“Kia, baliknya bareng ya”. Ucap kiran ketika mereka sedang merapikan alat tulisnya setelah bel pertanda pulang berbunyi.
“Rumah kita kan beda arah. Mau bareng gimana? Lagian kita bawa kendaraan masing-masing kan”. Kiara menyahuti.
“Ya.. maksudnya gue ngikutin lo dari belakang”.
“Gak usah lah ran. Rumah gue deket kan, jadi cepet sampe juga”.
“Tapi gue khawatir sama lo kia. Kemarin aja Cuma karna lo di deketin kak tria, lea sampe segitu bencinya sama lo. Apalagi sekarang dia di skors karna ulah dia ke lo. Gue takut dia makin berulah lagi”.
“gak usah. Gue pasti baik baik aja kok”.
Kiran yang gemas dengan penolakan kiara. Ia pun tiba-tiba mencengkram kedua bahu kiara sambil menatapnya tajam. “pokoknya lo harus gue awasi terus, jangan kebanyakan protes lagi. Titik!”.
Kiara menarik sudut bibirnya ke atas sambil menurunkan tangan kiran yang berada pada bahunya. “iya iya boleh. Tapi sekalian lo mampir ke rumah gue ya. Kali kali kita nonton drakor bareng di kamar gue”.
“dih. Sejak kapan lo suka nonton drakor? Bukannya kegiatan lo Cuma belajar sama baca novel doang”.
“Ya.. emang lo mau gue ajakin belajar di rumah gue?”.
“Oh tidak. Terima kasih nona” tolak kiran meledek. “ya lagian siapa suruh di rumah belajar. Udah seharian di sekolah puyeng belajar terus, ini malah mau di lanjutin lagi di rumah”.
“yaudah. Ayo balik. Jangan ngomong mulu. Ini kelas ampe udah sepi loh” kiara bangkit lebih dulu sambil mengaitkan tas ransel pada bahunya.
“let’s go!”. Kiran mengaitkan lengannya pada lengan kiara. Hingga kini mereka berdua berjalan bergandengan hingga tiba pada tempat parkir kendaraan.
***
“Hai kia.. balik bareng gue yuk!” ajak dewa yang tiba-tiba saja menghampiri kiara dan kiran di tempat parkiran.
“Sorry kak. Gue bawa motor sendiri ko. Ga usah repot-repot”. Sahut kiara yang sama sekali tidak menoleh ke arah dewa.
“Gapapa. Biar gue yang bawain motor lo. Biar gue bisa mastiin lo aman sampe rumah”. Ucap pria itu sambil tersenyum.
Tiba-tiba suara deru motor sport terdengar keras tiba di belakang dewa. mengusik pendengaran dan mengganggu ketenangannya ketika bersama kiara.
“satria!! Lo apaan sih berisik banget”. Dengus dewa sambil menutup telinganya.
Tria hanya menyeringai dan memberikan senyuman palsunya pada dewa. “sorry bro. Gue ga sengaja”. Lalu satria menoleh pada kiara. “balik bareng gue yuk”.
Kia tetap saja tidak menoleh ke arah pria itu. Ia malah sibuk mengeluarkan motornya dari barisan parkiran. “sorry kak. Gue bisa pulang sendiri”.
Melihat kiara yang hampir pergi. Membuat satria spontan turun dari atas kendaraannya kemudian menahan motor kia agar tidak segera melaju. “eh tunggu. Gue serius mau anterin lo balik. Gue harus pastiin lo sampai rumah dengan selamat. Soal motor lo, nanti gue suruh Juan buat anterin ke rumah”.
Kia menepis tangan satria yang menahan pergerakan kendaraannya. “gak usah kak. Gue bisa sendiri”.
“Lo apaan sih. Jangan maksa dong”. Dewa ikut menepis tangan satria agar tidak menyentuh motor kiara.
Kiran melengkungkan bibirnya ke bawah sambil memutar pergerakan bola matanya ketika melihat kelakuan kedua pria hits di sekolah yang memperebutkan perhatian dari sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTITESIS [TAMAT]
Novela Juvenilmenceritakan seorang gadis yang pergi merantau ke kota bersama ibunya agar lebih sering mengunjungi makam ayahnya yang telah meninggal, namun di sekolah barunya ia bertemu dengan seorang pria berandalan yang hampir setiap harinya membuat keributan b...