BAB 10 (MASALALU)

140 7 0
                                    

Happy Reading

~
~
~
~
~

Belum selesai dengan masa lalu, itu lah kata - kata yang pantas di ucapkan untuk Alisya. Perenpuan itu saat ini masih duduk di posisi yang sama hanya saja ia sudah sendiri tanpa Ankara di sebelahnya. Siska yang menghubungi nya tidak membuat pikirannya teralihkan Dari bayangan masa lalu, sehingga membuat air mara Perenpuan itu menetes.

Flashback On

Ini adalah semester akhir Alisya selama 4 bulan kedepan ia akan fokus menghadapi skripsi yang membuat pusing, dan juga ia akan membantu kakak keduanya yaitu Gilka untuk mengurus perusahaan yang sebentar lagi akan ia pimpin.

Alisya yang sudah rapi dengan dress polos cokelat dan jacket kulit hitam berjalan turun Dari lantai 2 rumah bernuansa abu - abu itu, di ruang makan sudah ada Ibu dan Ayah nya. Alisya bergabung disana untuk sarapan, setelah itu baru lah Alisya pergi menuju kampus untuk menyelesaikan skripsi miliknya.

Setelah sampai ia langsung menuju fakultas terlebih dahulu untuk melakukan bimbingan dengan dosen, baru lah ia menuju perpus untuk mengerjakan skripsi tersebut. Alisya naik ke lantai dua disana cukup sepi untuk hari senin ini, tidak seperti senin sebelumnya perpus selalu ramai dengan pengunjung, ia berjalan menuju meja yang selalu ingin di duduki nya yaitu meja pojok menghadapi jendela.

Beberapa langkah lagi Alisya akan sampai pada tempat duduknya, tetapi suara seseorang menghentikan pergerakan Alisya, juga sudut pandang yang entah telah melihat apa membuat dirinya memutuskan untuk mundur dan melihat dari  sela buku.

Alisya menautkan kedua alisnya, ia menatap apa yang sedang dilakukan kedua orang itu bahkan dirinya merasa tidak asing dengan punggung laki - laki yang entah sedang melakukan apa di depan dada Perenpuan yang ada di depannya.

Alisya yang semakin penasaran lebih mendekatkan lagi dirinya, Kali ini ia melihat dari samping rak buku Dan disitu lah Alisya membuat kebisingan dengan menjatuhkan tumpukan buku yang ada di samping rak tersebut.

Mata Alisya terasa panas dan berair saat pandangannya bertemu dengan laki - laki yang kini melihatnya dengan kaget. Bahkan Alisya sudah tahu kegiatan apa yang dilakukan oleh laki - laki itu saat Alisya melihat bagian dada perempuan yang ia tatap terbuka.

"Maaf, maaf" Alisya menatap tumpukan buku itu, ia merasa harus cepat keluar dari tempat ini.

Alisya bahkan semakin cepat menumpuk buku saat melihat sepasang kaki berdiri di depannya kemudian berjongkok untuk membantu menatap tumpukan buku itu. Tapi take lama buku selesai di tumpuk dan Alisya pergi meninggalkan perpus. Bahkan laki - laki yang ada di perpus ikut berjalan di belakangnya.

"Sya tunggu dulu".

Alisya dengan cepat menepis tangan laki - laki itu, "jangan sentuh saya".

"Tapi Sya".

"SAYA BILANG, JANGAN SENTUH SAYA!" teriak Alisya yang membuat semua pasang mata melihat kerah mereka berdua. "Saya sudah pernah bilang jika sudah bosan tinggalkan saya dengan naik, jangan mempermainkan saya seperti ini Ankara" kata Alisya dengan kedua pipi yang basah karena air matanya, tetapi perempuan itu bersyukur bisa meluapkan amarahnya.

"Bahkan saya tidak pernah bosan Alisya" kata Ankara dengan raut wajah melasnya.

Alisya tersenyum dengan satu sudut bibir terangkat, ia menatap dengan lekat mata Ankara. "Kits sudahi saja, Kali ini kamu bebas bersenang - senang dengan perempuan mana pun" Alisya pergi meninggalkan Ankara yang juga entah sejak kapana menurunkan air matanya.

"Bahkan kamu Belum mendengar penjelasan saya Sya" Ankara merasa menyesal telah mengikuti permainan perempuan gila yang ia temui tadi di perpus. bahkan Ankara ingin menampar perempuan itu saat memaksa dirinya untuk memegang yang seharusnya tidak ia pegang.

Mom Alisya (Single Mom)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang