CHAPTER 23 ◆ The Vampire Prince's Past

141 8 0
                                    

          TIDAK tahu harus melakukan apalagi karena ditinggalkan begitu saja oleh Claude, Quinn akhirnya memutuskan untuk berdiam diri di dalam kamar. Dia hanya berbaring santai di atas ranjangnya dengan menatap langit-langit kamar sembari memikirkan banyak hal.

          Quinn bertanya-tanya mengapa Claude menciumnya lagi? Dan mengapa dia meninggalkannya begitu saja? Quinn jadi pusing sendiri memikirkannya. Dia berharap dirinya bisa menceritakan pada seseorang termasuk Hannah ataupun Grace tapi dia merasa ragu. Dia khawatir kedua gadis itu meskipun mereka dekat tidak memungkinkan keduanya akan menceritakan pada yang lainnya. Dia tak mau itu terjadi, sebab dia malu sekali.

          Pintu tiba-tiba diketuk dari luar. Quinn mengernyit heran dan bertanya-tanya siapa yang mengetuk-ngetuk itu? Dia akhirnya segera bergegas bangun dan melangkah membukakan pintu. Melihat siapa yang mengetuk, Quinn dibuat heran begitu sosok tersebut terpampang di hadapannya.

          “Quinn, datanglah lebih dulu ke sekitaran depan pintu ruang bawah tanah di bagian paling belakang bangunan kastil sebentar lagi.” kata Bryson begitu melihat Quinn muncul membukakan pintu.

          “Ruang bawah tanah?” Quinn tiba-tiba kepikiran dengan larangan Claude bahwa ia tak boleh masuk sembarangan ke sana. “Tapi ada apa, Bryson?”

          “Tunggu saja aku di sana. Aku ingin mengobrol bebas denganmu.” Bryson sepertinya tidak begitu memperdulikan bagaimana ekspresi tidak setuju yang ditunjukkan di wajah Quinn saat ini. “Datang saja sekitar sepuluh atau lima belas menit lagi. Aku menyelesaikan terlebih dahulu tugasku, baru aku akan menemuimu.”

          Quinn bahkan belum menyetujuinya. “T—tapi, Bryson—”

          “Bye, Quinn.” Bryson segera berlalu sembari melambaikan tangannya. Tak lupa ia tersenyum cerah. “Temui aku sebentar lagi. Sampai jumpa.”

          Quinn hanya bisa berdiri seperti orang tolol di depan pintu kamar. Dia jadi gelisah sendiri, apakah harus datang ke sana atau tidak? Tapi seingatnya, Claude sudah melarangnya untuk tidak masuk ke ruang bawah tanah. Lagipula Bryson hanya mengatakan untuk menunggunya di sekitaran depan pintu ruang bawah tanah bukannya malah mengajaknya masuk ke dalam ruang bawah tanah. Jadi sepertinya tidak akan ada masalah jika dia kesana.

          Setelah memikirkan berkali-kali dan merasa akan baik-baik saja, Quinn pun pergi menuju ke tempat yang sudah dikatakan oleh Bryson. Awal mulanya dia agak kebingungan melewati lorong-lorong untuk mencapai ke bagian belakang karena biasanya dia jarang sekali membersihkan daerah ini.

          Quinn melangkah menuruni undakan tangga ke bagian belakang setelah melewati lorong yang remang-remang. Rasa sepi dan sunyi ini membuatnya merinding. Quinn melirik-lirik sekitar untuk memastikan bahwa dia tidak tersesat. Dia pernah sekali melewati lorong menuju ke depan pintu ruangan bawah tanah ketika membantu Hannah membersihkan daerah ini untuk pertama kalinya. Karena sempat merasa agak takut dan tak nyaman akhirnya posisinya digantikan oleh Grace yang sudah terbiasa.

          Memastikan sekali lagi bahwa dia tak berada di dekat pintu ruang bawah tanah, Quinn memilih berdiri agak jauh. Dia memutuskan untuk berdiri di dekat undakan tangga menuju ke lorong atas. Bryson belum juga muncul. Quinn sendiri juga sudah merinding sejak tadi. Dia semakin dibuat gelisah. Semoga saja Bryson tidak sedang mengerjainya. Dia akan sangat marah jika hal itu benar-benar dilakukan oleh Bryson.

          Mungkin sudah lebih dari lima belas menit, sosok Bryson belum juga muncul. Quinn mulai merasa aneh dan semakin gelisah. Dia merasa pintu ruangan bawah tanah itu seperti memanggilnya—seperti menyuruhnya untuk masuk. Walaupun Quinn sebenarnya agak takut tapi dia juga penasaran dengan apa yang ada di dalam sana, bahkan sampai Claude juga melarangnya masuk.

Night BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang