17. persetujuan

107 12 0
                                    

Hari ini semuanya berkumpul di cafe, rencananya Pak jhon ingin melihat formulir 7dream. Setelah semuanya berkumpul, mereka memberikan formulir itu kepada Pak Jhon.

"Nada? Papa kamu?"

Nada mengangguk, "iya Papa udah cerita katanya kenal sama Pak Jhon."

"Wah ngga diragukan ya, keren."

Yang lain hanya terdiam, sebenarnya mereka tak paham dengan pembahasan keduanya.

"Mark ini tulisan siapa? Masa dikata agensi bohongan?"

Mark menggaruk kepalanya, "Eh.. eh.. anu, pak. Itu.. tulisan kakak saya hehe."

"Ih parah banget Kak Bina ngatain agensi bohong," ucap Jaiz tak percaya.

"Wajar kok, kan agensi belum lahir. Jadi orang pasti gatau," tegas Jafar.

"Iya sih ya."

"Udah abaikan aja, itu ada tanda tangan ibu saya kok pak."

Pak Jhon mengangguk, lalu melihat lihat lagi formulir tersebut.

"Loh? Haendra kamu kok masih kosong formulirnya?" Tanya pak jhon yang berhasil membuat 7dream yang lain kaget dan kebingungan.

Haendra menunduk tak mengeluarkan sepatah katapun, Ia hanya memainkan jari jarinya sambil terus menutup mulutnya rapat rapat. Suasana disana menjadi hening, semua ikut terdiam tak tau harus apa.

"Dra?" Mark berbicara, Haendra hanya menoleh. "Orang tua kamu ga izinin? Kalau gitu gapapa, kita juga bakal nolak kesempatan ini kok."

"Iyaa bener, kalau salah satu dari kita ada yang ga disetujui mending semua gajadi aja..," Jaiz menambahkan.

"Iya kita kembali jadi 7dream yang dulu aja, jangan dipaksakan."

"Gue setuju."

Disela yang lain setuju dengan perkataan Mark, Rendy kini ikut terdiam. Masalahnya dia sudah berjanji pada Ayahnya untuk membuktikan ia bisa debut, karena jika ia gagal otomatis Rendy akan dipindahkan ke Amerika. Disisi lain Rendy ingin debut, tapi disisi lain ia tidak bisa memaksakan Haendra untuk ikut.

"Ren?"

"Hm?" Jawab Rendy, terlihat ada senyuman yang dipaksa.

"Kenapa?" Tanya Mark, ia sadar bahwa Rendy kini ikut terdiam juga. "Cerita aja."

"Gapapa kok," jawab Rendy memastikan.

Mark memegangi pelipisnya, ia hanya bisa mengatur nafasnya. sebagai yang tetua ia merasa bingung, rasanya semua campur aduk, mereka juga bingung harus melakukan apa.

"Haendra, orang tua kamu ga izinin? Coba jelaskan dulu ya secara detail alesannya apa, boleh?" Tanya Pak Jhon lembut.

"Maaf ya temen temen, kalian lebih baik debut tanpa gue aja ya?? Gue gamau memutuskan mimpi kalian karena gue ga dapet izin. Gapapa kok, gue udah ikhlas."

"Tapi dra, gabisa gini. Kita ini udah sama sama dari lama, kita udah kaya keluarga. Terus tiba tiba kita pisah? Kita debut tanpa lo? Ngga bisa! Mending gajadi aja sekalian."

"Ya gimana lagi? Ibu aja bilangnya butuh waktu lama buat meyetujui keputusan ini, iz. Karena konsekuensinya, gue harus jauh dari ibu. Gue juga gamau memutuskan mimpi disini aja, tapi gimana?" Ucap Haendra cemas.

Rendy menghela nafas, "kita gausah debut aja. Tapi gue gaakan disini lagi, gue ke Amerika."

"HAH?" Serentak mereka ikut kaget, dan kebingungan.

"Ayah bilang kalau gue gagal, gue bakal dipindahkan ke Amerika. Tapi gapapa kok, lebih baik kita ngga debut aja."

"Apaansi Ren! Ngga bisa gini."

7DREAM - NCT DREAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang