“NASYA! AYO JUJUR SAMA IBU. SIAPA YANG SURUH KAMU PANGGIL KAK KIARA BUAT KETEMU SAMA IBU?” sekali lagi bu nadya melontarkan pertanyaan pada gadis itu dengan nada sedikit meninggi. Sehingga membuat tangan nasya bergetar dan semakin ketakutan.
“Emm... yang suruh saya... anu bu... kakak kakak yang team cheerleader terkenal itu. Kalo gak salah namanya kak azalea ya. Maaf bu aku gak tahu apa-apa. Aku Cuma di suruh aja. Aku fikir ibu beneran nyuruh kak lea buat manggil kak kiara ketemu ibu”. Ucap gadis itu yang sedikit gugup sambil tertunduk.
“APA! LEA?”. Ucap kiran terkejut. “Bu tolongin kiara bu. Dia pasti dalam bahaya. Kak lea sama temen-temennya itu punya dendam pribadi sama kiara bu”.
“Ya sudah kita coba cari kiara, nasya kamu ikut kita buat jadi saksi yah”. Ucap bu nadya.
Gadis itu sedikit kebingungan dan ketakutan. “tapi bu, aku takut”.
Bu nadya menggapai bahu gadis itu sambil mengusapnya. “kamu jangan takut. Kan ada ibu. Ayo kiran kita cari kiara”.
“Sebentar bu, aku minta bantuan dulu”. Kiran mengeluarkan kembali ponsel dalam saku bajunya kemudian ia coba menghubungi seseorang.
***
“Woy sat. Dapet coklat dari mana lo? Makanan lo aja ini belum di makan. Keburu di abisin sama si gendut deh”. Teriak Juan ketika ia melihat satria sedang berjalan ke arah mereka berkumpul.
“dewa yang ngasih”. Ucap satria dengan ketus sambil menyantap coklat batang itu yang baru ia habiskan setengahnya.
“Dih gak bagi-bagi. Pelit lo”. Edo mendekat lalu mengambil paksa coklat itu dari tangan satria.
“Eh gendut. Sembarangan aja lo maen ambil ambil. Nanti kualat baru tau rasa lo”. Ancam satria.
“ikhlas aja si. Emang lo mau ngabisin makanan dari dewa? Suka lo sama dia?”. Ledek edo.
“dih. Najis gue”.
“tumben si dewa baik sama lo. Kalian udah akur ceritanya nih?”. Ucap Juan meledek.
“Dih, amit amit deh. Gue ambil coklat dia juga terpaksa. Dari pada di kasih ke kia, mending buat gue”.
“jadi si dewa lagi deketin kiara? Apa kabar salsa? Bukannya cewek itu cemburuan parah ya”. Sambung riko.
“Mana gue tau”. Ketus satria.
Kring! Kring!
Dering ponsel milik reyhan berbunyi. Ia pun segera mengambilnya dari dalam saku celana, kemudian ia usap layar ponsel itu untuk menjawab panggilan dari kiran.
📞
Hallo. Kak rey!
Hallo. Kiran. Kenapa? Kamu ko kayak panik gitu?
Kak rey lagi sama kak tria ga?
Iya, ini orangnya ada disini. Ada perlu apa?
Kiara hilang kak!.
Hah? Kiara hilang? Maksud kamu gimana?
Pokoknya kalian kesini sekarang. Aku ada di depan ruang kelas sepuluh.
Oke, kita kesitu sekarang.__
“kiara hilang gimana maksud lo rey?”. Ucap satria yang sedikit terkejut mendengar percakapan rey dengan kiran pada sambungan telepon.
“gue juga gak tahu. Bukannya tadi lo abis mastiin kiara kan?”. Sahut reyhan.
“Iya. Kiara sama kiran masuk ke ruang perpus, Cuma abis itu gue tinggal karna kiara gak mau di ganggu”.
“Yaudah kita cari kiara sekarang. Tunggu apa lagi” ucap Juan sedikit panik sambil menarik tangan satria untuk segera berlari menemui kiran.
***
“KIRAAAN!”.. teriak satria ketika ia menemui kiran bersama bu nadya dan seorang siswi kelas sepuluh di depan ruang laboratorium komputer dekat ruang kelas sepuluh. “mana kiara?”.
“Gak tahu kak. Kita belum ketemu sama kiara” sahut kiran.
“kejadiannya gimana? Bukannya tadi sama lo di perpus”.
“Iya kak. Tadi kiara di suruh sama dia ke ruang guru. Katanya di panggil bu nadya. Tapi bu nadya bilang engga. Dan sekarang aku coba telepon malah ga aktif nomornya”. Ucap kiran sambil menunjuk kepada nasya.
Satria menatap gadis itu dengan tatapan tajam. “siapa yang suruh lo jebak kiara!”.
Gadis itu berdiri di belakang tubuh bu nadya sambil ketakutan. “maafin aku kak. Aku Cuma di suruh kak azalea. Aku gak tahu apa-apa”.
“udah satria. Kamu jangan introgasi nasya gitu. Dia gak salah. Tugas kita sekarang cari di mana lea dan teman-temannya bawa kiara pergi”. Ucap bu nadya menengahi.
Satria sedikit berpikir lalu kemudian ia pun berlari meninggalkan teman-temannya bersama kiran, nasya dan bu nadya.
“Dia mau kemana?” Tanya bu nadya.
“Kita ikuti aja bu”. Perintah reyhan kemudian mereka pun ikut berlari mengikuti kemana arah satria pergi.
***
“kak. Tolong lepasin aku. Aku salah apa?”. Kiara meringis kesakitan saat lengannya di pegang oleh salsa dan bella dengan keras.
Lea berjalan perlahan. Mendekat ke arah kiara yang tak berdaya untuk melawannya. Ia mengusap wajah kiara dengan jari telunjukknya. “uhhh.. polos banget sih anak baik!”.
“Maksud kakak apa?”.
Lea menarik rambut kia dengan keras hingga membuat kia semakin merasa kesakitan. “dari awal kemunculan lo. Udah bikin masalah sama gue! Lo udah rebut satria dari gue, bahkan lo juga rebut dewa dari salsa. Ngerasa cantik lo!”.
“aww.. ampun kak. Aku sama sekali ga pernah rebut kak satria maupun kak dewa. Kalian salah faham”.
“Alah. Gausah so’ polos lo!”. Gerutu salsa yang semakin merasa kesal.
“Lo udah kita kasi peringatan tapi lo malah makin ngelunjak yah. Emang paling bener mending lo pergi dari kehidupan satria!”. Ancam lea.
“maksud kakak apa?”.
“Antara dua pilihan. Lo mau pergi dari kota ini, dan balik lagi ke habitat asal lo. Atau lo mau pergi selamanya dari dunia ini”.
“aku ga bisa pergi gitu aja dari jakarta kak. Ada hal yang harus aku urus sama ibu di sini”.
“Oh berarti lo pilih mati di sini!”. Bella memelintirkan tangan kia ke belakang hingga membuat kia kembali meringis kesakitan.
“ampun kak!”.
“Dia milih mati di tangan lo kali lea”. Teriak feli yang berdiri di belakang lea.
“Engga.. jangan sakiti aku kak. Aku janji akan jauhin kak satria dan kak dewa”. Kia memohon namun tidak di respon oleh lea.
Lea mencekram kedua pipi kia dan menariknya ke atas. “basi!”. Lalu ia pun menepis wajah kia.
“tolong lepasin aku kak, aku mohon”. Kia coba memberontak, hingga membuat bella dan salsa semakin kewalahan ketika menahan lengan kia.
“Lo bisa diem ga?, atau gue tamp...” lea melayangkan telapak tangannya ke atas. Namun tiba-tiba saja ada suara teriakan yang menyebut namanya dari jauh hingga ia terkejut dan menunda niatnya untuk menampar wajah kiara.
“LEAAAA.. STOP!”.
Satria muncul dan berlari menghampiri mereka. Ia pun segera meraih tangan lea yang akan segera tiba pada wajah kiara.
“MAKSUD LO APA KAYAK GINI SAMA KIARA? HAH!”.
Kemudian keempat teman satria beserta kiran, bu nadya dan nasya ikut muncul.
Lea bersama keempat temannya terkejut. Mereka membulatkan matanya ketika melihat orang-orang itu muncul secara tiba-tiba.
Satria menepis tangan lea hingga tubuh gadis itu sedikit terdorong. Beruntung feli dan laura segera menahannya agar tidak terjatuh.
“LO MAU SO’ JAGOAN DISINI? KALO LO BERANI, LAWAN GUE!”. Untuk pertama kalinya satria meluapkan amarah yang sangat memuncak kepada lea. Hingga bentakannya itu membuat lea menitikan air mata.
“LO SADAR GA SIH. LO ITU BERUBAH GARA-GARA CEWEK INI. LO SEMAKIN JAUH DARI GUE. DIA ITU CUMA BAWA MASALAH DI HIDUP GUE”. Lea menyahuti.
“ADA HAK APA LO LARANG GUE DEKET SAMA KIARA? HAH!”.
“UDAH CUKUP. LEA KAMU HARUS IKUT IBU KE RUANG BK SEKARANG JUGA!” bu nadya pun ikut maju mendekat pada lea.
“Dan kalian berempat juga harus ikut atas dasar kasus bullying terhadap kiara. Kalian akan berhadapan langsung dengan bu neti dan dia yang akan kasih hukuman yang pantas pada kalian”.
“T-tapi bu...”. Protes bella.
“GAUSAH BANYAK TAPI. KALIAN ITU KRIMINAL. KALIAN WAJIB DI HUKUM!” gertak kiran yang langsung saja menarik tangan kiara dan melepaskannya dari genggaman bella dan salsa.
“HEH. GAUSAH IKUT CAMPUR YA LO”. Bella coba merebut kembali tangan kia dari kiran.
“WOY. NYANTAI DONG!” edo pun ikut menarik tangan bella agar tidak menyakiti kiara.
“Ibu tunggu kalian semua di ruang BK sekarang juga. Kalian bantu ibu seret lea dan teman-temannya agar segera tiba di ruang BK. Jangan sampai mereka kabur”. Perintah bu nadya kepada teman-teman satria sambil berjalan pergi meninggalkan tempat itu yang tentu saja padat persetujuan dari pria-pria itu.
“Gue jamin kalian dapat hukuman yang berat dari bu neti”. Ancam Juan yang menyeret tangan bella.
“lepasin gue”. Bella coba melepaskan tangannya namun tentu saja sulit ia lakukan karna kekuatan tangan Juan lebih besar darinya.
Satria berjalan lebih dulu membawa feli dan menyeretnya menuju ruang BK. Bukan tanpa alasan, yang seharusnya satria menyeret lea namun tidak ia lakukan karna ia sudah terlanjur kecewa pada gadis itu hingga ia tak sudi untuk menatap wajah gadis itu.
Lea di seret oleh reyhan. Kemudian ketika ia berjalan melewati nasya yang berdiri bersama kiran dan kiara. Ia pun menatap gadis Malang itu dengan tatapan tajam. “awas lo. Hidup lo ga bakal tenang!” ancam lea pada nasya hingga membuat gadis itu tertunduk ketakutan di balik tubuh kiran.
“udah jangan di dengerin. Lo bakal dapat perlindungan ko dari kita”. Ucap kiran sambil mengusap punggung nasya.
Tersisa mereka bertiga di tempat itu. Kia yang awalnya menangis pun segera memeluk sahabatnya. “makasih ya ran, beruntung lo cepet nemuin gue di sini. Tadi gue takut. Gue minta tolong pun di sini ga ada orang lain”.
“udah jangan nangis. Yang penting lo gapapa kan. Beruntung kak tria tau tempat ini. Dia tau kemana harus cari genk nenek lampir itu pas dia tahu lo di di culik mereka”.
Mendengar kiran menyebut nama satria pada kia. Bukannya kia merasa senang malah raut wajahnya jadi berubah. Entah kenapa tiba-tiba saja kini ia tidak senang mendengar nama pria itu.
“Yaudah kita ke ruang BK yu”. Ajak kiran yang kemudian mereka pun setuju dan segera berjalan meninggalkan tempat itu bersama-sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTITESIS [TAMAT]
Teen Fictionmenceritakan seorang gadis yang pergi merantau ke kota bersama ibunya agar lebih sering mengunjungi makam ayahnya yang telah meninggal, namun di sekolah barunya ia bertemu dengan seorang pria berandalan yang hampir setiap harinya membuat keributan b...