🌸 107 | Do You Want To Walk With Me?

7 0 0
                                    

08.05 a.m

London, England

Terik mentari yang menyelip di celah-celah tirai sebuah apartemen itu membuat satu insan tengah terlelap itu terusik dan bergerak berbalik memunggungi asal muasal cahaya itu dan merasakan sepasang lengan mendekapnya erat nan nyaman.

Sepasang amethyst-nya terbuka perlahan dan warna abu-abu menjadi hal pertama yang dilihatnya. Lalu, mengangkat kepalanya, tersenyum dan lega ketika wajah tampan yang lebih tinggi darinya itu masih terlelap. Tanpa berpikir panjang dia juga mendekap sosok pemuda di sampingnya ini dan ikut memejamkan mata.

Entah ini perasaannya atau memang seperti itu.

Detak jantung Minho memberikan efek hangat.

Sampai dia merasa sebuah benda lembut kenyal di kepalanya membuatnya membuka mata. "Good morning, muffin." Suara serak khas laki-laki itu menyapa gendang telinganya.

Senyumannya semakin lebar dan berusaha untuk sejajar dengan wajah pemuda yang enggan melepas dekapannya.

Lalu, membubuhi kecupan kilat di ujung hidung bangir Minho dan berkata pelan, "Good morning too, Capt."

Dia tidak meminta apapun pagi ini kepada Yang Kuasa.

Biarlah seperti ini dulu.

Karena seperti ini saja aku sudah senang sekali, batin gadis itu yang tidak melepaskan pandangannya pada morning face Minho yang membuat Sky sekali lagi jatuh cinta dengan sederhana.

"Do you go to campus today?" tanyanya memulai percakapan.

Minho membisu, melihat lesunya wajah gadis didepannya membuat terbesit ide jahil.

"Menurutmu?" Minho membalas dengan pertanyaan.

Sky memainkan bagian pundak kain baju Minho dan menjawab dengan nada yang berusaha terlihat santai, "Today is one of the weekdays, of course, you're gotta to campus."

Kekasihnya hanya tersenyum, memberikan sapuan di rambut halus nan panjangnya, membubuhkan sebuah kecupan ringan manis di bibir gadis itu.

"Come on, lazy beauty princess. We're gonna have a good day," ucap Minho dengan semangat, melepaskan morning hug, berbalik untuk bangkit. Langsung keluar dari kamar tanpa berucap apapun.

Meninggalkan Sky yang cemberut karna hari terakhirnya terbayang membosankan.

Sky tidak peduli, mungkin saja pemuda itu sedang menumpang mandi di toilet di samping dapur atau toilet di kamar Jihoon.

Lalu, dia juga ikutan berdiri, mencari baju untuk hari ini dan menyambar handuk untuk membersihkan diri dan merapikan baju kotornya.

Do you want to walk with me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Do you want to walk with me

What are you doing tomorrow

On a day that you're free

Do you want to take a walk with me

It's just that the day is nice

I've been wanting to walk with you

If you're not too busy tomorrow, do you want to walk with me

Do you want to walk with me?

-Jukjae [Romance 101 X Jukjae]

Kota metropolitan yang sering dipuja kota mode Inggris itu perlahan-lahan semakin terik menandakan bahwa waktu juga perlahan berlalu, Sky menarik pintu kamar Minho, keluar dari sana setelah berganti pakaian yang hangat.

"Joheun achim."

Sebuah suara membuatnya terjengit dan menoleh ke pantry dapur yang open space. Dahinya mengerut ketika melihat seseorang yang tengah duduk menikmati teh panas paginya.

"Jihoon?" beonya yang segera menutup pintu dan duduk di seberang pemuda itu. "Joheun achim," sambungnya.

Pemuda itu meletakkan ponselnya di meja dengan keadaan terbalik dan ikut mengerut dahi kebingungan, "Kenapa begitu? Seperti melihat hantu saja."

Sky menggeleng kepalanya, "Nggak. Bingung saja, karna kata Capt, kau kemungkinan menginap di atas."

Jihoon berdecak, "Inginku begitu. Tapi, mau bagaimana? Projek kelompokku belum selesai sesuai tenggat. Jadinya aku harus balik."

"Oh."

"Dan aku melihat yang tidak pantas aku lihat," ucap Jihoon yang mengerling matanya jahil kearah gadis yang sepertinya tidak menangkap perkataannya.

"Apakah pelukan Minho itu sangat nyaman?" tanyanya yang membuat Sky tersedak ludah sendiri.

Membuahkan suara gelegar tawa Jihoon menggema di ruangan sepi itu.

"Apakahnya senyaman itu?" tanya Jihoon lagi semakin menjadi-jadi ketika Sky menolak menjawab dan menikmati jus jeruk yang ada di atas pantry.

Jihoon semakin gencara bertanya sampai suara pintu apartemen terbuka dan Sky langsung kabur begitu merasa bahwa itu adalah kesempatannya. Senyumannya langsung merekah ketika melihat sosok yang menjadi topik perbincangan itu berada di ambang pintu dengan sekantung plastik putih di tangannya.

"Capt!" serunya tanpa sadar berlari kecil dan memeluk tubuh tegap itu.

Minho yang berusaha menyeimbangkan pertahanan tubuhnya supaya tidak terjungkal ke belakang itu menjatuhkan kantung plastiknya di lantai dan membalas pelukan itu. Maniknya bergerak memberikan isyarat kepada Jihoon yang melipat tangannya di depan dada tersenyum penuh misterius menjawab pertanyaan teman serumahnya itu.

"Muffin, kenapa, heum?" tanya Minho yang menaikkan tangannya menggapai wajah gadis tersebut untuk menatapnya.

Sky langsung menunjuk kearah Jihoon yang terlihat santai di sana.

Minho terkekeh kecil, pacarnya seakan mengadu kepada ibunya. Dia membubuhkan kecupan singkat di dahi. "Iya, nanti aku pukul," balasnya yang nyaris ingin ketawa ketika Sky yang terlihat senang ketika mendengarnya.

Siapa yang mengidap DID sebenarnya sekarang ini? Batin Minho yang menjawil hidung mungil Sky pelan.

"Muffin," panggilnya pelan dan terdengar lembut membuat Sky kembali menatapnya.

"Yes, Capt?" ucapnya.

"Do you want to walk with me?"

Dan tanpa berpikir dua kali, Sky langsung menjawab.

"Yes, I do."

Sekaligus membuat Jihoon memutar bola matanya malas dan memberikan tatapan julid sambil kembali ke pantry.

Seharusnya, memang lebih baik ke apartemennya San sama Wooyoung. Bukan di sini.

To Be Continued 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continued 

A Toxic Love | MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang