TIBA-TIBA Quinn kepikiran dengan perkataan Bryson bahwa dia memang harus mengembalikan buku diari tersebut ke tempat semula. Meskipun pada kenyataannya Quinn sangat ingin tahu tentang kisah hidup Ilinca dan Claude lebih jauh, begitu juga tentang saudara perempuannya yang juga mencintai Claude. Akan tetapi jika dipikir-pikir tidak baik juga terlalu banyak ingin tahu tentang hal pribadi mereka. Kalau Claude sampai tahu hal ini, bisa dipastikan dia tidak akan suka. Dia kemungkinan besar akan sangat marah.
Quinn sontak menyentuh bibirnya. Pikirannya kembali terlempar pada saat Claude dengan sangat berani menciumnya. Ciuman itu...
Memikirkan tentang ciuman tersebut membuat Quinn jadi tak bisa melepaskan sosok Ilinca Niculescu di kepalanya. Rasanya dia agak bersalah karena berciuman dengan suami orang lain tapi mengingat lagi jika Ilinca sudah tiada membuat perasaan aneh itu agak sedikit berkurang. Dia merasa biasa-biasa saja.
Akhirnya Quinn kembali mengambil buku yang dia simpan tadi dan mulai keluar dari dalam kamarnya. Dengan penuh hati-hati, dia melangkah menuju ke ruang bawah tanah kembali. Semoga saja Claude tidak tahu dia telah lancang membaca buku diari milik istrinya. Dan semoga Bryson tidak berbicara macam-macam pada siapapun. Biarlah ini menjadi rahasia mereka saja.
Baru saja Quinn hendak menginjakkan kakinya di undakan tangga menuju ke lorong bawah, dia mendengar suara pertengkaran. Suara yang tidak asing lagi. Mata Quinn terbelalak sembari mengintip diam-diam dari arah tangga setelah dia turun perlahan untuk melihat apa yang sedang terjadi.
“Aku benar-benar membencimu!” teriak Elmira dari dalam ruang bawah tanah yang pintunya sedang terbuka. “Mengapa kau tidak menghukumnya dengan kejam? Mengapa? Dia hanya seorang manusia biasa! Lebih tepatnya budakmu! Ingat, dia... hanya... budak! Tidak lebih dari itu! Apa yang membuatnya begitu istimewa di matamu?”
Quinn meringis dalam diam. Dia memilih bersembunyi di sekitaran undakan tangga dan tak berani turun ke lorong. Dia juga heran mengapa Claude dan Elmira sedang berada di ruang bawah tanah saat ini. Padahal dia hanya ingin segera mengembalikan buku diari yang dibawanya ini. Jika sudah begini masalahnya akan menjadi repot lagi.
“Pergi dari ruangan ini dan juga dari kastilku!” bentak Claude dengan suara yang terdengar dingin dan lantang.
“Tidak akan! Aku datang kesini untuk mengingatkan kau bahwa dia hanyalah manusia... tidak, budak. Yang artinya dia bisa menjadi makanan kita. Yang bisa dinikmati kapanpun. Dia itu tidak berharga bahkan berguna sama sekali jika bukan karena darahnya. Seperti yang aku ketahui, akulah yang paling berharga dan berguna di sini. Aku hanya butuh kita untuk saling jatuh cinta. Kita mencintai satu sama lain.” Elmira memelankan suaranya dengan nada lemah lembut, tapi bagi Quinn suaranya terdengar penuh kepalsuan.
“Jatuh cinta saja kau sana sendirian. Jangan mendikteku. Tidak akan ada yang bisa merubahku. Siapapun dia.” kata Claude dengan tegas. “Kau hanya beruntung karena ayahmu adalah salah satu pejabat di kerajaan. Tidak lebih daripada itu. Jika kau bukan putrinya, kau hanya akan berakhir layaknya seorang pelacur.”
Elmira memasang wajah dongkol. “Beraninya kau berbicara seperti itu padaku!”
“Kau harus sadar dengan posisimu. Kau seharusnya berpikir dengan siapa kau berbicara saat ini. Aku adalah Putra Mahkota. Aku bisa mengatakan apapun yang ingin aku katakan.” Dengan penuh keangkuhan Claude membuat Elmira makin kesal.
“Darimana datangnya kearogananmu yang memuakkan itu? Apakah dari gadis yang tidak berguna itu? Quinn? Ingat, Claude, sadarkan dirimu, dia nyatanya bukanlah Ilinca yang kau—” Elmira bahkan tak sempat menyelesaikan kata-katanya sebab tubuhnya langsung terdorong ke dinding sehingga menyebabkan pintu ruang bawah tanah menjadi hancur berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Blood
VampirQuinn Carson-Link merasa berhutang budi dengan sosok misteriusーsepertinya dia belum pernah melihatnyaーkarena telah menyelamatkannya. Suatu hari sosok misterius itu mendatanginya kembali dan meminta Quinn membalas budinya, namun yang ada Quinn malah...