1 tahun kemudian.
Di kediaman Jung saat ini tengah berkabung dengan kepergian Yunho sang kepala keluarga. Dan berkat itu, Jaehyun naik jabatan dengan drastis yang awalnya hanya karyawan biasa, kini telah menjadi pemilik perusahaan. Semua karyawan yang datang melihat terkejut mengetahui bahwa rekan kerjanya ternyata seorang anak dari pemilik perusahaan ternama.
Terlebih para senior yang pernah mempersulit pekerjaan Jaehyun dulu. Dan sekarang saat mereka bertatap muka, tak berani secara langsung menatap ke arah Jaehyun. Begitu memberi penghormatan terakhir kepada seluruh keluarga yang ditinggalkan, semua bergegas keluar dari ruangan.
Jaehyun tidak menangis saat mendengar kabar bahwa ayah nya telah meninggal, hanya wajah datar dengan perasaan hampa yang ditunjukkan. Begitupun juga dengan Boa, tidak ada yang menangisi kepergiannya.
Setelah karyawan lain memberi penghormatan terakhir, tak berselang lama Doyoung datang beserta keluarganya. Bahkan terlihat, Doyoung juga bersama keluarga baru dari adiknya. Renjun telah melahirkan anaknya saat usia kandungan memasuki usia 8 bulan, karena kondisi yang mengkhawatirkan, dokter memberikan saran untuk segera mengeluarkan bayi dalam perutnya, dan mereka setuju.
Keluarga Doyoung berbondong-bondong, memberikan penghormatan terakhir untuk kepala keluarga Jung, lalu setelahnya ia memberikan pelukan hangat pada sahabatnya. "Aku turut berduka cita atas kepergian ayah mu." Katanya.
Jaehyun menganggukkan kepalanya "iya, terimakasih telah berkunjung. Silahkan nikmati hidangan dari kami" Lalu seluruh keluarga Kim berserta anggota barunya keluar dari ruangan, berkumpul menjadi satu dan menikmati hidangan yang telah dipersiapkan.
Berita meninggal nya Yunho telah tersebar di penjuru Korea, bahkan berita ini sampai tersebar keluar negeri.
Beberapa menit setelah hadirnya tamu terakhir, dering pada ponsel Jaehyun berbunyi. Merogoh sakunya dan melihat ke arah layar. Jaehyun mendapati nomor asing dengan kode nomor yang tak diketahuinya menelpon. Ia meminta ijin kepada ibunya untuk keluar sebentar, sekalian mencari udara segar.
Begitu Jaehyun telah keluar dari gedung rumah duka itu, deringan pada ponsel langsung berhenti dan berganti dentingan pesan masuk. Jaehyun segera menekan nomor itu dan langsung membawanya menuju aplikasi pesan. Isinya:
+47 XXX XXX XX
Aku turut berbela sungkawa. Dan selamat atas kenaikan jabatan mu.
Lalu muncul lagi pesan dengan kode sama tapi berbeda nomor.
+47 XXX XXX XX
Maaf tidak bisa hadir secara langsung.
Semenjak pertama kali Jaehyun mendapatkan pesan dari nomer - nomer itu, ia terus mendapatkan pesan dari mereka. Dan sesekali mendapatkan panggilan tak terjawab. Jaehyun tidak tahu siapa pengirimnya, dan tidak ingin mencari tahu, akan tetapi jika terus terusan seperti ini, rasa penasaran semakin menyeruak.
Jaehyun menekan salah satu nomor itu dan mencoba untuk menghubunginya. Terdengar nada terhubung, dan tak berselang lama telefon tersambung. "Halo? Siapa kau?!" Ucapnya. Tak ada jawaban dari sebrang sana, hanya terdengar helaan nafas dan telefon pun terputus secara sepihak.
Jaehyun menatap layar ponsel, lalu kembali mematikan dan memasukkan kedalam saku. Ia akan mencari tahu siapa si pengiriman yang selama ini telah Jaehyun anggap sedang meneror dirinya besok.
Keesokan paginya. Karena masih berada di suasana berkabung, Jaehyun di ijinkan untuk cuti beberapa hari dari pekerjaannya. Dan ia menggunakan itu sebagai kesempatan untuk mencari tahu siapa pemilik nomor - nomor asing itu. Jaehyun hanya bisa melacak kode nomernya, dan diketahui bahwa itu kode telepon di salah satu negara eropa, Norwegia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hyung
Hayran Kurgu"Kak Jahyun hanya milik kami!!!" "Dan tak ada yang bisa memiliki kak Jaehyun selain kita!!!"