"Kalau salah satu dari kalian tidak debut bagaimana?" Ucap Pak Jhon, berhasil membuat 7Dream membeku. "Kami sudah mendiskusikan, Salah satu dari kalian tidak ada kemajuan sama sekali."
7Dream tak berkutik sedikitpun, mereka tak berani mengeluarkan suaranya. Suasana yang sangat panas, padahal sekarang ini adalah malam hari. Namun, hati dan pikiran terasa sangat panas mendengar diskusi ini. Terutama Mark, jantungnya yang berdebar paling kencang.
"Kita sudah pertimbangan, namun jika selalu begini, bagaimana bisa kalian maju?" Tambah Jaendra dan Pak Jhon mengangguk tanda setuju.
"Jangan menyepelekan karena kalian keren, paham? Kalian memang memiliki vocal bagus, tapi salah satu dari kalian stuck disitu. Kalian tau siapa?" Tanya Pak Jhon, mereka memggelangkan kepalannya.
"Jaiz, jika dipenilaian bulan depan kamu masih melakukan kesalahan. Lebih baik, kamu tidak usah debut!" Tias memandang Jaiz dengan wajah galaknya. "Kalian berlatih teruskan? Kenapa performance makin turun? Terutama kamu jaiz. Kenapaa?"
Semua menatap Jaiz, termasuk 7Dream. Melihat situasi ini, Mark benar benar tak bisa mengontrol hatinya, keringat dingin semakin membasahi tubuhnya. Bagaimana tidak? Sebagai leader, ia hanya bisa berdiam tanpa bisa membela.
"Jawab Jaiz! Kamu siap lebih baik?" Pertanyaan terakhir dari Tias.
"Saya akan berusaha," ucap Jaiz, Yang lain hanya bisa bantu menguatkan dan mengakhiri pertemuan.
.
Latihan dance, lagi. Mereka tidak bisa melewatkan pelatihan yang paling penting ini. Ruangan yang sangat luas, namun bernafas saja rasanya sesak. Sudah banyak minum, tetap saja rasanya tidak ada yang berubah.
"Dimata kamu tuh keliatan kalau kamu tuh bingung, kamu lemah banget. Ulangi lagi!" Ucap Mark Pada Jaiz.
"Iya."
Setelah Mark mengajarkan Jaiz, mereka mulai kembali dari awal. Semuanya berjalan lancar sampai akhirnya Jaiz melakukan kesalahan yang sama.
"Jaiz...," ucap Mark lemah. "Kan udah dikasih contoh harus gimana tadi."
"Eh iya gue lupa," Jaiz memasang wajah lugu. Mark dan yang lain hanya bisa menghela nafas lalu mengulang kembali.
Mereka melanjutkan latihannya, namun Jaiz tetap melakukan kesalahan. Beberapa kali sudah diperingatkan, tetapi Jaiz tetap melakukan kesalahan yang sama. Ditengah latihan, Haendra mematikan musik, semua orang di ruangan kebingungan karena wajah Haendra mulai terlihat kesal.
"JAIZ!" Panggil Haendra dengan nada tinggi.
"Apaaan?" Jawab Jaiz tanpa merasa bersalah.
"lo ngelakuin kesalahan mulu deh! KENAPAA?!!" teriak Haendra tepat dihadapan Jaiz. "BILANG SAMA GUE SEKARANG!"
"Dra! Gausah teriak," ucap Mark menengankan. "Udah udah, ayo latihan lagi aja."
"Gabisa! Gue capek deh liat si Jaiz salah mulu. Lo pikir ngulang ngulang gini enak? Ngga broo!! Gue juga mau cepet cepet istirahat, jangan seenaknya gini."
"Lo pikir gue aja yang ngelakuin salah? Lo juga salah!"
"Gue salah apa? Capek gue sama lo!" Ucap Haendra dan mendorong badan Jaiz. "Lo mau bikin grup ini gagal debut??" Lagi lagi Haendra mendorong tubuh besar Jaiz.
"Gue udah berusaha kali! Lo pikir apa sampe nganggep gue mau ancurin grup? Lo gila?" Amarah Jaiz kini ikut terpancing, suasana semakin panas setelah jaiz melemparkan botol minum nya.
"Apasih iz? Manusia tuh berhak capek!! Gue capek liat lo salah!" Bentak Haendra, matanya melebar dan wajahnya kian dipenuhi amarah. "Gue capek, paham gasihh?!"
"Lo pikir yang capek cuman lo? Gue juga capekkk!!! Gue selalu dimarahin!"
"Bukan salah gue kali!" Haendra terus menatap Jaiz penuh amarah dengan nafasnya yang terengah-engah.
"Tenang guys, tenang. Jangan ribut gini, "ucap Mark menegangkan. Namun bukannya selesai, mereka semakin panas. Keduanya kini saling mendorong badan sampai akhirnya Haendra terdiam.
"ARGH! Bodo amat gue berenti!" Ucap Haendra sembrono dan keluar dari ruang latihan. "GUE BERHENTI!"
"Lo si jaiz, jangan kasar!" Kini rendy ikut keluar menyusul Haendra, "lo yang salah!"
"Ah kalian kenapasih? jaiz lo kenapa begini?"
Mark prustasi dengan keadaan yang memanas ini, Haendra dan Rendy sudah pergi entah kemana
"Kak mark salahin gue? Bisa bisanya, padahal niat gue ngebela diri gue sendiri, karena kalian malah diem aja."
"Jangan gitu lo jaiz! Jaga lisan!"
"Apasih jafar, lo gausah ikut ikutan. Diem aja!"
"Berani banget lo! Gue ga terima lo ngebentak gue gini."
"Halah diem, gue berenti sampe sini!" Kini Jaiz ikut keluar ruangan. "Gue capek!"
"Kenapasih mereka?" Ucap Nada prustasi. " Udah gede malah begitu kelakuannya."
"Guys, kenapa jadi gini...," Mark menundukkan kepalanya. "Sorry.. ini semua salah gue."
Nada mengusap pundak Mark, "mereka aja yang sifatnya jelek."
"Terus sekarang gimna?" Ucap Mark menundukkan kepalanya, betapa sakit rasanya melihat mereka bertengkar hanya karena kesalahan sedikit. Bahkan, ini adalah pertengkaran pertama kali dan terbesar selama mereka bersama sama.
Beberapa orang membuka pintu, Mark belum menyadari karena terlalu larut dalam sedihnya.
Ada sebuah teriakan dari ujung pintu membuat Mark menolehkan kepalanya, saat mengetahuinya ia tak habis pikir degan tingkah temannya. Tiga orang terlihat memasuki ruangan sambil membawakan kue.
"SELAMAT ULANG TAHUN, KAMI UCAPKAN! SELAMAT ULANG TAHUN LEADER TERCINTA!!"
"Hehe, selamat ulang tahun! Maaf ya kita prank haha."
Mark masih membeku, ia berusaha memproses apa yang sebenarnya terjadi disini. "Whatsss?? Bro?"
"Selamat kena prank!" Ucap Haendra bersemangat sambil mengoleskan cream pada wajah Mark.
"Sialan lo pada, jantung gue udah mau copot!!!!" Ucap Mark dengan tertawa sekaligus kesal. "Gue beneran lemes banget tadi! Beneran situasi yang gapernah gue alami selama hidup bareng kalian."
"Maaf ya, soalnya kita butuh hiburan sedikit jadi kita lakuin ini."
"Lo semua rencanakan ini?" Tanya Mark bingung.
"Iya, bahkan yang Jaiz dimarahin kak Tias itu juga termasuk skenario," ucap Aji tertawa.
"HAH? BRO???" Mark menggelengkan kepalanya, "Jadi selama kemarin itu kalian udah tau kalau itu cuman boongan?"
Semuanya mengangguk dan sedikit tertawa, karena memang kalau dipikir-pikir lucu sekali mengingat kejadian penilaian kemarin. Jaiz yang dimarahi, tetapi Mark paling panik.
"Pantesan aja kalian ga tegang sama sekali waktu Jaiz dimarahin, jadi ini?" Tanya Mark yang masih penasaran, "Gila kalian ya bikin gue jantungan setengah mati."
"Kita kan harus pandai akting," Ucap Nada sambil melipat kedua tangannya.
"Nah, kan itu dibutuhkan juga."
"Tapi yang marahan tadi? Itu benaran real banget loh, gue sampe kaget banget. Sumpah!"
"Santai aja, si Haendra aja aslinya takut sama Jaiz. Mana mungkin dia berani berantem asli," Ucap Jafar yang disetujui sang empunya.
"Aslinya gue seneng kok, soalnya bisa dorong si Jaiz, walaupun dia sengaja jatoh."
Mereka tertawa, cerita hari ini sangat berarti. Walaupun Mark sempat shock karena perkelahian ini, tapi semuanya kembali baik baik saja setelah mereka menjelaskan asal usulnya.
"Maaf ya, udah udah makan ni kue."
"Thankyou ma friends, ini benaran special sampe gue kaget diluar nalar!"
"Selamat ulang tahun ya kak mark!"
.
_
KAMU SEDANG MEMBACA
7DREAM - NCT DREAM [END]
Fanfic[❕PERHATIAN JANGAN SAMAKAN CERITA INI SAMA IDOL ASLINYA❗] 7DREAM sebuah grup yang awalnya dibentuk karena hobi dan juga ketidaksengajaan. Kini, Setelah lama mengukir banyak kisah 7DREAM bisa mewujudkan apa yang mereka inginkan. Menjadi sebuah idol...