“TURUN LO!”
Suara gertakkan dari seorang wanita yang baru turun dari mobil tersebut mampu menyambar daun telinga kiara hingga menembus sel-sel otaknya.
Wanita itu turun bersama ketiga temannya sambil berjalan lebih mendekat pada kiara.
Tangan kia sedikit bergetar. Tentu saja ia merasa takut. Ia terpaksa mematikan mesin motornya lalu menuruti perintah wanita itu untuk berhadapan dengannya.
Salsa. Kia mengenalinya. Terlihat dari raut wajah dan sorotan matanya, seperti sedang meluapkan suatu amarah. Ia di dampingi oleh bella, laura, dan felisia. Tidak ada lea di sana. Namun kia melihat lea masih di dalam mobil dan hanya melihat aksi keempat temannya ketika menghadapi kia yang sendirian. Tentu dia tidak akan ikut mengotori tangannya hanya karna masalah dari anak buahnya.
Kia sempat menelan salivanya pelan-pelan. Dia tidak mengerti mengapa anggota geng penguasa itu kali ini berhadapan dengannya. Apa ia pernah berbuat salah? Kia rasa tidak. Namun seperti yang kiran pernah katakan. Bahwa jika sudah berhadapan dengan the princess maka akan terjadi suatu masalah besar.
“siapa lo? Anak baru?”
Sekali lagi gertakkan suara wanita itu mampu membuat kia semakin merasa ketakutan. Apalagi kini posisi tubuhnya sudah semakin dekat dengan kia.
Kia menjawab pertanyaan wanita itu dengan sedikit gugup, “ iya kak”.
Salsa menyilangkan kedua tangan pada dadanya dengan mengangkat satu alis sambil mengamati tubuh kia dari ujung kaki sampai ujung kepala.
“Oh anak baru. Pantes aja banyak tingkah”.
Kia merasa bingung. Ia belum memahami apa yang di maksud wanita itu. “maksud kakak apa?”
“Alah. Jangan belaga bego lo”. Bella menyahuti.
“dia emang bego kali. Kelihatan dari penampilannya juga. Lo lihat aja sa, cupu”. Laura menatap sinis sambil menertawakan kia yang tentu saja di ikuti oleh bella dan felisa.
“anak cupu aja so’ kecantikan. Sadar diri lo”. Felisa ikut bersuara.
Kia semakin merasa kebingungan. “maksud kalian apa? Aku ga ngerti”.
“Lo itu udah cupu, bego!. Jangan pura-pura tambah bego lagi. Lo lihat foto ini”. Kali ini laura maju ke depan, mendekat pada salsa yang sedang berhadapan dengan kia. Ia menunjukan sebuah foto dalam ponsel-nya.
Kia tahu. Foto itu adalah dirinya bersama dewa ketika sedang menyerahkan buku novel itu di perpustakaan. Bagaimana bisa mereka mengambil gambar ini? Kia sudah memastikan sebelumnya, tidak ada satu orang pun yang melihat kebersamaannya dengan dewa.
Sekali lagi kia menelan salivanya perlahan, “kak dewa?”.
“Ya.. dewangga Aditya. Cowok gue! Sejak kapan lo kenal dewa?” salsa kembali menggertak. “ada hubungan apa lo sama cowok gue? Lo pasti tahu kan dewa itu cowok gue?”.
“Semua orang juga pasti tahu sa. Dia-nya aja yang kecentilan”. Teriak bella.
“aku ga ada hubungan apa-apa sama kak dewa kak”.
“Bulshit”.
“mana ada maling ngaku. Lo berani cari masalah sama salsa, berarti lo nyari masalah juga sama kita”. Gertak laura.
Kia memelas agar segera di ampuni, “aku serius kak, aku ga ada hubungan apa-apa sama kak dewa. Aku Cuma di kasih pinjam novel dia. Dan itu aku sudah kembalikan lagi karna sudah selesai bacanya”.
“jadi selama ini lo sering ketemu sama cowok gue? Karna lo pinjem novel dia?”. Amarah salsa semakin memuncak. “dasar cewek murahan!”. Salsa melayangkan telapak tangannya menuju wajah kia.
Kia yang ketakutan pun menundukkan kepalanya ke arah kanan. Namun tamparan salsa pun ternyata tak jadi meluncur pada wajah kia karna tangannya dapat di raih oleh seseorang untuk menahannya.
Satria.
Pria itu datang dengan menggunakan celana jeans berwarna hitam dan baju kaos berwarna putih. Serta jaket boomber hitam bertuliskan ‘ALASKA’ pada punggungnya. Ya, dia tidak mengenakan atribut sekolah karna memang sudah lebih dari satu minggu ini ia bolos sekolah.
“jangan coba-coba sentuh apalagi nyakitin cewek gue!”.
Kia menoleh ke arah sumber suara itu. Ya, kali ini salsa berhadapan dengan satria. Wajahnya menampakkan rasa kesakitan karna tangan yang di genggam dengan kuat oleh satria.
Di belakangnya. Ketiga teman salsa berdiri mematung mendengar pernyataan satria yang mengejutkan itu. Bahkan lea yang awalnya hanya menonton aksi keempat temannya itu. Kali ini ia ikut turun tangan karna ia pun ikut terkejut mendengar pernyataan dari satria bahwa gadis cupu itu adalah kekasihnya.
Salsa memberontak. Ia terus saja mencoba melepaskan tangannya dari satria, walaupun sulit ia lakukan. Sampai pada akhirnya lea datang mendekat dan membantu melepaskan tangan salsa dari satria.
“tria lo apa-apaan sih”.
“Lo yang apa-apaan lea!”. Akhirnya satria melepaskan tangan salsa. “ngapain kalian jebak dia di tempat sepi kayak gini? Lo mau cari masalah sama gue?”.
Laura, bella, dan felisa ikut maju ke depan. “jadi cewek cupu ini ceweknya lo tria?”. Ucap bella.
“Ya! Jadi jangan hukum dia gara-gara dia pinjam buku novel dewa. Dia ga ada hubungan apa-apa sama dewa karna dia adalah cewek gue!”.
Sekali lagi satria memberi penegasan akan perkataan nya. Bagaimana mungkin dia berani berbicara seperti itu? Bahkan hubungannya dengan kia pun seperti musuh. Mengapa kini ia mengaku sebagai kekasihnya? Memang aneh. Tapi mungkin ini cara dia untuk menyelamatkan kia dari kesalahan pahaman salsa.
Lea meraih tangan satria merasa tak percaya. “ini ga lucu beib. Kamu pasti bohong kan sama aku?”.
“gausah panggil gue dengan sebutan itu lagi lea”. Satria menepis tangannya dari lea. “gue bukan cowok lo lagi!”. gertakkan satria itu menyebabkan bola matanya mengeluarkan sebuah cairan bening yang kemudian jatuh pada pipinya.
“tapi__”.
“Pergi kalian sekarang!”. Sekali lagi satria menggertak. Membuat keempat teman lea ketakutan kemudian mereka pergi menuju mobil. Tersisa lea sendiri yang masih bertahan untuk memohon agar satria menarik ulang kata-katanya. Dan mengatakan padanya bahwa gadis cupu itu bukan kekasihnya. Namun karna sampai kapan pun satria tidak akan pernah kembali pada lea, ia pun terus saja mencoba mengusir lea agar segera pergi dari tempat itu.
Salsa yang tak tega melihat situasi itu pun akhirnya kembali dan menarik tubuh lea agar mengikutinya kembali ke dalam mobil dan pergi dari tempat itu.
Walaupun lea tetap menolak dan memberontak ketika salsa mengajaknya untuk pergi. Namun akhirnya usaha salsa pun berbuah hasil. Dengan terpaksa lea meninggalkan satria dan kia di tempat itu dengan rasa amarah yang masih bergejolak dalam dadanya. Ia pun bersumpah bahwa ia tidak akan membiarkan gadis itu merebut satria dari tangannya.
Satria telah memastikan bahwa lea dan teman-temannya telah pergi dari bayangannya. Ia pun menghela nafas perlahan kemudian membalikkan badannya, mengarah pada kia yang masih berdiri ketakutan akan ancaman dari lea.
“Lo gapapa kan?” tanyanya sambil meletakkan tangan pada bahu kia.
Kia membulatkan mata ketika satria menatapnya, kemudian pandangannya beralih pada tangan satria yang berada pada bahunya.
Sekali lagi ia menatap ke arah satria perlahan dengan dalam. Seperti mendapat sebuah kebebasan dan ketenangan, ia pun menarik ujung bibirnya dan memberi senyumannya pada satria.
“ gapapa kak. Makasih ya ”.
“Iyah, sekarang lo pulang. Gue ikuti lo dari belakang”.
“Tapi kak__”
“jangan protes. Gue harus pastiin lo aman sampai rumah”.
“iya kak”.
Satria pun kembali pada motornya yang ia parkirkan di belakang mobil lea sebelumnya. Kemudian ia memastikan terlebih dahulu agar kia berjalan di depannya, lalu ia melajukan motornya tepat di belakang kia.
Kia melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Dan ia terus saja melirik pada kaca spion kanannya, dan memastikan bahwa satria masih berada di belakangnya. Namun ada sesuatu yang saat ini mengganggu pada pikiran kia. Bagaimana mungkin pria yang selama ini ia anggap sebagai musuhnya malah melindunginya dari kejahatan lea dan teman-temannya yang mungkin akan menyakitinya jika satria tidak datang tepat waktu.
Dan ini untuk kedua kalinya satria menjadi penolong untuknya. Apakah spekulasi kia selama ini salah? Apa mungkin yang di katakan ibu benar? Bahwa penampilan satria yang terlihat berantakan tidak menjamin dia adalah orang jahat. Justru orang seperti itu adalah orang yang paling tulus ketika membantu seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTITESIS [TAMAT]
Teen Fictionmenceritakan seorang gadis yang pergi merantau ke kota bersama ibunya agar lebih sering mengunjungi makam ayahnya yang telah meninggal, namun di sekolah barunya ia bertemu dengan seorang pria berandalan yang hampir setiap harinya membuat keributan b...