24. PERILISAN

157 11 3
                                    

Satu hari setelah perilisan foto teaser debut, sosial media 7dream banyak diikuti dan dikerumuni banyak komentar oleh penggemar. Bahkan, beberapanya ada yang membuat akun fanbase untuk masing masing member.

7dream kini berkumpul, mereka sedang istirahat sebelum benar benar merasa debut. Dan juga, istirahat sebelum bertempur lagi dengan choreo dan latihan vocal yang membuat mereka menjadi lelah setengah mati.

Aji mengehela nafasnya. "Beneran minggu depan?"

"Iya, Ji. minggu depan, kita resmi debut. Gue bangga sama kalian, makasih udah bertahan sejauh ini. Makasih ya udah mau sama sama sampai sekarang," Ucap Mark tak menyangka bisa membawa adik adiknya sampai tahap ini.

"Makasih juga udah mau menguatkan kita."

"Of course.. kita harus terus sama-sama ya? Kita sudah jadi keluarga."

"Gue beneran gemeteran gimana ini?" Jaiz memperlihatkan bagaimana tangannya bergetar sendiri.

"Lo mau nunjukin otot lo? Hobi amat Pamer sih jadi manusia!" Rendy tak terima karena memang benar jika Jaiz hanya ingin pamer.

"Gue bukan pamer, Ren!"

"Gue juga punya kali," Jafar kini ikut menunjukan otot tangannya.

"Apaandah kok malah jadi ajang pamer?" Ucapan Nada berhasil membungkam keduanya. "Kita kan lagi seneng-senengg ini."

"Gue ngga nyangka banget," Ucap Haendra tersentuh. "Nangis jelek gak sih?"

Rendy menepuk pundak Haendra. "Jelek! Gausah nangis."

"Lo juga mau nangis, kan?" Timbal Haendra.

"Enak aja! Mana ada, gue tuh seneng aja."

"Udah gapapa, nangis aja guys. Perjuangan kita selama ini gka main-main," Jawab Mark.

Nada mengangguk. "Makasih ya kalian selalu menguatkan disaat yang lain melakukan kesalahan."

"Itulah 7Dream, kita itu memang harus saling menguatkan."

"Gue beneran terharu banget, kitaa bener bener ada ditahap akan Debut. Kita keren banget!" Haendra kini mulai meneteskan air matanya. "Ah gue gasuka nangis! Tapi ini benaran muncul sendiri."

7Dream sedikit tertawa, memang Haendra tetaplah Haendra, anak yang selalu membuat suasana menjadi lebih hidup. Mereka saling menguatkan dan saling berterimakasih karena sudah mau bertahan sampai akhirnya mimpi mereka tinggal satu langkah lagi.

.

"Sekali lagi, ini bukan akhir segalanya. Setelah debut, jadwal kalian akan lebih lebih padat. Saya harap kalian jaga kesehatan, pola makan dan mental." Tentu saja Pak Jhon mulai menguatkan 7Dream. "Saya juga sudah sering memberi tahu, Jika setelah debut bukan berarti kalian akan terlepas dari sel penjara ini, malah kalian akan semakin terperangkap disini."

"Kita hanya perlu menguatkan diri, Pak Jhon."

"That good, Jaiz. Tapi, diri saja rasanya tidak cukup. Semua yang ada dalam diri harus kalian kuatkan dari sekarang, karena kalian akan lebih sibuk. Bahkan, fisik dan mental kalian akan diuji setiap hari."

Tak ada yang menjawab, semuanya bungkam. Pak Jhon mengerti apa yang dirasakan 7Dream, pasti mereka takut dengan situasi kedepannya. Menjadi trainee saja sudah melelahkan, apalagi jika debut nanti?

"Saya paham, pasti berat ya? Melewati 3 tahun dengan menyimpan rasa lelah dan sakit itu pasti berat, apalagi posisinya jauh dari orang tua. Saya paham, pasti selama ini kalian menyembunyikan rasa sedih kalian dari saya ya? Kenapa?"

"Pak Jhon, kita ini laki laki, gak mungkin nangis." Nada mencoba membela diri, ia tak mau dicap sebagai anak laki-laki yang gampang menangis.

"Kamu serius, Nada? Saya pikir laki laki itu juga suka nangis."

Jafar menggelengkan kepalanya. "Kita laki-laki kuat, buktinya kita bisa sampai tahap ini."

"Betul, saya bangga sama kalian. Bener bener takdir itu gam ada yang tahu, saya ga nyangka bisa terus mengurusi kalian Sampai saat ini. Saya serasa punya 7 anak kalau gini," Ucap Pak Jhon dan membuat mereka saling melempar tawa, suasana menjadi hangat.

"Kita juga bersyukur bisa ketemu pak Jhon," Rendy tersenyum. "Saya baru pertama kali diapresiasi begini, saya seneng banget pak!" Rendy Sangat antusias dan mendapat usapan hangat di kepalanya.

"Awalnya saya mikir kalian tuh gak punya bakat, maaf ya? Saya lancang bicara gitu. Karena kaya, apa apaan ini ngumpul sama nongkrong gaada kerjaan banget kan? Tapi setelah bertemu kalian di baksos, saya kagum. Ternyata kalian membungkam mulut saya."

"Pak jhon bukan orang pertama yang bilang gitu," Ucap Haendra meluruskan.

"Loh ada juga? Siapa?"

"Ayah saya." Rendy tersenyum dan membuat tawa pecah saat itu. Memang benar adanya, Ayah Rendy adalah salah satu orang yang meremehkan 7dream.

"Saat di baksos, semakin saya lihat ternyata persahabatan kalian tuh keliatan erat banget. Makin sering ketemu, saya makin yakin kalau kalian itu bukan sekedar berteman, tapi saling menjadikan satu sama lain itu rumah."

"Ini pointnya, pak Jhon, kita juga ngga nyangka bisa terus barengan."

"Takdir gaada yang tau, Kalian berhasil membungkam mulut saya 2 kali!"

"Pak jhon, kalau bukan karena pak jhon kita gabakal bisa ditahap ini, kita berterimakasih banget."

"Betul, Pak jhon yang selalu mengapresiasi kita. Bahkan, pak jhon yg ngasih kita kerjaan, walaupun pada dasarnya ga ada benernya kita kerja ahahahahah!!"

Mereka tertawa, memang hanya Haendra yang bisa mencairkan suasana.

"Kalau bukan karena kalian, saya juga ga akan ada diposisi Sekarang. Awalnya Saya dan Jaendra sudah tidak ingin berkecimpung didunia entertainment ini, sudah habis mimpi kita berdua untuk membuat agensi. Namun, setelah mengenal kalian, saya jadi semangat lagi untuk menumbuhkan rasa."

"Kenapa pak Jhon?"

"Dulu saya dan Jaendra pernah mendebutkan grup, namun gagal karena sesuatu kesalahan. Dari situ Jaendra hilang harapan, tapi karena kalian Jaendra jadi lebih semangat."

"Kita juga mau berterimakasih sama pak Jaendra, meskipun kita ngeselin, tapi Pak Jaendra sabar banget!"

"Bener Ji, itu mah gara gara si Jaiz suka jailin."

"Apa apaan?" Jaiz sewot tak terima dengan ucapan Haendra. "Ga ngaca ya!"

Mereka mengobrol terus, sampai waktu menunjukkan pukul 12 malam. Hari yang panjang, namun karena obrolan hangat waktu pun terasa sebentar.

"Saya ingatkan lagi, ini bukan akhir dari segalanya. Kalian harus kuatkan apapun ya?"

7Dream mengangguk, Mereka percaya bahwa saat ini adalah waktunya mereka untuk memberitahu Orang-orang bahwa mereka juga bisa meraih mimpi, meskipun membutuhkan waktu yang lama.

"SEMANGAT 7DREAM!" Teriak Pak jhon lalu diikuti oleh anak anak kesayangannya itu.

Dulu, mereka hanyalah grup yang tak tau arah jalan. Namun, Sekarang mereka tumbuh dewasa dengan segudang talenta, banyak pelajaran yang mereka dapat selama ini.

_____

Aku kejar target banget, maafkan kalau masih ada kurangnyaaa🥺

7DREAM - NCT DREAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang