengan susah payah selama ini."

"...."

"Asal kamu tau Felix, saya udah bener-bener kecewa dan malu atas kamu, saya harap ini terakhir kali nya kamu nyusahin saya," ucap Bangchan sebelum berlalu meninggalkan ruang rawat Felix.

Setelah terdiam cukup lama Felix pun memberanikan diri untuk membuka suara, "Kak..." panggil Felix kepada Hyunjin yang hanya diam sedari tadi.

Hyunjin yang mendengar panggilan lirih dari sang adik hanya bisa menghela nafas lelah nya.

"Nggak sekarang Felix, kakak juga kecewa sama kamu, sekarang lebih baik kamu pikirin kesalahan kamu dan cari solusi nya," ucap Hyunjin sebelum ikut berlalu menyusul kepergian sang ayah.

Sementara Felix hanya bisa terdiam sembari merenungkan kesalahannya.

Apa Jisung buta karena perbuatan Felix hari itu?

Air hangat mengalir dari kedua belah mata Felix hingga membasahi bantal yang ia gunakan, mewakili perasaan bersalahnya yang teramat sangat kepada Jisung.

"Sekarang gimana? Felix harus gimana? Ayah sama kakak udah kecewa sama Felix, bunda Seungmin dan Jisung pun pasti udah benci ke Felix."
.
.
.
Rasa dingin dari sesuatu yang basah terasa di dahi Felix, Felix yang tengah tertidur lelap pun terbangun karna nya.

"Ehh, bunda bangunin Felix ya? Maaf, bunda cuman mau kompresin Felix, Felix tidur lagi aja," ucap Seungmin dengan wajah damai nya.

"Bunda seungmin?"

"Iya Felix, Felix haus? Bunda ambilin minum ya?" Ucap Seungmin sembari beranjak dari tempat duduknya, namun ditahan oleh Felix.

"Kenapa?" Tanya nya lirih.

"Hmm?" Sahut Seungmin bingung.

"Kenapa bunda Seungmin nggak benci ke Felix? Padahal Felix udah buat Jisung buta."

Seungmin yang mendengar pertanyaan lirih dari Felix pun tersenyum lembut.

"Ini semua udah takdir dari tuhan, Felix pun pasti nggak bermaksud buat Jisung buta karna bunda tau Felix itu anak yang baik, jadi nggak ada alasan buat bunda benci ke Felix," sahut nya sembari mengusap rambut Felix sayang.

Felix yang mendengar ucapan dan perlakuan lembut Seungmin pun dengan seketika menangis kuat, terlalu bingung harus bereaksi seperti apa.

Felix kira Seungmin akan membencinya seumur hidup, tapi ternyata salah, Seungmin justru tetap tersenyum untuknya.

Derai (skz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang