BAB 15 (NIKAH, YUK?)

149 5 0
                                    

Happy Reading

~
~
~


Sinar matahari yang cerah menyinari taman rumah sakit, membuat beberapa orang berdatangan untuk menikmati hangatnya sinar tersebut, dengan angin yang bisa membuat rambut mereka berterbangan, tapi beberapa orang juga duduk di bawah pohon untuk berlindung dari sinar matahari.



seperti Gilka yang duduk disana, di pinggir kolam air mancur taman dengan Ankara disebelahnya. Sejak satuh setengah jam lalu keduanya hanya terdiam merasakan sejuknya angin dan memperhatikan setiap kegiatan yang dilakukan orang-orang disana.



"Abang kenapa ngajak aku kesini?" Akhinya dari mereka berdua Ankara yang lebih dahulu membuka suara.



"Gak papa" Gilka menggelengkan kepala, pandangannya masih sama seperti sebelumnya.



Gilka termaksud laki-laki yang sangat sabar ia tidak pernah marah dengan adiknya bahkan dengan mantan kekasih adiknya ini, karena ia berfikir bahwa Ankara adalah mantan kekasih adiknya bukan mantan kekasihnya, maka dari itu ia tetap akan berhubungan selagi bukan dirinya yang memiliki masalah.



Berbeda dengan kembarannya yaitu Gerka, laki-laki itu cukup memiliki emosi yang buruk bahkan dulu saat Ankara memutuskan untuk breakup dengan Alisya, Gerka lah yang lebih dahulu bertanya mendatangi Ankara hingga membuat laki-laki itu babak belur.



"Kamu akhir-akhir ini sering terlihat disisi Alisya Kar?" Gilka mendongakkan kepalanya keatas, ia melihat langit cerah diatas sana.



"Apakah kamu sudah sadar seberapa pengaruhnya Alisya di hidup kamu?" meskipun bukan pendendam tetapi Gilka adalah laki-laki bermulut pedas.



"Hmm" Ankara menganggukkan kepala. "Bahkan aku merasa kehilangan saat awal pertama kali memutuskan untuk selesai dengannya".



"Bajingan kamu Kar" .



"Ya, aku tahu" Ankara melihat kearah kedua ujung sepatunya, ia menatap dengan lekat ujung sepatu tersebut. "Bahkan aku tidak ingin megulanginya kali ini, aku sangat sadar bahwa perasaan ini begitu besar untuk Alisya".



"Kenapa kamu baru sadar saat ini?" suara itu membuat Gilka dan Ankara membelalakkan kedua matanya.



"Mati kau Kar" kata Gilka tanpa suara, ia hanya menggerakkan bibirnya saja.



Sedangkan Ankara hanya bisa menelan ludahnya, ia tidak berani menolehkan kepala kearah sebelah kanan.



"Bang" kata Gilka yang turun dari duduknya, ia berjalan menuju Gerka kemudian menyalami kembarannya itu.



"Bang" dengan terpaksa Ankara juga mengikuti apa yang dilakukan oleh Gilka.



"Kamu belum jawab pertanyaan ku Kar?" dengan satu alisnya yang naik, Gerka berjalan duduk di kursi taman dengan meja kayu yang ada di tengah antara kedua kursi tersebut.



"Entah" Ankara mengangkat kedua bahunya, "tidak ada alasan untuk baru sadar saat ini, karena sejak dulu pun aku merasakan sebesar apa aku jatuh hati kepada Alisya".



Mereka bertiga duduk disana di pinggir kolam air mancur dengan pandangan yang sama-sama melihat kearah langit, tidak ada yang membuka suara bahkan Gerka belum membalas jawaban dari Ankara.



"Hati ini tidak bisa di bohongi, selama satu tahun aku meninggalkan Alisya, sedikit pun namanya tidak hilang disana. Bahkan rasanya selalu rindu dan semakin rindu ketika berusaha tidak mengingatnya".

Mom Alisya (Single Mom)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang