BAB 9 (PERHATIAN)

168 7 0
                                    

Happy Reading

~
~
~
~
~

Setelah satu minggu Alisya mendaftrakan Alaska sekolah, tepat pada hari ini anak itu akan masuk untuk pertama kalinya. Alaska yang ada di kamarnya terbangun, anak itu membuka matanya dan yang ia lihat pertama kali adalah baju sekolah yang tergantung disana, dengan senyum yang mengembang ia turun dari tempat tidur kemudian menuju kamar mandi yang ada di lantai 2. Sedangkan Alisya masih berada di bawah selimut yang menutupi hingga seluruh badan perempuan itu.

Sedangkan Alaska yang sudah selesai mandi, ia kembali berjalan ke kamarnya dengan handuk yang melilit dari dada hingga lututnya. Anak itu mengenakan seragam sekolah sendiri yang telah di siapkan semalam oleh Alisya, bahkan semalam Alaska juga sudah mempersiapkan apa saja yang harus ia bawa ke sekolah nya.

Setelah merasa rapi, anak itu berjalan dengan tas yang ada di punggungnya, ia mengetuk pintu kamar Alisya kemudian membukanya. Lucu ketika anak itu menggelengkan kepala saat melihat Alisya yang masih tertidur pulas.

Alaska yang akan melangkah masuk ke kamar tersebut tertahan karena seseorang dari belakang memegang lengan anak itu.

"ayah" dengan volume kecil Alaska memanggil Ankara dan tersenyum.

Ankara menempelkan telunjuk ke bibirnya agar anak di depannya ini tidak membuat kebisingan, takut jika Alisya terbangun dari tidurnya. Ankara menutup pintu kamari itu dengan pelan kemudian menggendong Alaska duduk di ruang tengah.

"Ayo ayah yang antar, nanti Alaska telat ke sekolah kalau nunggu mommy bangun" Ankara yang berjongkok di depan anak dan akan memakaikan sepatu tidak jadi karena sepatu tersebut sudah di rebut oleh Alaska.

"Alaska bica cendili Ayah" Ankara terkekeh kemudian ia berdiri dan berjalan menuju dapur untuk menyiapkan bekal anak itu,  saat di perjalanan menuju rumah Alisya tadi Ankara membeli Sandwich untuk Alaska dan Ibu dari anak itu.

Saat kembali di ruang tengah, Ankara sudah melihat anak kecil itu rapi dengan sepatu yang terpakai "sudah siap?".

Alaska menganggukkan kepalanya, ia bergandengan dengan Ankara untuk keluar rumah laki -laki itu juga tidak lupa menutup pintu. Setelah itu ia merjalan kembali menuju mobil yang terparkir di depan rumah Alisya, baru lah ia menjalankan mobil nya untuk mengantar Alaska ke sekolah.

Sesampainya di halaman sekolah, Ankara turun dari mobil membuka pintu untuk sang anak. "Ayo turun".

"Ayah antel (anter) sampai sini aja Yah. Nanti Alaska malu soalnya udah becal (besar)".

Ankara hanya bisa tersenyum mendengarnya, ia kemudian berjongkok di depan Alaska dan menatap dengan wajah kecil itu. "Okay, tapi salam dulu sama Ayah".

Dengan patuh, anak itu mencium punggung tangan Ankara kemudian memberi salam "assalamu'alaikum, Ayah" Alaska berjalan mundur beberapa langka dengan melambaikan tangan kearah Ankara. Setelah itu baru lah ia berjalan dengan memunggungi Ankara menuju kelas yang sudah di beri tahu oleh Alisya semalam.

# # # #

Alisya yang merasa kedinginan karena selimutnya terbuka hingga pinggang terbangun, dengan kepala yang terasa pusing ia beberapa kali mencoba memfokuskan pandangannya kearah jam yang ada di akas sebelah tempat tidur.

"Astaga" perempuan itu membelalakkan matanya, ia dengan cepat menggunakan hijab lalu berjalan menuju kamar sebelah tempat tidur anaknya.

"Lah kemana ini bocah" ia membuka kamar mandi yang tertutup tetapi hasilnya nihil, pandangannya tertuju kepada pintu rumah yang terbuka tetapi tidak ada manusia di ruang tengah.

Alisya berjalan menuruni tangga, menutup pintu tersebut. Saat berbalik badan, baru lah ia tahu siapa manusia yang ada di rumahnya. Alisya kembali membuka pintu rumah nya dengan lebar kemudian berjalan menuju dapur.

"Gak usah panik, Alaska dah berangkat dari tadi ke sekolah kalau nunggu kamu bangun juga dia bakalan telat di hari pertamanya".

"Kamu kenapa gak bangunin aku?" ia duduk di minibar yang langsung berseberangan dengan pantry dimana ada Ankara yang sedang menyiapkan sarapan.

"Gimana mau bangunin kalau kamu semalam bilang gak enak badan" laki - laki itu menyodorkan sepiring nasi goreng, ia menyanggah tubuhnya dengan kedua tangan yang ada di atas pantry dan menatap dengan lekat wajah Alisya yang masih terlihat pucat.

"Mau ke dokter hari ini?" Ankara membersihkan beberapa barang yang ia pakai untuk memasak nasi goreng, dan mengembalikan bahan yang tersisa kedalam lemari es.

Ini lah alasan Alisya tidak bisa melupakan Ankara, laki - laki yang pernah menyakitinya ini sangat peduli dan sangat bisa di andalkan dalam keadaan apapun. Bahkan bakat memasak Alisya berasal dari Ankara yang mengajarkannya beberapa masakan termaksud salah satunya nasi goreng yang perempuan itu makan saat ini, tetapi anehnya dia tidak bisa memasak seenak masakan Ankara.

"Aku udah bilang ke Siska kalau kamu hari ini libur dan hanya bisa kerja dari rumah karena sakit" Ankara bahkan sekarang terlihat seperti ibu - ibu yang sedang berbicara dengan anaknya tetapi dirinya masih sibuk membersihkan dapur.

"Aku bisa berangkat kerja dan istirahat disana".

"Kamu yang sekarang sama seperti kamu yang dulu Sya, kalau di bilangin gak nurut. Kamu sekarang gak sendiri, ada Alaska yang harus kamu rawat, jangan coba - coba buat kerja waktu sakit paham" laki - laki itu melepas Appron nya dan melipat kembali dengan rapi.

"Habiskan sarapannya kemudian minum obatnya" ia menyodorkan segelas air putih dan satu butir obat yang di beli saat perjalan kembali dari mengantar Alaska.

Alisya hanya mengangguk dengan patuh, ia tersenyum di balik gelas yang menempel di bibirnya. Ini lah sifat Ankara yang sangat dia suka, membuat siapa saja deh dengan karena perhatian dari laki - laki itu.

Setelah menyelesaikan sarapan dan mencuci piring kotornya, Alisya mengambil tab yang ada di kamarnya kemudian turun dan duduk di sebelah Ankara, perempuan itu membuka E-mail untuk melihat laporan yang baru di kirim beberapa menit lalu oleh Siska.

Dengan jari yang lincah menari di atas layar tab itu, sudut mata Alisya juga memperhatikan apa yang dilakukan oleh Ankara di atas iPad milik laki - laki itu. "Kamu sendiri sekarang kenapa disini?".

"Nunggu Alaska pulang sekolah dan jemput sekalian baru aku balik ke kantor" jelas Ankara tanpa melihat kearah Alisya.

Sedangkan perempuan itu kali ini memperhatikan percakapan antara Ankara dan ibunya yang sedang berlangsung, cukup seru menurut Alisya karena jarang sekali ia melihat pertengkaran melalui pesan, karena biasanya ia melihat secara langsung.

"Set--" belum sempat Alisya menyelesaikan pembicaraannya, laki - laki yang ada di sebelah nya langsung memotong pembicaraannya dan sudah tahu apa yang akan di katakan Alisya.

"Jangan coba - coba setuju dengan saran ibuku, aku akan menikahimu dengan paksa jika kamu setuju" laki - laki itu berdiri kemudian mengambil jas yang sempat ia lepas.

"Tapi kan kamu harus mencari pasangan Ankara".

"Kalau masa depan aku ada di depanku kenapa harus ikuti perjodohan gila itu" Ankara menaikkan satu alisnya dengan kedua tangan yang masuk kedalam saku celana.

"Bahkan aku tidak tau siap untuk menikah kapan" Alisya menundukkan kepalanya, ia merasa bersalah karena selalu menolak Ankara dengan dalih masih trauma karena masalalu bersama laki - laki itu.

"Aku akan menunggu nya sampai kamu siap Sya. Karena kamu harus menghukum aku atas kesalahan yang lalu, aku pamit dulu. Assalamu'alaikum" Ankara merjalan keluar meninggalkan Alisya yang masih dengan posisi sama.

"Waalaikumsalam" Alisya menjawab dengan pelan, dan ia berterima kasih sekali dengan Siska yang menghubungi tepat waktu sebelum dirinya benar - benar menangis.

# # # #

Selamat pagi semuanya, apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat ya......

akhirnya update bab 9, dimana bab ini baru selesai dikerjakan. Dan juga akhirnya update pagi sekali wkwkwk..... bisa di bilang antara malam menuju pagi.

Maaf ya gaes karena up harus jam 1 pagi. Udah lah, semakin pagi pesan ini semakin ngacok.

Ok, aku mau berterima kasih kepada kalian semua yang udah mau save cerita ini ke perpus, yang udah mau baca cerita ini dan dukung cerita ini.

Selmat datang juga buat pembaca baru, dan juga sabar ya buat update bab sampai selesai cerita ini. Diusahakan akan secepatnya selesai biar kalian yang bacanya nunggu selesai gak lama-lama juga.

Sama terima kasih untuk 200 lebih pembaca, yuk sebarin ke teman atau saudara supaya makin banyak pembaca buat cerita ini. Jangan lupa juga ingetin teman atau saudara yang lagi baca buat vote ceritanya ya.

Terima kasih semuanya, see you di next bab bubaiiii.......

Mom Alisya (Single Mom)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang