CHAPTER 17 ◆ The Arrival Of The Vampire King And Queen

141 8 0
                                    

          “QUINN, kau harus bangun.” Hannah berbisik di telinga Quinn yang merasa jengkel karena masih mengantuk.

          “Hannah ...” Quinn memilih menutup telinganya. “Jangan ganggu aku.” Ia merasa nada bicara Hannah tampak kaku dan suasana di sekelilingnya pun jadi aneh. Ada apa?

          “Ayolah bangun.” Hannah tetap memaksa meskipun ia sebenarnya ingin membiarkan saja Quinn tetap tidur, lagipula ini masih terlalu pagi untuk bangun.

          “Tidak.” Quinn yang keras kepala menarik selimutnya sampai ke kepala. Namun tiba-tiba saja ia tersentak kaget karena ada yang menarik paksa selimut yang menutupi dirinya dengan gerakan kasar. “Hey Hannah, apa-apaan—”

          “Kau harus bangun, Pemalas!” bentak Timofey sembari melempar jauh selimut yang Quinn gunakan.

          “Huh!” Quinn jadi kaget sendiri. Ia terbelalak mendapati jika Timofey ada di samping ranjangnya sedang melotot dan berkacak pinggang. Ia kemudian melirik Hannah yang meringis sembari memberinya kode untuk segera bergegas bangun. Oh jadi inilah penyebab mengapa suasananya jadi aneh dan nada bicara Hannah juga terdengar kaku.

          “Cepatlah beranjak dari ranjangmu dan bersiap-siaplah.” kata Timofey yang memerintah. “Raja dan ratu sudah ada di sini sejak tadi.”

          Nah bagus. Quinn jadi kelabakan sendiri. Dia langsung bangun dari ranjangnya dan melangkah ke kamar mandi terburu-buru dan mulai bersiap-siap. Timofey terus mengikutinya sampai ke depan pintu kamar mandi dengan mengatakan jika Claude menginginkan dia untuk membawanya bertemu dengan kedua orang tuanya.

          “Apa aku harus menyeretmu agar kau cepat berjalan?” Timofey kesal menunggu Quinn yang dipikirnya terlalu lama bersiap-siap.

          “Iya. Ini aku sudah siap.” Quinn langsung keluar begitu sudah berpakaian rapi. Hannah sempat memberinya semangat sebelum ia juga harus sibuk dengan tugasnya sendiri.

          “Lamban sekali!” kata Timofey yang semakin kesal. Ia menarik paksa pergelangan tangan Quinn agar mereka bisa berlari bersama menuju ke ruangan di mana Raja Dmitry dan Ratu Lyudmila berada.

          “Oh, ya ampun.” Quinn tidak tahan berlari cepat sepanjang lorong dengan tangan dipegang erat. Ia ingin meronta tapi Timofey sudah melototinya untuk menurut.

          Sesampainya di depan ruangan, Quinn menenangkan nafasnya yang tersengal-sengal. Letih sekali, pikirnya. Tapi Timofey terlihat baik-baik saja meskipun nafasnya naik turun. Dia masih memberinya tatapan peringatan agar Quinn tidak melakukan hal aneh yang memalukan. Begitu ruangan dibuka oleh Timofey, terpampanglah seorang pria dan wanita yang berpenampilan elegan dan tidak tampak tua sama sekali seperti yang dipikirkan Quinn. Mungkin mereka lebih cocok seperti saudara Claude ketimbang orang tua. Wajah mereka juga tidak jauh berbeda. Di sekitar mereka ada beberapa penjaga dengan tubuh yang tinggi dan pucat. Sayangnya Claude belum muncul juga. Di atas meja terdapat gelas-gelas kaca yang terisi oleh darah Hannah maupun Grace yang diambil kemarin.

          “Maafkan hamba, Yang Mulia,” Timofey mulai bersuara. “Gadis ini bangun terlambat sehingga menyebabkan kami baru muncul sekarang. Bukankah begitu, Quinn?”

          “Eh ... uh, ya. Maafkan aku.” Quinn sedikit gugup. Ia menundukkan kepalanya karena merasa agak malu.

          “Tidak apa-apa.” sahut Ratu Lyudmila dengan pengertian. Ia memang tampaknya seperti ibu yang baik.

          Mata Quinn melirik Timofey yang beranjak menuju ke samping Ratu Lyudmila yang duduk tenang di sofanya. Timofey memberikan tatapan perintah bahwa Quinn harus berada di samping Raja Dmitry. Menahan diri untuk tidak mengeluh dan mengeluarkan suara jengkel, Quinn dengan terpaksa beranjak menuju ke samping sang raja dan berdiri diam di sana. Sebagai seorang budak kini dia harus melayani mereka berdua dengan baik meskipun dalam hatinya memberontak. Tapi Quinn akui jika Raja Dmitry sangat tampan sekali. Ekspresi wajahnya meskipun pucat pasi tetap terlihat jauh lebih ramah ketimbang wajah Claude yang angkuh dan dingin. Raja adalah sosok tampan yang sangat ideal menjadi pasangan.

Night BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang